oleh Irwandi | |
Friday, 20 November 2009 | |
Modal paling mendasar menjadi wirausahawan adalah tekad dan keberanian mengambil dan menghitung resiko. Tanpa ini, diberi modal sebesar apapun, tidak akan pernah menjadi wirausahawan. Kalau sudah ada keberanian, kita beri kesempatan bagaimana mengelola bisnis dengan baik Kalimat ini dilontarkan oleh bapak Handito Joewono, Ketua Komite Tetap Pendidikan, Pelatihan, dan Magang Kadin Indonesia dalam acara live Special Dialogue Metro TV kerjasama Dikti. Juga tampil sebagai narasumber dalam acara ini: Dirjen Dikti, bapak Fasli Jalal dan Bapak Agus Windarto, Dosen ITS. Menurut bapak Anggito melihat antusiasme mahasiswa Indonesia terlibat aktif berkreasi dan berkompetisi dalam menampilkan proposal terbaik dalam program kewirausahaan mahasiswa yang dikembangkan oleh Dikti, meyakinkan kita bahwa menjadi pengusaha itu banyak yang mau. “Apalagi ini adalah model kewirausahaan yang berbasis pengetahuan dan kreativitas. Ide menjadi modalnya dan uang hanya menjadi jembatan saja kata bapak Agus Windarto. Sudah hampir sepuluh ribu mahasiswa terlibat dalam paket kewirausahaan mahasiswa Dikti. Artinya paket-paketnya cukup kompetitif dan diperkirakan satu berbanding lima belas. Bapak Fasli mengatakan program kewirausahaan mahasiswa yang telah dimulai oleh Dikti adalah dalam konteks memberi pengalaman keberanian mengambil dan menghitung resiko tersebut. “Ini juga adalah dalam rangka memastikan terpenuhinya syarat pengalaman wirausaha dua tahun, untuk mendapatkan akses permodalan reguler” tambah bapak Fasli Mahasiswa memiliki rencana yang jelas, sehingga usahanya berkembang dan dana terus bergulir. Untuk menjamin keberlanjutan ini menurut Dirjen ada perguruan tinggi yang menempatkan saham dalam usaha yang dirintis oleh mahasiswa. Ada yang membuat satu model, bahwa bagi yang sudah berhasil akan mengembalikan uang ke dalam satu tempat di luar dana pemerintah dan dipakai untuk membantu mahasiswa-mahasiswa yang lain. Setelah dua tahun mencoba melakukan dan berkembang menurut Dirjen ini akan membuka kemungkinan akses perbankan. “Bank Indonesia di beberapa tempat sudah minta kepada kalangan perbankan bahwa 40 juta paket kewirausahan yang diterima oleh satu tim kewirausahaan mahasiswa sudah bisa dinilai sebagai equity 30 per sen. Kalau usaha berjalan perbankan bisa masuk dengan 70 per sen saham/modal”. Sumber: http://www.dikti.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=437&Itemid=1 |

Spirit Kewirausahaan


