Oleh Instiningrum Widiahtuti (Program Pascasarjana UNISMA Malang, 2011)
- PENDAHULUAN
Teori kognitif dari Jean Piaget ini masih tetap diperbincangkan dan diacu dalam bidang pendidikan. Teori ini mulai banyak dibicarakan lagi kira-kira permulaan tahun 1960-an. Pengertian kognisi sebenarnya meliputi aspek-aspek struktur intelek yang digunakan untuk mengetahui sesuatu. Piaget menyatakan bahwa perkembangan kognitif bukan hanya hasil kematangan organismae, bukan pula pengaruh lingkungan semata, melainkan hasil interaksi diantara keduanya.
Menurut Piaget, perkembangan kognitif mempunyai empat aspek, yaitu 1) kematangan, sebagai hasil perkembangan susunan syaraf; 2) pengalaman, yaitu hubungan timbale balik antara organisma dengan dunianya; 3) interaksi sosial yaitu pengaruh-pengaruh yang diperoleh dalam hubungannya dengan lingkungan sosial, dan 4) ekulibrasi, yaitu adanya kemampuan atau system mengatur dalam diri organisma agar dia selalu mampu mempertahankan keseimbangan dan penyesuaian diri terhadap lingkungannya.
System yang mengatur dari dalam mempunyai dua faktor, yaitu skema dan adaptasi. Skema berhubungan dengan pola tingkah laku yang teratur yang diperhatikan oleh organisma yang merupakan akumulasi dari tingkah laku yang sederhana hingga yang kompleks. Sedangkan adaptasi adalah fungsi penyesuaian terhadap lingkungan yang terdiri atas proses asimilasi dan akomodasi.
Piaget mengemukakan penahapan dalam perkembangan intelektual anak yang dibagi ke dalam empat periode, yaitu:
- Periode sensori-motor (0 – 2,0 tahun)
- Periode pra-operasional (2,0 – 7,0 tahun)
- Periode operasional konkret (7,0 – 11,0 tahun)
- Periode operasional formal (11,0 – dewasa)
Piaget memperoleh gelar Ph.D dalam biologi pada umur 21, ia kemudian tertarik pula pada psikologi dan mempelajari anak-anak abnormal disalah satu rumah sakit di Paris. Pada periode hidupnya, Piaget semakin tertarik pada logika anak dan metode berpikir yang berbeda-beda yang digunakan anak dalam menjawab pertanyaan pada usia yang berbeda pula. Selanjutnya Piaget bekerja melakukan penelitian selama kurang lebih 40 tahun. Studinya dipusatkan pada persepsi anak dalam pemahamannya mengenai alam / benda, jumlah, waktu, perpindahan, ruang dan geometri. Ia menganalisis operasi-operasi mental yang digunakan oleh anak, cara berpikir simbolis dan logika mereka.
- PERMASALAHAN
Apa pokok-pokok pikiran teori perkembangan kognitif menurut Piaget dan bagaimana implikasi teori Piaget dalam pendidikan.
- PEMBAHASAN
- Pokok-pokok pikiran Piaget mengenai teori kognitif dan perkembangannya.
Tujuan teori Piaget adalah untuk menjelaskan mekanisme dan proses perkembangan intelektual sejak masa bayi dan kemudian masa kanak-kanak yang berkembang menjadi sorang individu yang dapat bernalar dan berpikir menggunakan hipotesis-hipotesis.
