Senin, 14 Desember 2009 – 21:26 WIB
– Aneh rasanya, seorang perempuan bersuami dua (poliandri). Tapi ini cerita nyata dadi Mojokerto (Jatim). Ny. Sarmini, 28, diadukan suami ke polisi karena kawin lagi dengan lelaki lain. Yang paling menyakitkan, proyek satu ranjang dua cinta tersebut justru dilakukan bersama teman akrab suami sendiri.
Tuntunan agama apapun mengajarkan, pasangan suami istri terdiri dari satu laki dan satu perempuan. Kalau Islam membolehkan poligami, pasti itu lakinya satu dan perempuannya yang empat. Jika perempuan satu punya pasangan lelaki lebih dari satu, itu hanya kisah pewayangan ala India. Pandawa lima di sana dikisahkan mengawini Drupadi yang hanya seorang. Maka ketika cerita wayang itu di Indonesiakan oleh para wali, Pendawa lima dibuat memiliki istri masing-masing. Mungkin agar tak berebut!
Istri Jamhadi, 38, sebetulnya juga hanya satu, yakni Ny. Sarmini. Tapi celaka tiga belas, tanpa sepengetahuannya dia menikah dengan pria lain, Dalimin, 32. Makin celaka lagi, lelaki tersebut sebetulnya teman akrab Jamhadi selama ini. Jadi, alangkah kurang ajarnya Dalimin itu. Lahirnya dia berteman akrab, tapi ternyata menggunting dalam sarung. Ini kan sama saja: Tuku jajan enake rengginang, paling cocok karo geplak. Kekancan karo sing lanang, kok sing wedok dicemplak (bersahabat sama suami, kok istrinya dikawini).
Ketika berurusan dengan cinta, terutama dengan lawan jenisnya, orang memang sering lupa akan sahabat, yang penting nikmat. Ini pula kelakuan Dalimin, warga Desa Pasinan, Kecamatan Baurena Kabupaten Bojonegoro. Dia sudah lama bersahabat dengan Jamhadi, warga Kelurahan Sentanan Kecamatan Magersari, Mojokerto. Bila sedang main ke rumah sahabatnya tersebut, Dalimin pasti dipersilakan menginap di rumahnya. Lalu esuk paginya ketika pulang ke Bojonegoro, selalu diberi sangu.
Anehnya, Dalimin ini sama sekali tak bisa membalas budi. Bagaimana tidak? Jamhadi sudah rela merogoh kantong demi teman, eh di lain kesempatan kok gantian Dalimin merogoh dada istri diajak kencan. Ternyata, selama ini diam-diam Dalimin selalu membayangkan dan mendambakan istri sahabatnya, Sarmini, yang bibirnya mini dan pantatnya maksi tersebut. Tentu saja aksi itu dilakukan saat Jamhadi pergi jauh dari tempat tinggalnya.
Hal itu terjadi saat Jamhadi dapat tawaran kerja di luar Jawa. Karena istri tak bisa dibawa serta, pada Dalimin sahabatnya dia berpesan, agar ikut menjaga istrinya. Eh nggak tahunya, sebulan setelah Jamhadi pergi Dalimin mengajak Sarmini yang putih bersih bodi seksi itu untuk berbuat hil-hil yang mustahal. Lantaran si wanita juga kesepian sekian lama jauh dari suami, akhirnya dia bertekuk lutut dan berbuka paha untuk Dalimin yang sahabat suaminya tersebut.
Sarmini tak hanya sekadar disetubuhi, tapi sekalian pula diajak kawin siri dan kemudian tinggal di rumah kontrakan di daerah Kranggan Kecamatan Prajurit Kulon. Di rumah inilah mereka mereguk cinta yang haraman wa asyikan itu. Di luar Jawa suami kerja banting tulang, di rumah kontrakan Sarmini “banting-bantingan” bersama Dalimin yang sedang memanjakan “si Imin”. Para tetangga sama sekali tak tahu bahwa di rumah sebelah terjadi praktek satu ranjang dua cinta.
Akhirnya, 6 bulan kemudian Jamhadi kembali ke Mojokerto dalam rangka setor benggol (baca: uang) sekaligus bonggol! Tapi ternyata bini tak di rumah. Setelah diusut ke sana kemari, ditemukanlah sang istri sedang praktek “kumpul kebo” bersama Dalimin sahabatnya. Kasus ini lalu diserahkan kepada polisi Polres Mojokerto. Saat ditangkap dan menjalani pemeriksaan, Dalimin mengaku bahwa beberapa bulan lalu sudah nikah siri. “Jadi kami ini sudah sah berbuat sebagaimana layaknya suami istri,” bela Dalimin.
Ya iyalah, tapi “kendaraan” itu kan barang colongan, Mas! (JP/Gunarso TS)
Sumber:
http://www.poskota.co.id/nah-ini-dia/2009/12/14/satu-ranjang-dua-cinta