Singkawang – Untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Kota Singkawang, Walikota Singkawang Drs Awang Ishak MSi menantang pihak sekolah untuk menerima siswa bodoh.
“Kalau ada sekolah yang berani mengambil murid SD dan SMP dengan NEM (Nilai Evaluasi Murni) rendah dan menjamin keluaran siswanya tersebut meraih NEM lebih baik, Pak Awang akan berikan penghargaan,” tantang Awang Ishak di hadapan ribuan guru yang tergabung dalam Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kota Singkawang di Happy Building Singkawang, Kamis (20/12).
Masyarakat tentunya sudah maklum kalau selama ini SMP hanya berani mengambil murid SD yang lulus dengan NEM yang tinggi. Demikian pula dengan SMA hanya berani mengambil siswa SMP dengan NEM yang tinggi.
Sedangkan untuk murid yang lulus dengan NEM rendah, sering kali tersingkirkan ketika mendaftar ke jenjang yang lebih tinggi, karena pihak sekolah selalu mengutamakan untuk menerima anak didik yang meraih NEM tinggi.
Fenomena seperti yang berlangsung ini, tentunya menunjukkan sekolah hanya berani mengambil anak didik yang NEM tinggi dengan harapan dapat lulus dengan NEM tinggi pula, sehingga tidak mempermalukan nama sekolah.
Berdasarkan hal tersebut, Awang pun menantang semua sekolah untuk menerima anak didik yang memperoleh NEM rendah, tetapi bisa menjadikan anak tersebut lulus dengan NEM tinggi.
Bagi yang berhasil menjadikan siswa yang diterima dengan NEM rendah itu lulus dengan NEM yang sangat memuaskan, Awang akan memberikan penghargaan kepada sekolah tersebut. Tetapi dia tidak memerinci penghargaan yang dimaksud.
Tantangan yang disampaikan Awang itu diharapkan menjadi bahan pertimbangan dan semangat bagi semua guru untuk terus mendongkrak kualitas pendidikan di Kota Amoy ini.
Selain menyampaikan tantangannya terhadap pihak sekolah itu, Awang juga mengharapkan bantuan kepada guru-guru untuk meningkatkan kualitas pendidikan dengan kerja keras dan pantang menyerah. “Walikota tidak bisa mencerdaskan masyarakat tanpa guru,” katanya.
Dia juga mengingatkan kepada Kepala Dinas Pendidikan Kota Singkawang untuk benar-benar mengefisienkan jam mengajar guru, dengan memerhatikan beberapa hal seperti jarak antara rumah guru dengan sekolah. “Kelebihan jam mengajar guru harus dibijaki secara adil, ada juga yang harus dilihat jarak guru mengajar di daerah pinggir kota atau di dalam kota. Saat ini guru di Singkawang berjumlah 3.000 lebih orang, kadis harus yang pandai menghitung untuk mengefisienkan guru,” tegas Awang. (dik)
http://www.equator-news.com/singkawang/20121222/terima-siswa-bodoh-berani