[www.infodiknas.com]Dalam rangka melaksanakan dan mengembangkan pendidikan karakter di kalangan sivitas kademika, UNISMA melaksanakan serangkaian kegiatan, yang antara lain adalah stadium general.Stadium general dilaksanakan kemarin tanggal 6 Nopember 2013 dengan narasumber Dr. Hj. Nurhayati Ali Assegaf dari Partai Demokrat.
Kegiatan stadium general yang dilaksanakan di Ruang Seminar Oesman Mansoer itu mengambil tema “Model Pengembangan Pendidikan Karakter dalam Menopang Pembangunan di era Global (Penguatan Pendidikan Karakter di Perguruan Tinggi). Tema ini memang dipilih dalam rangka mencari masukan dalam kaitan dengan proses penyusunan program pendidikan karakter di lingkungan UNISMA. UNISMA ingin memiliki karakter spesifik yang membedakannya dengan perguruan tinggi lainnya di Indonesia, khususnya di lingkungan Nahdhatul Ulama.
Ketua panitia, Dr. H. Masykuri Bakri, M.Si dalam sambutannya menyatakan “Kehadiran Ibu Hj. Nurhayati Ali Assegaf ke UNISMA bukan hanya untuk kegiatan sekarang, melainkan juga untuk mendukung dan memberikan trobosan-trobosan untuk melaksanakan kerjasama dengan berbagai negara.” UNISMA adalah lembaga pendidikan tinggi yang didirikan oleh para Kiai Nahdhatul Ulama. Ketua penitia menegaskan dalam sambutannya, “Saya yakin di dalam diriIbu Dr. Hj. Nurhayati Ali Assegaf adalah darah Nahdhatul Ulama. Oleh sebab itu sangat tepat jika pada acara ini kita menghadirkan beliau di kampus UNISMA.”
Selanjutnya Rektor UNISMA, Prof. Dr. H. Surahmat, M.Si. memberikan sambutan dan sekaligus membuka acara tersebut. Dalam sambutannya, rektor UNISMA menyatakan “Menurut sepengetahuan saya bahwa nama Assegaf memang orang yang berjuang di dalam Nahdhatul Ulama. UNISMA dibangun oleh Nahdhatul Ulama dan tanahnya milik Nahdhatul Ulama. Dan satu-satunyaperguruan tinggi Nahdhatul Ulama yang terakreditasi dengan Nilai B adalah UNISMA. Ini adalah suatu kemulian dihadiri oleh Dr. Hj. Nurhayati Ali Assegaf yang mana beliau adalah orang Nahdhatul Ulama.” Rektor UNISMA juga menyampaikan bahwa sekarang ini UNISMA telah memiliki 50 doktor yang telah bekerja aktif di UNISMA, dan sisanya masih dalam proses studi. UNISMA juga sedang fokus pada upaya mewujudkan kelas internasional (word class), dan pada tahun ajaran baru ini UNISMA telah menerima beberapa mahasiswa baru dari berbagai negara.
Dr. Nurhayati Ali Assegaf, dalam orasi ilmiahnya menyampaikan, “Kita jangan diperbudak oleh uang dan waktu, melainkan kita yang menggunakan waktu dan uang.Keberhasilan seseorang antara lain ditentukan oleh kesiapan dan kemampuan kita dalam mengelola waktu dan uang. Kita yang harus memperbudak waktu dan uang.” Maksud dari pernyataan itu bahwa kita jangan banyak menyia-nyiakan waktu dalam hidup ini dan jangan menjadi budak dari uang. Selanjutnya dia menegaskan, “Kesempatan itu bukan ditunggu, melainkan kita ciptakan. Bukan setelah ada kesempatan kita bergesa-gesa untuk memasuki peluang itu. Orang bisa terpleset bukan karena batu besar saja, tetapi bisa juga karena krikil kita terjatuh.”
Dalam hal pendidikan keluarga dalam rangka membangun karakter anak, maka keteladanan adalah penting. Kalau memberikan anak oleh-oleh biasakanlah dengan oleh-oleh berupa bacaan. Sebagaimana yang ia tandaskan, “Berilah oleh-oleh pada anak berupa buku. Memang pada mulanya anak bisa protes, tetapi biarkan terus kita bawa oleh-oleh buku.”
Nurhayati telah membiasakan dalam keluarga bahwa sesibuk-sibuknya dia menjalankan tugas kenegaraan, dia tetap ada kesempatan untuk bersama dan mendidik anak-anaknya. Dia tidak biasa memanjakan anak-anaknya, walaupun dia termasuk golongan ekonomi sangat mapan anak-anaknya biasa pergi ke sekolah naik kendaraan umum.
Pada akhir orasinya, Dr. Nurhayati Ali Assegaf menawarkan pada pimpinan UNISMA, “Silahkan manfaatkan saya pada saat saya pulang ke Malang untuk ikut mengisi kegiatan di kampus UNISMA.” Bukan hanya itu, dia juga memberikan nomor handphone dan alamat rumah pada para peserta stadium general dan memberikan kesempatan pada mereka untuk silaturrahmi. Memang luar biasa. (Rulam Ahmadi)