
sp/alex suban
Martha Tilaar
istimewa
Indonesia memiliki aneka ragam tumbuhan obat (herbal), namun belum dikembangkan secara optimal.
Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman hayati, terutama tanaman obat terbesar kedua setelah Brazil. Sayangnya, Indonesia dinilai belum menanggapi secara positif dan memanfaatkan obat tradisional Indonesia sebagai primadona bangsa.
Pengobatan herbal dan pemanfaatan herbal dalam perawatan kesehatan pada berbagai penyakit, serta pemanfaatan herbal sebagai komponen estetika Indonesia, misalnya dalam bentuk ramuan untuk lulur, mengir, spa dan lain-lain. Herbal seperti jamu-jamuan merupakan bagian dari sejarah dan kebudayaan masyarakat serta memiliki konsep yang hanya dimiliki oleh bangsa Indonesia.
Sehubungan dengan itu, maka sangat diperlukan tenaga-tenaga ahli di bidang herbal Indonesia untuk meningkatkan produk obat herbal atau kosmetik unggulan Indonesia yang mampu menembus pasar dunia. Untuk mendukung hal itu, Departemen Farmasi FMIPA Universitas Indonesia membuka program Magister Herbal, dengan peminatan Herbal Medik, Herbal Keperawatan, dan Estetika Indonesia.
Pembantu Rektor I Universitas Indonesia Mohammad Anis menjelaskan, dibukanya program ini merupakan bukti bahwa jamu merupakan suatu objek yang perlu dikaji secara ilmiah. Dia berharap ke depannya, program ini bisa menghasilkan tenaga-tenaga ahli di bidang herbal yang mampu membuat jamu sebagai produk yang bersaing, baik di dalam maupun di luar negeri.
Program magister herbal itu akan fokus pada penelitian yang dapat mengangkat produk berbasis herbal seperti jamu di dalam dan luar negeri, serta mengurangi dampak negatif dari produk jamu yang menggunakan penambahan bahan kimia.
“Biasanya penelitian dilakukan secara individual, karena itu diperlukan kombinasi antara akademik atau teori dan penelitian herbal sehingga dapat meningkatkan mutu herbal di Indonesia,” ujar Anis.
Program magister herbal UI itu ada di bawah fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam bekerja sama dengan Martha Tilaar Group. Diharapkan lulusan program magister herbal ini dapat menggali, mengembangkan serta melestarikan kekayaan alam dan budaya Indonesia.
Pemilik Martha Tilaar Group, Martha Tilaar menjelaskan keberadaan program studi yang berfokus terhadap herbal merupakan sesuatu yang sangat penting di Indonesia. Hal tersebut dikarenakan Indonesia kaya akan tanaman herbal dan tanaman kosmetik aromatik.
Menurut Martha Tilaar, beberapa negara bahkan sudah terlebih dahulu menjadikan pengobatan herbal sebagai ilmu yang dipelajari di universitas-universitas. “Universitas di Tiongkok sudah mendorong pemanfaatan pengobatan tradisional. Di India dan Thailand, pengobatan herbal sudah menjadi bagian dari kesehatan masyarakat,” katanya.
Program Magister Herbal dilaksanakan dalam 4 semester dan dapat diselesaikan dalam 3 semester. Beban studi sebesar 42 SKS meliputi mata kuliah inti program studi sebanyak 42 SKS termasuk tesis.
Martha Tilaar menuturkan, Program Magister Herbal ini merupakan jawaban terhadap masalah-masalah yang timbul berkaitan dengan jamu dan produk berbasis herbal lainnya. Seperti banyaknya praktik herbal yang tidak sesuai dengan aturan dalam hal pembuatannya, karena pembuatan produk herbal harus dilakukan secara bersih, tepat dan benar.
Kurangnya tenaga kompeten dalam bidang herbal yang dapat memberikan konsultasi agar praktik pengobatan tradisional tidak menimbulkan efek samping dan dapat dipertanggung jawabkan. Di samping itu, belum banyak dokter yang mau memanfaatkan produk herbal Indonesia karena kurangnya data penelitian ilmiah hingga studi klinis. Banyaknya obat herbal impor yang menyebabkan produk herbal Indonesia menurun akibat kurang bisa bersaing. [D-11]
http://www.suarapembaruan.com/index.php?modul=news&detail=true&id=23529