PADA 12 juli 2001 puluhan mahasiswa dari tujuh fakultas berkumpul untuk membentuk organisasi bernama Lembaga Pers Mahasiswa atau LPM tepatnya di lantai II kampus UMSU Jalan Gedung Arca.
Pertemuan ini menjadi titik awal lahirnya Unit Kegiatan Mahasiswa-Lembaga Pers Mahasiswa (UKM-LPM) Teropong UMSU, tanpa memiliki nama melainkan hanya sebuah Lembaga.
Awal mula dibentuknya Teropong dikarenakan salah seorang pendiri Arifin pada saat itu mengikuti PJTL (Pelatihan Jurnalistik Tingkat Lanjut) di Pers Mahasiswa di Teknokra Lampung Lampung.
Ketika itu sang pendiri ditanya mewakili LPM darimana, sementara di UMSU belum ada lembaga pers mahasiswa. Sepulang Arifin dari PJTL di Lampung ia langsung mengajak beberapa temannya yang mewakili tujuh fakultas Umsu untuk membentuk suatu lembaga pers mahasiswa di UMSU.
Menurut cerita Arifin juga terinspirasi dari salah satu LPM di Usu yaitu Suara Usu. Ia memiliki teman yang bekerja sebagai Lay Out di LPM tersebut. Hingga munculah ide untuk membuat LPM di UMSU.
Mara Fenci Pemimpin Umum Teropong periode 2014 menceritakan kesulitan-kesulitan yang terjadi di awal terbentuknya Teropong untuk mendapat pengakuan dari pihak rektorat.
Perjalanan berdirinya Teropong penuh liku-liku, pengakuan dari pihak rektorat tidak semudah membalikkan telapak tangan. Sangat diperlukan kerja keras. Tetapi berkat ekstensi pengurus semuanya dapat terwujud.
Kejadian pada waktu itu membuat para pendiri pantang menyerah dan tetap semangat. Untuk sekedar mendapatkan pengakuan,para pendiri Teropong harus rela menunggu selama berjam-jam agar dapat bertemu Wakil Rektor (WR) I UMSU, H.Bahdin Nur Tanjung SE,MM. Dari pagi sekitar pukul 10.00 WIB dan diterima sore hari pukul 17.00WIB. Pertemuan itu merupakan titik awal persetujuan Rektorat UMSU.
Pemilihan nama Teropng adalah hasil musyawarah pendiri. Mara Fenci menceritakan pada Waktu itu ada beberapa nama yang diusulkan. Hasil musyawarah para pendiri pada waktu itu di tercetuslah nama Teropong. Kata Teropong sendiri adalah goresan tinta dari Eka Sapta Ridha mahasiswa Bimbingan Konseling UMSU. Dengan moto pada awalnya Menembus Cakrawala Tanpa Batas. Tetapi tidak diketahui pasti kenapa sang pencetus nama tersebut mengambil nama tersebut.
Goresan tinta itu ternyata memiliki imajinasi yang tinggi. bagaimana tidak, 13 tahun yang lalu ketika belum heboh internet, belum ada facebook, twitter dan pendidikan belum berbasis teknologi, dia mampu melontarkan imajinasinya yakni Menembus Cakrawala Tanpa Batas yang kini ditandai dengan lahirnya website Teropong.
Penerbitan awalnya hanya selembar kertas yang dicetak melalui fotocopi, dibagikan kepada siapa saja secara gratis. Tak mudah memang perjalanan yang harus dilalui, hingga mendapatkan perhatian khusus dari pihak rektorat dengan memberikan sekretariat di kampus.
“Dimulai dari membuat selebaran, di print terus di fotocopy habis itu dibagikan secara gratis , berangsur-angsur berubah format menjadi tabloid, kemudian sudah mulai berformat menjadi majalah,” jelasnya.
Saat ini Teropong sudah memiliki 2 produk, Majalah dan Newsletter serta satu media online. Produk-produk tersebut dikerjakan oleh seluruh anggota Teropong.
Tak hanya format majalah saja yang berganti, sistem perekrutan pun berbeda dari sebelumnya pada awal di bentuk yaitu adanya inisiasi.