Piaget menyimpulkan dari penelitiannya bahwa organisma bukanlah agen yang pasif dalam perkembangan genetik. Perubahan genetik bukan peristiwa yang menuju kelangsungan hidup suatu organisma melainkan adanya adaptasi terhadap lingkungannya dan adanya interaksi antara organisma dan lingkungannya. Dalam responnya organisma mengubah kondisi lingkungan, membangun struktur biologi tertentu yang ia perlukan untuk tetap bisa mempertahankan hidupnya. Perkembangan kognitif yang dikembangkan Piaget banyak dipengaruhi oleh pendidikan awal Piaget dalam bidang biologi. Dari hasil penelitiannya dalam bidang biologi, ia sampai pada suatu keyakinan bahwa suatu organisma hidup dan lahir dengan dua kecenderungan yang fundamental, yaitu kecenderungan untuk:
- Adaptasi
- Organisasi (tindakan penataan)
Untuk memahami proses-proses penataan dan adaptasi terdapat empat konsep dasar, yaitu sebagai berikut:
- Skema
Istilah skema atau schemata yang diberikan oleh Piaget untuk dapat menjelaskan mengapa seseorang memberikan respon terhadap suatu stimulus dan untuk menjelaskan banyak hal yang berhubungan dengan ingatan.
Skema adalah struktur kognitif yang digunakan oleh manusia untuk mengadaptasi diri terhadap lingkungan dan menata lingkungan ini secara intelektual.
Adaptasi terdiri atas proses yang saling mengisi antara asimilasi dan akomodasi
- Asimilasi
Asimilasi itu suatu proses kognitif, dengan asimilasi seseorang mengintegrasikan bahan-bahan persepsi atau stimulus ke dalam skema yang ada atau tingkah laku yang ada. Asimilasi berlangsung setiap saat. Seseorang tidak hanya memproses suatu stimulus saja, melainkan memproses banyak stimulus. Secara teoritis, asimilasi tidak menghasilkan perubahan schemata, tetapi asimilasi mempengaruhi pertumbungan schemata. Dengan demikian asimilasi adalah bagian dari proses kognitif, dengan prose situ sindividu secara kognitif mengadaptasi diri terhadap lingkungan dan menata lingkungan itu.
- Akomodasi
Akomodasi dapat diartikan sebagai penciptaan schemata baru atau pengubahan schemata lama. Asimilasi dan akomodasi terjadi sama-sama saling mengisi pada setiap individu yang menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Proses ini perlu untuk pertumbungan dan perkembangan kognitif. Antara asimilasi dan akomodasi harus ada keserasian dan disebut oleh Piaget sebagai keseimbangan.
Untuk keperluan pengkonseptualisasian pertumbuhan kognitif / perkembangan intelektual Piaget membagi perkembangan ini ke dalam 4 periode yaitu:
- Periode Sensori Motor (0 – 2,0 tahun)
Pada periode ini tingkah laku anak bersifat motorik dan anak menggunakan system penginderaan untuk mengenal lingkungannya untuk mengenali objek.
- Periode pra-operasional (2,0 – 7,0 tahun)
Pada periode ini anak bisa melakukan sesuatu sebagai hasil meniru atau mengamati sesuatu model tingkah laku dan mampu melakukan simbolisasi.
- Periode operasional konkret (7,0 – 11,0 tahun)
Pada periode ini anak sudah mampu menggunakan operasi. Pemikiran anak tidak lagi didonminasi oleh persepsi, sebab anak mampu memecahkan masalah secara logis.
- Periode operasional formal (11,0 – dewasa)
Periode operasi formal merupakan tingkat puncak perkembangan struktur kognitif, anak remaja mampu berpikir logis untuk semua jenis masalah hipotesis, masalh verbal, dan ia dapat menggunakan penalaran ilmiah dan dapat menerima pandangan orang lain.
Piaget mengemukakan bahwa ada 4 aspek yang besar yang ada hubungannya dengan perkembangan kognitif:
- Pendewasaan / kematangan, merupakan pengembangan dari susunan syaraf
- Pengalaman fisis, anak harus mempunyai pengalaman dengan benda-benda dan stimulus-stimulus dalam lingkungan tempat ia beraksi terhadap benda-benda itu.
- Interaksi sosial, adalah pertukaran ide antara individu dengan individu
- Keseimbangan, adalah suatu system pengaturan sendiri yang bekerja untuk menyelesaikan peranan pendewasaan, pengalaman fisis, dan interaksi sosial.
