Sebanyak 32 murid SMPN 1 Kramatwatu dikeluarkan dari sekolah karena dinilai berprilaku buruk dan terlibat geng pelajar. Keputusan itu langsung menuai protes para wali murid dan langsung mendatangi sekolah. Perdebatan sengit antara pihak pengelola sekolah dengan wali murid pun terjadi di ruang guru SMPN 1 Kramatwatu, Senin (1/7/2013). Para wali murid tidak terima dengan keputusan sepihak itu.
Gamal, salah satu walimurid, mengaku merasa kecewa dengan keputusan sepihak dari pihak SMPN 1 Kramatwatu yang mengeluarkan anaknya dari sekolah karena diduga anaknya terlibat geng motor dan terlibat tawuran. “Anak saya tidak pernah ikut bergabung geng tawuran, sudah berkali-kali anak saya tanyakan. Memang benar bahwa anak saya mengamen di jalan. Saya akan memaklumi jika kenakalan anak saya dimarahi dan menegur, tetapi jika peringatan berupa kekerasan fisik yang menimpa anak saya, saya tidak akan terima,” ungkap Gamal.
Yana Suryana, Kepala SMPN 1 Kramatwatu, membenarkan bahwa ada 32 siswa yang dikeluarkan. “Mereka dikeluarkan secara terhormat dengan menaikannya di sekolah lain. Ada beberapa siswa yang terlibat anggota geng pelajar SMP terbukti dengan siswa memberhentikan mobil bak terbuka, mengajak tawuran sekolah lain dan lainnya sehingga mempengaruhi nilai akademik,” katanya.
Terkait dengan anggota geng, Rosyad Dandi, humas SMPN 1 Kramatwatu menjelaskan adanya geng pelajar ini yang diikuti murid sekolahnya. “Saya selintingan mendengar, anggota geng pelajar ini cara masuknya dengan pungutan dana, patungan atau lainnya. Dana tersebut kemudian dibuat jaket yang di belakanganya ada tulisan menantang orang yang melihatnya. Kami belum menemukan siapa pengelola dari geng ini, dugaan dari pihak luar yang memperkeruh suasana,” tambahnya. (BEMBY).
http://www.radarbanten.com/read/berita/10/12244/Terlibat-Geng-Pelajar-32-Murid-SMPN-1-Kramatwatu-Dikeluarkan.html