Minggu, 19 Juli 2009, 21:20 WIB
Sekolah satu atap SMPN 5 Mantewe di Kabupaten Tanah Bumbu, Provinsi Kalimantan Selatan, membutuhkan teknologi informasi global atau jaringan internet guna mempermudah aktivitas birokrasi antara pihak sekolah dengan instansi lain.
Lebih dari itu, keberadaan jaringan internet diharapkan memberi dampak mudahnya penyampaian informasi kepada publik agar sekolah tersebut banyak diminati masyarakat meskipun letaknya jauh dari perkotaan, kata salah seorang guru SMPN 5 Mantewe, Nuripansyah, S.Pd, Minggu (19/7).
Sekolah yang dibangun satu atap tersebut adalah hasil pengembangan atau pemekaran SDN 2 Bulu Rejo di Kecamatan Mantewe, sekolah itu berdiri sekitar dua tahun lalu dengan jumlah tiga kelas dan siswanya ada sekitar 54 0rang, kelas satu 26 orang, kelas dua 12 orang dan yang terakhir kelas tiga sekitar 16 orang.
Selain mempermudah aktivitas birokrasi keberadaan jaringan internet itu juga dimaksudkan dalam rangka mempercepat peningkatan mutu pendidikan.
“Sebelumnya perusahaan tambang batu bara, PT Cipta Kridatama (CK) pernah menawarkan bantuan jaringan internet gratis untuk SMPN 5 Mantewe, dan kami secepatnya ingin mendapatkan bantuan jaringan tersebut,” katanya.
Untuk menanggapi penawaran PT CK pihaknya segera mengajukan sebuah proposal kepada perusahaan tersebut agar penggunaan internet dapat segera terealisasi.
Sedangkan PT CK diharapkan memberi petunjuk sekaligus bimbingan teknis tentang peralatan yang harus dibutuhkan agar jaringan internet itu bisa diterima langsung oleh pihak sekolah.
“Kami bangga kalau PT CK benar-benar membuktikan kepedulian itu,” ujarnya.
Menurut dia, berdasarkan informasi kalau untuk pendidikan bantuan dalam bentuk apapun pasti disalurkan PT CK, apalagi SMPN 5 Mantewe di Desa Bulu Rejo atau dilingkungan perusahaan dan satu-satunya sekolah yang berbentuk satu atap dengan fasilitasnya tergolong minim.
Dilihat dari letaknya SMPN 5 Mantewe jaraknya hampir mencapai 40 km dari Batulicin, pusat ibukota Kabupaten Tanbu, fasilitas jalan raya yang kurang memadai juga masih jadi penghambat peningkatan mutu pendidikan sekolah tersebut.
Teknologi informasi juga diharapkan bisa mempermudah hubungan interaksi antara pihak sekolah dengan dinas terkait atau pemerintah daerah, rusaknya infrastruktur jalan raya kesekolah diharapkan tidak menjadi hambatan serius terhadap interaksi tersebut agar kualitas pendidikan bisa lebih meningkat.(Ar/Ant)
Sumber: http://berita8.com/news.php?tgl=2009-07-19&cat=7&id=13271