Teori pembelajaran yang menyangkut tentang proses perubahan organisma dalam perilakunya juga dijelaskan oleh Gage (1984) seperti dituliskan oleh Prof. Dr. Ratna Wilis Dahar dalam bukunya Teori-Teori Pembelajaran, Gage menjelaskan bahwa perubahan perilaku organisma akibat pengalaman yang meliputi empat hal:
- Perubahan perilaku
Belajar menyangkut perubahan dalam suatu organisma, berarti bahwa belajar membutuhkan waktu. Untuk mengukur belajar, kita membandingkan cara organisma itu berperilaku pada waktu 1 dengan cara organisma itu berperilaku pada waktu 2 dalam suasana yang serupa. Bila perilaku dalam suasana serupa itu berbeda untuk kedua waktu itu, maka kita dapat berkesimpulan bahwa telah terjadi belajar.
Selanjutnya yang terjadi adalah perubahan perilaku dalam proses belajar. Perubahan dalam sifat-sifat fisik, misalnya tinggi dan berat, tidak termasuk belajar. Demikian pula perubahan dalam kekuatan fisik, misalnya kemampuan untuk mengangkat, yang terjadi sebagai suatu hasil perubahan fisiologis dalam besar otot atau efisiensi dari proses sirkulasi dan respirasi.
- Perilaku terbuka
Belajar yang kita simpulkan, terjadi bila perilaku hewan-hewan, termasuk manusia, berubah. Perilaku menyangkut aksi atau tindakan, aksi-aksi otot atau aksi-aksi kelenjar, dan gabungan dari kedua macam aksi itu. Yang menajdi perhatian utama ialah perilaku verbal dari manusia, sebab dari tindakan-tindakan menulis dan berbicara manusia, dapat kita tentukan apakah perubahan-perubahan dalam perilaku telah terjadi.
Para ahli psikologi lain menganggap perilaku terbuka sebagai suatu tanda untuk menyimpulkan apa yang terjadi dalam pikiran seseorang. Mereka kerap kali disebut para ahli psikologi kognitif. Tetapi semua ahli psikologi perlu mengamati perilaku terbuka untuk dapat menentukan apakah terjadi perubahan.
- Belajar dan Pengalaman
Istilah pengalaman membatasi macam-macam peruhbahan perilaku yang dapat dianggap mewakili belajar. Batasan ini penting dan sulit untuk mendefinisikannya. Biasanya batasan ini dilakukan dengan memperhatikan penyebab-penyebab perubahan dalam perilaku yang tidak dapat dianggap sebagai hasil pengalaman. Secara singkat dapat dikatakan bahwa perubahan-perubahan yang dialami oleh organ-organ tubuh karena adanya pengaruh obat-obatan atau alcohol tidak dapat dikatakan sebagai proses belajar.
- Belajar dan kematangan
Proses lain yang menghasilkan perubahan perilaku, yag tidak termasuk belajar ialah kematangan. Perubahan perilaku yang disebabkan oleh kematangan terjadi, bila perilaku itu disebabkan oleh perubahan-perubahan yang berlangsung dalam proses pertumbuhan dan pengembangan dari organisma-organisma secara fisiologis. Maka dapat disimpulkan bahwa perubahan-perubahan yang menjadi hasil belajar adalah bahwa belajar dihasilkan dari pengalaman dengan lingkungan, dimana terjadi hubungan-hubungan antara stimulus-stimulus dan respon-respon.
- Implikasi Teori Piaget dalam Pendidikan
Teori Piaget membahas kognitif atau intelektual. Dan perkembangan intelektual erat hubungannya dengan belajar, sehingga perkembangan intelektual ini dapat dijadikan landasan untuk memahami belajar.
Belajar dapat didefinisikan sebagai perubahan tingkah laku yang terjadi akibat adanya pengalaman dan sifatnya relative tetap. Teori Piaget mengenai terjadinya belajar didasari atas 4 konsep dasar, yaitu skema, asimilasi, akomodasi dan keseimbangan. Piaget memandang belajar itu sebagai tindakan kognitif, yaitu tindakan yang menyangkut pikiran. Tindakan kognitif menyangkut tindakan penataan dan pengadaptasian terhadap lingkungan.
