Sebanyak 45 finalis National English Olympiad(NEO) 2014 adu cerdas di babak final yang digelar di Gedung Sasana Budaya Universitas Negeri Malang (UM), kemarin, (26/10/14). Sebelumnya, mereka telah menyisihkan ratusan peserta dalam tahapan seleksi babak penyisihan yang berlangsung Minggu (12/10) lalu. Seleksi tersebut dilaksanakan di delapan kota yakni Malang, Surabaya, Jember, Purwokerto, Bogor, Jakarta, Palembang, dan Samarinda.
Menurut Koordinator Pelaksana NEO 2014, Talita Sagitarani, peserta yang masuk ke dalam babak final tersebut harus menghadapi beragam model soal dan berbagai bentuk tes seleksi. Mulai dari listening, speaking, writing, hingga kemampuan reading akan menjadi santapan bagi para finalis. Untuk prosedur teknisnya, dalam babak final ini sendiri akan dilangsungkan selama tiga babak yakni, quarter final, semi final, dan final. Di babak quarter final akan ada tes listening. Di babak ini, para finalis akan diuji kemampuan pendengarannya dan mengerjakan dalam soal-soal yang berkaitan dengan literature atau kesastraan.
“Materi soal yang telah dipersiapkan untuk hari Minggu kemarin sudah melalui uji standar dengan dosen-dosen Sastra Inggris yang disesuaikan dengan kemampuan pelajar SMA se-derajat dan berstandar olimpiade bahasa Inggris Nasional. Nantinya akan diambil 25 peserta dengan raihan nilai tertinggi untuk melaju ke babak selanjutnya,” ujarnya kepada Malang Post kemarin.
Setelah melalui quarter final, dari 25 finalis yang telah terpilih akan maju ke babak semifinal. Tatat, panggilan akrabnya, juga menjelaskan bahwa di babak ini nantinya finalis akan mendapat banyak tantangan dan pertanyaan yang harus dipecahkan melalui games. Dari hasil penilaian selama games tersebut, juri akan menentukan para finalis yang berhak masuk ke babak final.
Di puncak acara, yakni babak final, akan ada enam finalis yang beradu kemampuan dan kemahiran dalam berbahasa Inggris khususnya pada aspek menulis, berbicara(speech), dan kolaborasi games. Tatat juga mengungkapkan bahwa di final nantinya, keenam finalis harus benar-benar menunjukkan kemampuan dan kapabilitasnya. Pasalnya, dari ketiga aspek yang dilombakan akan diakumulasikan seluruh nilai yang dicapai oleh masing-masing peserta untuk penentuan juara 1,2, dan 3.
“Saya yakin semua finalis yang mewakili tiap-tiap rayon akan berjuang dan berusaha sekuat tenaga. Persaingan berlangsung secara ketat. Meskipun rayon Malang merupakan rayon dengan jumlah finalis terbanyak, belum tentu Malang memiliki kesempatan yang lebih besar untuk menang. Itu semua tergantung dari masing-masing individu,” jelasnya.
Terpisah, ketua jurusan Sastra Inggris Universitas Negeri Malang, Dr. Johannes Ananton Prayogo, M.Pd, M.Ed sangat mengapresiasi dan bangga dengan capaian yang telah diraih oleh para peserta yang berhasil masuk dalam babak final di Malang. Meskipun nantinya akan ditentukan juara 1 sampai 3, namun bukan berarti finalis lainnya yang telah berjuang dalam babak final NEO 2014 harus tertunduk malu karena kalah.
“Semua yang hadir dalam babak final ini adalah pemenang. Saat sudah berada di Malang bukan lagi masalah menang atau kalah. Hal itu sudah biasa dalam kompetisi. Yang perlu dijadikan sebagai pelajaran hidup adalah adanya jalinan persahabatan antar finalis, mengatur emosi, hingga pengalaman dalam menambah pengetahuan khususnya di bidang bahasa Inggris,” papar Johannes.
Menurut pria kelahiran Mojokerto ini, ajang NEO 2014 mampu mewadahi para pelajar SMA se-derajat di wilayah Indonesia yang memiliki minat untuk mempelajari bahasa Inggris secara mendalam dan ingin menguji kemampuannya di kompetisi tersebut. Pasalnya, bahasa Inggris sendiri merupakan bahasa global dan diakui secara internasional. Sehingga, nantinya generasi muda Indonesia mampu bersaing secara ketat dengan pemuda-pemuda lainnya di dunia internasional. (mg/sir/oci)
http://www.malang-post.com/edupolitan/blog