TOLITOLI, KOMPAS.com – Puluhan anak usia enam hingga delapan tahun di Kabupaten Tolitoli, Sulawesi Tengah, terpaksa bersekolah di kolong sebuah rumah warga akibat kurangnya perhatian dari pemerintah daerah setempat.
“Saya prihatin di zaman negara sudah merdeka berpuluh-puluh tahun ini, kok masih ada anak yang belajar di kolong rumah,” kata Ketua Dewan Pemuda Dondo, Hikmah Maruf Asli, di Tolitoli, Rabu (10/8/2011).
Kolong rumah warga yang dijadikan sekolah dasar itu berada di Dusun Sanjangan, Desa Salumbia, Kecamatan Dondo, atau sekitar 115 arah selatan Tolitoli selaku ibu kota kabupaten.
Dusun ini terletak di antara Desa Salumbia dan Bambapun, sekitar 20 kilometer dari ibu kota Kecamatan Dondo, dengan jumlah penduduknya sebanyak 33 kepala keluarga dan mayoritas bekerja sebagai nelayan.
Menurut Maruf, siswa yang belajar di kolong rumah tersebut jumlahnya sekitar 25 orang dengan jumlah kelas hanya tiga buah. “Anak didik di dusun itu hanya bisa mengenyam pendidikan hingga kelas tiga sekolah dasar,” katanya.
Sementara itu, proses belajar-mengajar di sekolah yang para siswanya berasal dari keluarga yang memiliki kemampuan ekonomi pas-pasan itu, katanya, sudah berlangsung selama dua tahun terakhir. Tiga kelas di sekolah darurat ini dibawah kendali SD Negeri Salumbia.
Para siswanya diajar oleh dua orang guru, masing-masing tamatan SMA dengan mendapat upah dari orangtua siswa. Kedua orang guru itu hanya mengajar dua mata pelajaran yakni baca tulis dan berhitung karena keterbatasan buku panduan pembelajaran. “Mereka hanya diajari baca tulis dan matematika akibat tidak ada buku pelajaran yang tersedia,” katanya.
Ia juga mengatakan, selama sekolah itu berdiri tidak pernah didaftar oleh Dinas Pendidikan di kecamatan, padahal sudah beberapa kali dilaporkan dan diminta oleh masyarakat setempat untuk dibangunkan gedung sekolah seperti layaknya sekolah dasar yang lain.
Menurut Maruf, pemerintah daerah harus segera menyikapi proses belajar dan mengajar siswa di Dusun Sanjangan tersebut, sebab meskipun tinggal di pedalaman namun mereka juga membutuhkan perhatian dan pendidikan yang layak.
Sumber: http://edukasi.kompas.com/read/2011/08/10/22593735/Puluhan.Anak.Sekolah.di.Kolong.Rumah