Kesuksesan pelaksanaan ujian nasional (unas) di Bantul tidak bisa dilepaskan dari peran Kepala Dinas Pendidikan Dasar Bantul Drs Sahari. Dia menyemangati para siswa dengan rutin menggelar roadshow ke sekolah-sekolah.
AHMAD RIYADI, Bantul
Siang itu (27/4), suasana kompleks perkantoran Pemkab Bantul yang berada di Jalan Lingkar Timur Dusun Manding, Trirenggo, Bantul tampak sepi. Di ruang tunggu kantor Dinas Pendidikan Dasar Bantul hanya terlihat seorang PNS yang sengah sibuk memeriksa dokumen. Pegawai yang lain sedang ke luar kantor.
Maklum, siang itu para pegawai sedang beristirahat makan siang alias rolasan. Namun, ketika Radar Jogja mengetuk pintu ruang kepala dinas, sang empunya ruangan langsung menyahut. Iya. Silakan masuk, sahut Sahari.
Ruangan berukuran 3 x 4 meter terasa adem. Dengan suasana santai, Sahari mengaku memiliki sedikit kecemasan. Dia cemas karena pengumuman hasil pelaksanaan unas siswa SMP dan sederakat belum keluar.
Mudah-mudahan nilai unas anak-anak bagus dan angka siswa tidak lulus sedikit dibandingkan tahun lalu. Saya optimistis nilai unas tahun ini lebih baik dari tahun sebelumnya, kata pria kelahiran Bantul 24 Januari 1954 ini.
Sahari menceritakan, sebelum menjabat sebagai kepala Dinas Pendidikan Dasar Bantul dia berkarir sebagai guru. Dia mengajar di SD Mangunan, Dlingo, sejak 1974. Enam tahun mengabdi di sekolah tersebut, dia dimutasi ke SD Kasihan.
Setelah itu, dia promosi menjabat sebagai kepala sub direktorat pendidikan dasar pada 2007. Dinas pendidikan dipecah jadi dua akhir 2007. Pada 2009, saya ditugasi sebagai kepala dinas pendidikan dasar sampai sekarang, terang Sahari.
Sahari mengaku memiliki kiat khusus dalam menjalankan tugasnya sebagai kepala dinas pendidikan dasar yang menaungi lembaga pendidikan tingkat SD hingga SMP. Untuk mewujudkan Bantul sukses di bidang pendidikan, dia merangkul seluruh elemen masyarakat. Mulai bupati, wakil bupati, sekda, camat, muspida, kepala sekolah, guru, hingga orang tua siswa.
Jelang unas, saya roadshow ke sekolah-sekolah. Kami meminta lingkungan sekitar tempat tinggal siswa dan sekolah agar menjaga ketertiban saat jam pelajaran, terang ketua PGRI Bantul.
Strategi ini terbukti manjur. Para pelajar yang akan mengikuti unas merasa tenang dan semangat. Mereka merasa mendapatkan dukungan berbagai lapisan masyarakat.
Setiap kali jelang pelaksanaan unas, Sahari juga mengaku rajin mengunjungi sekolah. Dia bertemu dengan para guru dan siswa. Langkah ini ditujukan untuk menyemangati mereka.
Dinas meminta kepala sekolah agar mengadakan bimbingan konseling bagi peserta unas. Juga doa bersama untuk menjaga psikologi siswa tetap stabil, tidak stres, tandas alumnus IKIP Muhammadiyah Jogjakarta ini.
Selain itu, Dinas Pendidikan Dasar Pemkab Bantul mendorong guru dan kepala sekolah sering mengadakan try out bagi peserta didik. Dia juga meminta semua mata pelajar diselesaikan pada semester pertama.
Kebijakan ini didasari pemikikan pada semester kedua para siswa tidak lagi dibebani dengan mata pelajaran yang bersifat harian. Para siswa bisa lebih fokus mempelajari dan mendalami materi soal-soal ujian tahun lalu.
Dinas pendidikan mengadakan try out bagi siswa yang akan mengikut unas. Biayanya dari APBD Bantul dan APBD Provinsi DIJ, jelas bapak dua putra ini.
Di sela kesibukannya, Sahari menyadari pentingnya menjaga kesehatan. Dia mengaku tidak memiliki kiat khusus untuk menjaga kebugarannya.
Hanya, ujar dia, dia hampir setiap pagi menyempatkan jalan kaki. Seminggu sekali ikut senam yaitu pada hari Jumat bersama jajaran pegawai di lingkungan Pemkab Bantul, ungkap suami Suyatminah SPd tersebut. (*/amd).
— —
http://www.radarjogja.co.id/berita/utama/24872-tak-segan-gandeng-bupati-dan-orang-tua-siswa.html