Surabaya boleh bangga karena bisa menggratiskan biaya sekolah dari SD hingga SMA. Namun saat ini masih ada lebih dari 700 guru di kota ini belum sarjana. Bahkan sebagian besar dari mereka tetap belum mengantongi ijazah S1 hingga pensiun.
Kepala Bidang Ketenagaan Dinas Pendidikan Surabaya, Yusuf Masruh, menyatakan bahwa saat ini pihaknya disibukkan dengan urusan menyekolahkan ratusan guru itu agar mereka memenuhi kualifikasi sebagai pengajar.
“Ada 700-an guru yang belum S1. Mereka saat ini mengajar di TK dan SD. Mereka kami sekolahkan kembali,” ucap Yusuf, Sabtu (3/9/2011).
Pemerintah saat ini mensyaratkan setiap guru yang mengsajar di berbagai jenjang pendidikan harus minimal berijazah S1, bahkan untuk mengajar TK sekalipun. “Sudah tiga tahunan, pemerintah menerapkan standar kualitas guru ini harus sarjana,” lanjut Yusuf.
Dinas Pendidikan Kota Surabaya tahun ini serius memenuhi standar minimal bagi para pengajar tersebut. Yusuf mengaku mati-matian mengajak mereka kembali kuliah agar mendapat kualifikasi S1.
Mereka yang saat ini mengajar TK atau SD dan belum menyandang S1 dipilih untuk disekolahkan lagi menjadi sarjana. Dinas Pendidikan langsung menggandeng Unesa untuk menyempurnakan standar pendidikan bagi guru ini, terutama untuk program S1 PGTK dan S1 PGSD.
Yusuf menambahkan, saat ini ratusan guru di seluruh Surabaya itu sedang menempuh pendidikan S1 atau penyetaraan S1. Mereka hanya perlu menambah matakuliah yang belum diperoleh saat kuliah DII.
Agar tidak berbenturan dengan jam mengajar, waktu kuliah mereka pun harus disesuaikan.
“Mereka kami gratiskan agar sesuai kualifikasi yang ditetapkan pemerintah. Semata-mata untuk peningkatan mutu pendidikan di Surabaya. Kuliahnya seperti biasa datang ke Unesa,” imbuh Yusuf.
Standarisasi guru minimal harus kualifikasi S1 tersebut akan terus berjalan hingga 2015. Hal ini sejalan dengan target nasional. Empat tahun lagi, tidak ada lagi guru berijazah kurang dari S1.
.
http://www.surya.co.id/2011/09/03/surabaya-terbeban-700-guru-belum-sarjana