Piaget menginterpretasikan perkemb;angan kognitif dengan menggunakan diagram sebagai berikut:
Berdasarkan diagram tersebut dimulai dengan meninjau anak yang sudah memiliki pengalaman yang khas, yang berarti anak sudah memiliki sejumlah schemata yang khas. Pada suatu keadaan seimbang sesaat ketika ia berhadapan dengan stimulus (bisa berupa benda, peristiwa, gagasan) pada pikiran anak terjadi penilaian melalui memorinya. Dalam meori anak terdapat 2 kemungkinan yang dapat terjadi yaitu:
- Terdapat kesesuaian sempurna antara stimulus dengan skema yang sudah ada dalam pikiran anak
- Terdapat kecocokan yang tidak sempurna, antara stimulus dengan skema yang ada dalam pikiran anak
Kedua hal itu merupakan kejadian asimilasi
Menurut diagram, kejadian kesesuaian yang sempurna itu merupakan penguatan terhadap skema yang sudah ada. Stimulus yang baru (datang) tidak sepenuhnya dapat diasimilasikan ke dalam schemata yang ada. Di sini terjadi semacam gangguan mental atau ketidakpuasan mental seperti keingintahuan, kepedulian, kebingunan, kekesalan, dsb. Dalam keadaan tidak seimbang ini anak mempunyai dua pilihan:
- Melepaskan diri dari proses belajar dan mengabaikan stimulus atau menyerah dan tidak berbuat apa-apa (jalan buntu)
- Memberi tanggapan terhadap stimulus baru itu baik berupa tanggapan secara fisik maupun mental. Bila dini dilakukan anak mengubah pandangannya atau skematanya sebagai akibat dari tindakan mental yang dilakukan terhadap stimulus itu. Peristiwa ini disebut akomodasi.
- KESIMPULAN
- Teori Piaget mengenai perkembangan kognitif mendefinisikan kembali intelegensi, pengetahuan dan hubungan dengan lingkungan
- Perkembangan kognitif mempunyai empat aspek yaitu kematangan, pengalaman, interaksi sosial dan ekuilibrasi
- Menurut Piaget setiap organisma hidup cenderung untuk melakukan adaptasi dan organisasi. Dalam proses adaptasi dan organisasi terdapat empat konsep yaitu skema, asimilasi, akomodasi dan ekuilibrasi
- Skema adalah struktur kognitif yang digunakan organisma untuk mengadaptasi diri terhadap lingkungannya dan menata lingkungan itu secara intelektual
- Asimilasi adalah proses yang digunakan seseorang untuk mengintegrasikan bahan persepsi baru atau stimulus baru ke dalam schemata atau pola perilaku yang sudah ada.
DAFTAR PUSTAKA
Dahar Ranta Wilis Prof. Dr.M.SC. 1989. Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga
…….. 2000. Kumpulan Bahan Diklat Nasional Guru Biologi SMU. Bandung: Pusat pengembangan penataran guru IPA
Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Ar – Ruzz Media
Dahar, Ratna Wilis. 1988. Teori – Teori Belajar. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Djamarah, Syaiful Bahri. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta
Pidarta, Made. 1997. Landasan Kependidikan. Jakarta : Rineka Cipta
Santrock, John W. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Prenada Media Group
Slavin, Robert E. 2008. Psikologi Pendidikan : Teori dan Praktik. Jakarta : PT. Indeks
Soemanto, Wasty. 1987. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Bina Aksara
Sujana, Nana. 1991. Teori – Teori Belajar Untuk Pengajaran. Jakarta :Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi
Suryabrata, Sumadi. 1990. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Rajawali
Warsita, Bambang. 2008. Teknologi Pembelajaran, Landasan dan Aplikasinya. Jakarta : Rineka Cipta