Penyakit stroke merupakan penyebab kematian tertinggi untuk kategori penyakit tidak menular di Indonesia. Saat ini jumlah penderitanya terus meningkat tajam dari usia di atas 40 tahun hingga di bawah 30 tahun. Hal ini disebabkan tingkat stres yang tinggi di kalangan remaja.
Dokter spesialis saraf dari Rumah Sakit Harapan Kita, Eka Harmeiwaty menjelaskan, stres di kalangan usia produktif merupakan hal wajar yang sering ditemui. Namun stres pada dasarnya mengganggu metabolisme yang mengakibatkan tekanan darah, sehingga memicu stroke.
“Begitu juga dengan makan junk food yang praktis dan simpel di sela kesibukan juga tidak baik bagi kesehatan, karena banyak mengandung lemak, garam, dan MSG (garam natrium),” kata Eka dalam diskusi kesehatan di Jakarta, Selasa (14/8).
Dikatakannya, tekanan darah tinggi, merokok, diabetes, obesitas dan kolesterol tinggi dapat menyebabkan terkena stroke. Divisi Pencegahan Penyakit Jantung dan Stroke di Amerika Serikat bahkan menemukan, dalam 14 tahun periode yang sama telah terjadi peningkatan penderita stroke di kalangan anak muda.
“Diabetes, kolesterol dan penggunaan tembakau, pemicu utama meningkatnya para remaja dan dewasa muda mengalami stroke. Sangat mencengangkan, jika melihat sejauh mana faktor risiko kardiovaskular pada populasi muda. Karena fokus pada pengendalian risiko ini biasanya ada pada kalangan orang tua,” katanya.
Perubahan gaya hidup juga berdampak pada pola hidup tidak sehat. Alhasil, masih muda tetapi bisa terkena penyakit jantung, diabetes, bahkan stroke. Stroke merupakan penyakit defisit neurologi yang bersifat bukan perlahan atau mendadak. Hal ini disebabkan karena adanya gangguan aliran pembuluh darah di otak. Bahkan stroke pun kini tak hanya menyerang masyarakat yang hidup di wilayah perkotaan tetapi juga dipedesaan.
“Kalau tiba-tiba terjatuh tanpa ada sebab yang jelas saat duduk, bisa jadi itu pembuluh darah yang mengalir ke otak tidak lancar. Segera periksakan ke dokter agar mengetahui penyebabnya. Sel-sel otak yang dialiri darah itu harus lancar,” sarannya.
Menurut Eka, stroke terdiri dari dua macam, yaitu adanya sumbatan pada pembuluh darah atau stroke iskemik dan pecah pembuluh darah atau stroke pendarahan. Keduanya dapat menyebabkan aliran suplai darah ke otak terhenti dan muncul lah gejala kematian jaringan otak.
Hal tersebut, katanya, dikarenakan asupan makanan yang tidak bergizi, konsumsi alkohol (pembuluh darah meradang dan bengkak), merokok (zat kimianya menyebabkan dinding pembuluh darah tipis dan keras), kurang berolahraga, bahkan stres di pekerjaan atau keluarga.
“Pasien saya yang masih muda, usia 30 – 35 tahun, kadar kolesterol dan trigliserida tinggi, anak muda sudah banyak terkena diabetes. Faktor-faktor itu kan berisiko menyebabkan stroke. Semua itu akibat gaya hidup, mulai saat ini ubah dengan makanan sehat dan rajin olahraga,” papar Eka.
Ia pun terus mendorong kaum muda untuk memulai sejak dini gaya hidup sehat. Karena stroke dapat dicegah melalui olahraga teratur, makanan sehat dan menghindari penyalahgunaan alkohol serta tembakau.
Sumber:
http://kesehatan.rmol.co/read/2012/08/31/76320/Stres-Bisa-Picu-Stroke-Kaum-Muda-