“Untuk menjadi anggota Teropong ada yang namanya masa magang, namun sebelumnya harus melewati perekrutan dulu. Jadi pendaftaran, lalu ada proses interview, lalu setelah lulus mereka . Setelah lulus dari proses perekrutan maka masuklah ke fase magang, fase magang di Teropong itu 6 bulan, kemudian disitu ada istilah inisiasi ataupun kelulusan untuk menjadi anggota muda setelah mereka menjalani magang,” jelasnya.
Pergantian kepengurusan Teropong dilaksankan setahun sekali dibulan Januari. “Tetapi pada awal bulan sudah dibuka pendafataran calon pengurusan yang baru dan juga tidak sembarangan menunjuk untuk tiap divisi, tetap ada seleksi, jadi misalnya siapa yang mau jadi pemimpin redaksi tahun depan ada beberapa calonnya dikumpulkan lalu musyawarah langsung,” jelas
Mara Fenci mengungkapkan setiap pergantian kepengurusan tidak ada yang mau menjadi pemimpin umum. Ia menceritakan alasan yang tidak mau menjadi pemimpin umum dikarenakan tanggung jawabnya besar.
“Kalau sudah menjelang pergantian banyak yang tidak mau di tunjuk sebagai pemimpin umum, merasa belum bisa mengemban tanggung jawab yang sangat besar, tetapi dari senior sering memotivasi untuk lebih percaya diri dan tentunya harus ada jiwa kepemimpinannya,” ungkapnya.
Mara Fenci mengungkapkan harapannya untuk lembaga pers mahasiswa yang ada yaitu wartawan mahasiswa lebih idealis dalam setiap pemberitaan, jangan hanya mengandalkan program kerja tidak memikirkan suara-suara mahasiswa kemudian suara-suara rakyat tetapi lebih mementingkan penerbitan cepat terbit tidak mengerti apa isinya.
“Mahasiswa harus kritis tidak hanya memberitakan life style namun isu-isu hangat yang sedang terjadi agar pemberitaan berimbang,” ungkapnya.
Baru-baru ini Teropong menggelar acara Teropong Festival 2014 selama dua hari 28-29 November 2014.
Hadir dalam kegiatan tesebut kepala biro mahasiswa Radiman SE M Si, Forum Alumni Teropong Nur Akmal S Pd dan Fadli Akbar Lubis S p, serta Rektor UMSU DR Agussani M AP sekaligus membuka kegiatan Teropong Festival 2014.
Dalam kata sambutannya DR Agussani M AP mengapresiasi kegiatan yang di selenggaarakan oleh LPM Teropong Umsu.
“Sekarang ini UKM Teropong sudah banyak menciptakan terobosan-terobosan baru seperti membuat buku. Itu sebuah aset yang luar biasa. Pembelajaran kita pada hari ini bagi anak-anak SMA di Kota Medan dalam Teropong Festival 2014 ini sangat luar biasa. Mudah-mudahan kegiatan yang dilangsungkan selama dua hari berjalan baik dan melahirkan calon-calon jurnalis yang punya kepekaan, yang mempunyai naluri, dan mempunyai pengalaman tentang jurnalis itu ,” katanya dalam kata sambutan.
Ketua Panitia, Yusuf Rangkuti mengatakan tujuan kegiatan Teropong Festival 2014 ini adalah menumbuhkan rasa Nasionalisme khusus untuk kaum muda yang saat ini ada melenceng dari garis-garis ke Nasionalismeannya.
“Dengan tema Kibarkan Semangat Nasionalisme Muda Lewat Lensa dan Pena, ini mengajak para kaum muda untuk memperjuangkan negara kita ini,” jelasnya pada Harian Orbit.
Rangkaian kegiatan dalam Teropong Festival 2014 yakni perlombaan cipta puisi, musikalisasi puisi, fotografi dan karikatur sebanyak 150 orang peserta. Yusuf menungkapkan kegiatan yang setiap tahun dielenggarakan pada tahun ini peserta meningkat dan antusias. “Kalau untuk saat ini dari tahun lalu, kita bandingkan terjadi peningkatan dari tahun-tahun yang lalu,” ungkapnya. Alisa Medina.
http://www.harianorbit.com/teropong-umsu-menembus-cakrawala-tanpa-batas/