Selasa, 16 Februari 2010 | 07:33 WIB
Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Esthon Foenay mengatakan, ada beberapa sekolah di wilayahnya dijadikan sebagai tempat transaksi narkoba.
“Transaksi narkoba itu dilakukan secara terbuka di ruang kelas,” kata Foenay saat berbicara pada Lokakarya Advokasi Media Massa dan Kelompok Strategis (Populasi Kunci) untuk Penanggulangan HIV/AIDS dan bahaya penyalahgunaan narkotika di Kupang, Senin (15/2) petang.
Peredaran narkotika yang sudah dilakukan dalam kelas ini, menurut Foenay, sangat disesalkan karena menjadi masalah kritis yang harus diselesaikan. Di mana, generasi muda yang seharusnya menjadi penerus bangsa dan daerah ini tidak lagi diandalkan karena sudah kecanduan narkotika.
“Saya minta kita semua untuk menyelesaikan masalah ini, sehingga penyalahgunaan narkoba pada generasi muda dapat dicegah,” katanya tanpa menyebut nama sekolah tempat beredarnya narkoba tersebut.
Jumlah kasus narkoba di NTT saat ini, menurut Foenay, sebanyak 23 kasus dan sebelas orang diantaranya sedang menjalani hukuman di lembaga pemasyarakatan (Lapas).
Selain itu, sebanyak empat orang dalam kondisi kritis, yakni tiga laki-laki dan seorang perempuan akibat kecanduan narkoba. Mereka telah dikirim ke panti rehabilitasi Denpasar. “Saat ini tiga orang berada dalam masa kritis dimana mengalami pendarahan otak akibat kecanduan narkotika,” katanya.
Sumber: http://www.tempointeraktif.com/hg/nusa/2010/02/16/brk,20100216-226056,id.html