Sebagai anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa di Asia Tenggara (ASEAN), Indonesia telah sepakat menjadi bagian Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Salah satu konsekuensinya, perguruan tinggi perlu membenahi kurikulum yang berorientasi pada ASEAN.
Direktur Jenderal Kemahasiswaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Widyo Winarso mengatakan, di era MEA, kurikulum sebaiknya tidak lagi berorientasi pada kurikulum perguruan tinggi sendiri, melainkan harus dibuat dengan melihat lingkup ASEAN.
“Kurikulum kita jangan lagi asyik dengan diri sendiri, harus melihat lingkup lebih luas, antara lain ASEAN,” kata Widyo dalam Seminar Daya Saing Pemuda, Kunci Hadapi MEA, di Perpustakaan Pusat Universitas Indonesia, Kamis (9/10).
Menurut dia, lulusan Indonesia tidak hanya akan bersaing dengan lulusan dari Indonesia, melainkan dengan lulusan di tingkat regional ASEAN. Untuk itu, standar pendidikan perguruan tinggi di Indonesia harus mampu bersaing di tingkat regional.
“Nanti, lulusan kita dapat bekerja di negara lain. Namun, akan ada kesetaraan kualifikasi lulusan antara satu negara dengan negara lain,” ujar Widyo.
Lebih Gigih
Di hadapan mahasiswa, Direktur Jenderal Kerja Sama ASEAN Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Rosallis Rusman Adenan menegaskan, “Persaingan bukan lagi hanya di kancah nasional, tapi juga regional dan internasional.”
Ia mengakui, pemerintah butuh bantuan berbagai pihak untuk menyosialisasikan MEA. Dia juga berharap mahasiswa terus berupaya meningkatkan daya saing, termasuk belajar tentang negara-negara ASEAN, dan meningkatkan kemampuan bahasa Inggris.
“Kalau mahasiswa Thailand yang seharusnya lebih sulit mempelajari bahasa Inggris saja bisa, kenapa mahasiswa Indonesia tidak bisa,” ujar Rosallis.
Kelebihan Indonesia
Ahli ASEAN, Sofwan Albana, mengatakan kehadiran MEA umumnya disambut dengan dua pandangan ekstrem: bencana atau anugerah. Pasar tunggal ASEAN perlu disambut dengan optimistis karena Indonesia akan memegang peran besar di kawasan.
“Jumlah penduduk Indonesia mencapai 40 persen jumlah penduduk ASEAN. Jadi, keberhasilan Indonesia menjadi kepentingan ASEAN, karena keberhasilan Indonesia adalah keberhasilan ASEAN,” kata Sofwan.
Indonesia juga melimpah dalam hal sumber daya, yakni luas wilayah daratan dan lautannya yang terbesar dibandingkan dengan negara-negara lain. Luas daratan Indonesia 40 persen dari luas daratan Asia Tenggara, begitu juga luas laut Indonesia adalah 40 persen dari lautan di Asia Tenggara.
“Hal yang menjadi soal adalah, sudah seberapa besar upaya kita memanfaatkan potensi itu,” ujar Sofwan.
Sumber : Sinar Harapan
http://sinarharapan.co/news/read/141010030/songsong-mea-benahi-kurikulum-pt