MENCETAK anak didik yang berkualitas haruslah digarap tuntas. Jika tidak, hasilnya dipastikan bakal amburadul.
Pola inilah yang sudah 3 tahun diterapkan di SMP negeri 12 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
“Kami tak ingin setengah-setengah dalam menghasilkan siswa unggul sebagai aset bangsa,” kata Kepala SMPN 12, Dra Hartanti, MPd didampingi Wakilnya, Ruswan Effendi.
Ini dibuktikan dengan langsung menggembleng siswa kelas VII melalui pendalaman materi (PM)hingga Pk:15.00 untuk mata pelajaran (matpel) IPA dan Matematika. PM ini bergantian dua hari sekali dengan siswa kelas VIII. Adapun PM untuk siswa kelas IX berlangsung setiap hari untuk 4 matpel Ujian Nasional (UN).
Ia bersyukur terobosan ini didukung penuh oleh siswa dan komite sekolah. Meski masih anyar, tapi dalam setahun upaya itu mampu mendongkrak kualitas sekolah secara signifikan. Pada UN 2008/2009, SMPN 12 di posisi 50 se-DKI Jakarta dan setahun kemudian naik ke peringkat 12 dari sekitar 565 SMPN di Ibukota.
Selain UN, siswa sekolah yang kini sedang dalam proses meraih status Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) juga sarat meraih prestasi. Baik prestasi akademis misalnya juara lomba Olimpiade Siswa Nasional (OSN). Contohnya menjadi juara matematika tingkat Jaksel 2012.
Begitu pula dengan prestasi non-akademis melalui lomba Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (02SN) dan Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N). Sekolah yang dibangun pada 1955 dan berlokasi di Jln Wijaya IX no 50 ini menyediakan 14 jenis ekskul yang diminati siswa mulai futsal, marawis, voli dan lainnya. Prestasi teranyar sebagai juara I futsal seJabodetabek 2012 dan juara I Marawis tingkat DKI.
Dalam menunjang efektivitas pendidikan dan pembelajaran, sekolah unggulan DKI Jakarta ini juga memperkuat dengan penggemblengan emosional dan spritual.
“Kami mengusung motto kekuatan intelektual harus dilandasi kekuatan emosional dan spritual dalam menunjang suksesnya pendidikan,” tandas Hartanti didampingi staf Humas, Dalton Sinaga, staf Kesiswaan, Abdul Rozak dan staf Kurikulum, Sri Handayani.
Untuk aspek emosional, seluruh anak didik yang berjumlah 767 orang di 23 rombongan belajar kini digenjot untuk pengembangan karakter budi utama. Meliputi 7 unsur: jujur, tanggung jawab, disiplin, visioner, kerjasama, adil dan memiliki kepedulian sosial terhadap sesama.
Sedangkan aspek spritual, seluruh siswa dapat meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Sang Khalik. Realisasinya dari Senin hingga Kamis, siswa yang beragama Islam mengikuti Tadarusan selama 15 menit sebelum belajar. Khusus Jumat, membaca surat Yasin bersama para guru. Sedangkan siswa Kristen dan lainnya mengadakan doa bersama.
(rachmi/sir).
http://www.poskotanews.com/2012/05/13/smpn-12-tak-mau-setengah-setengan-cetak-siswa-unggul/