|
Provinsi Sulawesi Tengah hingga usianya ke-46 tahun 13 April 2010 dinilai belum maksimal dalam mendorong pembangunan sumber daya manusia (SDM) yang bersinergi dengan ketersediaan sumber daya alam (SDA).
Palu, 12/4 (Antara/FINROLL News) – Provinsi Sulawesi Tengah hingga usianya ke-46 tahun 13 April 2010 dinilai belum maksimal dalam mendorong pembangunan sumber daya manusia (SDM) yang bersinergi dengan ketersediaan sumber daya alam (SDA).
“Pembangunan SDM di Sulteng yang bersinergi dengan ketersediaan sumber daya alam kelihatannya masih lambat. Tapi doktor di bidang lain seperti sosial, politik, hukum sudah cukup banyak di daerah kita,” kata Ketua Komisi IV DPRD Sulteng Basri Sono di Palu, Senin.
Tanggal 13 April 2010, Sulteng memasuki usianya ke-46 tahun. Lazimnya, setiap HUT berbagai kegiatan seremonial dilaksanakan pemerintah daerah setempat.
Basri Sono mengatakan, dalam usia ke-46 tersebut, Sulteng mestinya sudah harus mengubah pola pembangunan dan pengembangan SDM yakni disesuaikan dengan potensi sumber daya alam yang tersedia di daerah ini.
“Pemerintah sudah harus memberikan beasiswa kepada putra daerah untuk belajar ke negera-negara maju dengan fokus pendidikan khusus, misalnya bidang pertambangan. Kita punya SDA yang banyak, tapi kita lemah dalam SDM,” kata Basri Sono.
Mantan Sekretaris Kabupaten Banggai itu mengatakan, potensi alam yang kaya raya di Sulteng belum seimbang dengan tingkat kesejahteraan masyarakat setempat.
Dimana-mana, kata Basri Sono, pemerintah Sulteng bangga dan mengampanyekan diri sebagai daerah yang kaya dengan potensi alamnya seperti periknanan dan kelautan. Tetapi faktanya di lapangan, justru masyarakat nelayan yang berada di lumbung kekayaan alam tersebut hidup dalam kondisi yang susah.
“Tidak percaya, coba perhatikan kondisi masyarakat kita di pesisir pantai. Padahal kita kaya dengan potensi alam. Kalau kita kaya mestinya masyarakat di pesisir juga hari ini sudah sejahtera. Kekayaan kita belum bisa terukur karena faktanya, masih banyak masyarakat miskin,” kata Basri Sono.
Dia mengatakan, Sulteng butuh doktor (tenaga ahli) dalam bidang perikanan dan kelautan maupun ahli dalam pertambangan. Dua bidang tersebut potensinya cukup besar di Sulteng, sehingga peluangnya untuk menyejahterakan masyarakat juga sangat besar.
“Kalau kita mau maju, yah kirim orang-orang kita belajar di negara-negara maju. Saya kira DPRD akan menyetujui anggarannya sepanjang jelas,” katanya.
Jika melihat peta potensi alam yang tersedia di Sulteng, kata Basri Sono, pemerintah sudah harus menyekolahkan putra daerah belajar ilmu pengelolahan biji besi, gas, maupun batu bara. Semua potensi itu kata dia, terdapat di Sulteng.
“Ini yang mestinya sudah harus dilakukan pemerintah provinsi dalam usianya sekarang ini,” kata Basri Sono.
Dia mengatakan, bicara tentang kesejahteraan masyarakat tidak terlepas dari dua aspek yakni SDM dan ketersediaan SDA. Sulteng sudah punya keunggulan SDA yang tidak semuanya dimiliki daerah lainnya.
Menurut Basri, dirinya sudah melihat beberapa negara maju di dunia bahkan pernah berkunjung ke Swiss hingga ke Vatikan tahun 1995.
Jika dibanding Sulteng, kata Basri Sono, kedua negara tersebut tidak memiliki potensi alam sekaya Indonesia tetapi karena masyarakat di sana maju, maka negaranya juga ikut maju.
“Coba mari kita belajar dari pengalaman Jepang. Pascabom Hirosima dan Nagasaki, pemerintah Jepang langsung membuat rencana induk (master plan) pendidikan. Makanya mereka maju. Kenapa kita tidak belajar dari kasus Jepang,” katanya.
Dalam usianya ke-46 ini, kata Basri Sono, bukan berarti Sulteng tidak mengalami kemajuan, hanya saja perlu dioptimalkan lagi khususnya dalam bidang pengembangan SDM.
Ke depan, kata mantan Ketua DPW Partai Amanat Nasional (PAN) Sulteng itu, Sulteng tidak bisa hanya berharap anggaran dari dana perimbangan pusat dan daerah tetapi harus bekerja keras memperoleh anggaran yang lebih banyak dari SDA yang tersedia.
Menurut dia, Sulteng di masa mendatang perlu menggenjot pendidikan, sebab suatu saat sumber daya alam di Sulteng akan habis, maka satu-satunya yang dapat menjawab tantangan tersebut adalah pengetahuan. (T.A055).
Sumber: http://news.id.finroll.com/nasional/nusantara/250444-dprd-sulteng-belum-maksimal-bangun-sdm.html