Rektor Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang, Ir Soeparno Djiwo MT, mengakui ada kesalahan prosedur penyelenggaraan kegiatan Kemah Bakti Desa (KBD) jurusan Planologi yang berujung pada kematian mahasiswa baru Planologi, Fikri Dolasmantya Surya dalam jumpa pers di Ruang Sidang Rektorat ITN, Rabu (11/12/2013).
Soeparno membeberkan, kesalahan yang tidak sesuai juknis penyelenggaraan kegiatan itu adalah waktu yang melebihi batas, jarak lokasi kegiatan yang terlalu jauh, serta pembatasan pemberian air minum kepada peserta.
Sesuai pedoman, papar Soeparno, kegiatan mahasiswa di luar kampus dibatasi hanya dua hari satu malam, sementara KBD ini berlangsung lima hari. Jarak pelaksanaan yang diperkenankan kampus adalah 25 Km dari kota tempat penyelenggaraan, sementara kegiatan berlangsung di Pantai Cina, Sumbermanjing Watan, lebih dari 25 Km.
“Yang terakhir saat pelaksanaan, ada aturan panitia yang menyalahi prosedur, yaitu penjatahan air,” kata Soeparno.
Soeparno pun mengakui kurangnya pengawasan yang dilakukan dosen pembimbing yang juga pejabat jurusan di Planologi, yang hanya datang ke lokasi saat siang hari. Kesalahan prosedur ini membuat para peserta mengalami kelelahan, dehidrasi dan tindakan di luar kewajaran.
Atas kurangnya pengawasan yang dilakukan dosen pembimbing, Soeparno telah memberhentikan yang bersangkutan sebagai pejabat jurusan Planologi. “Sekarang yang bersangkutan hanya dosen biasa,” sambungnya.
Penanggung Jawab KBD, Hutomo Moestajab, menyatakan, kematian Fikri bukan karena kekerasan tapi karena dehidrasi. Berdasarkan keterangan yang didapat dari panitia KBD memang ada tindakan pembatasan air minum dan juga menjulek (mendorong kepala seseorang) yang dilakukan panitia.
Hutomo mengakui, pembatasan air minum itu merupakan kelalaian fatal yang dilakukan karena kegiatan dilakukan di pantai yang cenderung panas dan membutuhkan banyak cairan. “Postur tubuh almarhum yang gemuk juga membutuhkan banyak air. Di sini ada kelalaian itu,” imbuh Hutomo.
Hutomo menuturkan, sebagai pihak yang paling bertanggung jawab dan siap pasang badan jika ada delik apapun terkait kasus ini. “Adanya hal di luar batas selama KBD ini juga termasuk kelalaian saya. Saya siap bertanggung jawab penuh,” ucap Hutomo.
http://surabaya.tribunnews.com/2013/12/11/rektor-itn-akui-ada-kesalahan-prosedur