
Bahkan, atas prestasi tersebut, Fadhal dan lima temannya akan menjadi duta Sultra pada iven nasional yang rencananya dihelat di Aceh.
Selanjutnya, dijelaskan ide pembuatan pompa air tanpalistrik berawal dari hasil observasi di daerah persawahan di Kecamatan Ranomeeto, Konawe Selatan (Konsel) yang dilakukan selama sebulan. Berdasarkan pengamatan mereka, dijumpai banyak sawah yang mengalami kekeringan, padahal sudah ada pengairan atau irigasi. “Sawahnya luas tapi irigasinya tidak cukup,” katanya.
Meski di sekitar areal pematang dijumpai sungai, tetapi tidak bisa dimanfaatkan karena masih membutuhkan pompa air yang dinilai mahal dan butuh modal besar untuk memiliki benda itu. Hal itulah yang mendorong untuk mengagas ide sederhana. Uang senilai Rp. 150 dialokasikan untuk membeli pipa paralon sedangkan yang lainnya cukup menggunakan sampah plastik. Hasilnya, mengalirkan air dengan memanfaatkan tekanan udara.
Ia pun berharap, dengan alat sederhana itu sudah bisa memberikan gambaran dan solusi yang perlu dikembangkan untuk membantu para petani mengairi sawahnya. (rus)
http://kendarinews.com/content/view/14258/126/