Sekolah tidak boleh lagi menggunakan istilah masa orientasi siswa (MOS) saat awal masuk sekolah. Kini, pemerintah menggantinya dengan istilah baru, pengenalan lingkungan sekolah (PLS).
MTs Negeri Borobudur memiliki cara berbeda untuk menjalankan PLS ini. Saat kegiatan ini, pihak sekolah mendatangkan empat tukang cukur gratis untuk merapikan rambut para siswa.
“Kami di dalam pengenalan kampus ini mengedepankan pola kekeluargaan kepada anak didik,” ujar Ketua PLS Khayatul Maki kemarin.
Ia mengatakan, kegiatan ini dengan menerapkan budaya mudah, murah, dan mengena. Sekolah tidak lagi melakukan perploncoan.
“Bahkan kami mendatangkan empat tukang cukur. Jika ada siswa yang kurang rapi, kami arahkan untuk dicukur rambutnya terlebih dahulu. Sehingga anak masuk kelas sudah dalam keadaan rapi,” ujarnya.
Komite Sekolah mengaku sangat mendukung kegiatan yang dilakukan pihak sekolah. Ini karena akan memberikan citra yang positif kepada anak didik.
“Mendatangkan tukang cukur ini akan memberikan contoh budaya hidup sehat rapi. Tidak perlu dipelonco, tapi diberi contoh yang baik dan mendidik. Salah satunya mendatangkan tukang cukur ini,” kata Ketua Komite MTs Negeri Borobudur Edi Wasono.
Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Magelang Haryono mengatakan, materi pengenalan harus dengan pendekatan yang lebih baik. Tujuan utamanya pengenalan lingkungan sekolah. Termasuk metode pembelajarannya. Dengan begitu, siswa baru akan lebih bersemangat untuk bersekolah ditempat itu. (ady/laz/ong)