www.infodiknas.com.
Oleh : Suhariyanto (Mahasiswa Pasca Sarjana (S2) Magister Teknologi Pendidikan FKIP-UNILA)
A. PENDAHULUAN
1) LATAR BELAKANG
Pembukaan UUD 45 alenia keempat menyatakan bahwa salah satu tujuan Negara Republik Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Sejalan dengan hal itu dinyatakan pula dalam pasal 31 dinyatakan bahwa “Tiap-tiap warga Negara berhak untuk nedapatkan pengajaran.”
Pemerintah berusaha menyelenggarakan suatu sistem pengajaran nasional yang diatur dengan Undang Undang. Namun demikian pendidikan tidak hanya menjadi tugas pemerintah saja, tetapi juga menjadi tugas dan tanggung jawab keluarga dan masyarakat. Pendidikan dimulai dari lingkungan keluarga untuk menanamkan pengertian dan sikap sesuai dengan usia dan lingkungannya. Pendidikan selanjutnya dilaksanakan melalui jenjang sekolah untuk mendapatkan ketrampilan yang bermanfaat dalam kehidupan bermasyarakat.
Pendidikan merupakan proses pembekalan pada manusia. Dalam hal ini manusia merupakan subjek pendidikan, bukan menjadi objek pendidikan. Pendidikan diarahkan agar manusia mampu melakukan penyesuaian atau adaptasi dengan lingkungan pada umumnya. Pendidikan sangat menyatu dan erat hubungannya dengan dengan kondisi kehidupan sosial manusia. Manusia sebagai mahluk sosial yang hidup ditengah masyarakat dan lingkungannya senantiasa berubah sejalan dengan dinamika dan perkembangan kehidupan. Sehubungan dengan hal tersebut maka perlu adanya penataan sistem dan pengelolaan institusi dan lembaga pendidikan untuk mewujudkan kerangka sistem pendidikan nasional. Hal tersebut tentunya berdampak pada mekanisme pengelolaan sekolah salah satunya adalah pada aspek pengelolaan buku dan perpustakaan.
Sekolah dibentuk dengan sistem pengorganisasian tertentu dan program-program yang formalitas dengan tenaga pendidik yang ahli dalam bidang dan spesialisasinya masing-masing. Namun demikian tidak semua kemampuan, ketrampilan serta ilmu pengetahuan dan teknologi bisa diajarkan/didapatkan disekolah (dalam proses pembelajaran dikelas) dikarenakan waktu dan fasilitas yang cukup terbatas.
Penjelasan Undang-Undang No.2 Tahun 1989 Sistim Pendidikan Nasional Bab VIII pasal 35 menegaskan bahwa:
“Pendidikan tidak mungkin dapat terselenggara dengan baik bila mana para tenaga pendidik maupun para peserta didik tidak didukung oleh sumber belajar yang diperlukan untuk penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar yang bersangkutan”.
Salah satu sumber belajar yang sangat penting adalah perpustakaan. Dengan demikian keberadaan perpustakaan pada suatu pendidikan sekolah merupakan suatu kebutuhan yang amat penting. Tetapi dalam kenyataan menunjukkan bahwa pembinaan dan pengembangan perpustakaan sekolah masih belum maksimal terutama pada jenjang Sekolah Dasar. Gambaran secara umum kondisi perpustakaan sekolah mulai dari gedung, personalia, koleksi buku dan alat kelengkapan serta sistim penanganannya masih sangat rendah dan memerlukan banyak pembenahan.
Fungsi dan peranan perpustakaan amatlah penting dalam membantu keberhasilan proses belajar mengajar di sekolah. Tugas utama perpustakaan adalah untuk menunjang pelaksanaan kurikulum. Bahan pustaka dikaitkan dan disesuaikan dengan kurikulum sekolah. Perpustakaan diharapkan dapat membantu dalam mencari informasi secara mandiri. Selain dari itu perpustakaan juga dapat memberi inspirasi kepada anak, memperkaya pengetahuan melalui bacaan dan memberikan hiburan bacaan sehat serta dapat membisaakan diri menggunakan waktu luangnya untuk membaca diperpustakaan.
2. PENGERTIAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH
Beberapa pengertian tentang apa yang disebut perpustakaan sekolah antara lain dinyatakan sebagai berikut:
“Perpustakaan sekolah adalah yang mengumpulkan, menyimpan, memelihara dan mengawetkan bahan perpustakaan yang bersifat menunjang usaha pendidikan dan pengajaran disekolah.”
( Proyek Pengembangan Perpustakaan Pusat, Dep P dan K, 1981, p.1)
Menurut Pendapat tersebut nampaknya bahwa perpustakaan sekolah berupaya menyediakan bahan-bahan pustaka yang disesuaikan dengan pembacanya. Dimana pembacanya adalah para siswa, guru dan tenaga sekolah lainnya yang diupayakan untuk menunjang keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran di sekolah.
Sedangkan menurut Ny. Rusina Syahrian-Pamuntjak berpendapat bahwa bahwa :
“Perpustakaan sekolah yaitu perpustakaan yang ada dilingkungan sekolah, baik sekolah dasar, menengah ataupun sekolah kejuruan.”
(Ny. Rusina Syahrian-Pamuntjak, 1976)
Menurut kedua pendapat tersebut bahwa perpustakaan disamping sebagai tempat penyimpanan dan pengumpulan koleksi, perpustakaan juga sebagai penunjang proses pendidikan dan pengajaran siswa di sekolah serta diharapkan bermanfaat bagi masyarakat yang membutuhkannya.
3. FUNGSI, TUGAS DAN TUJUAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH
Dalam rangka membantu kelancaran pendidikan dan pengajaran serta guna peningkatan kualitas pendidikan, perpustakaan merupakan salah satu sarana pendidikan yang amat penting. Hal ini dinyatakan dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara sebagai berikut:
“Sarana dan prasarana pendidikan termasuk gedung, peralatan, perpustakaan, fasilitas kerja dan kondisi kehidupan yang layak bagi seluruh tenaga pendidikan dan pengajaran makin makin disempurnakan dan ditingkatkan”
(GBHN, 1973. p.48)
Fungsi perpustakaan disekolah menurut Towa. P. Amakonda adalah:
1) sebagai fungsi pendidikan;
2) sebagai fungsi informasi;
3) sebagai fungsi kebudayaan;
4) sebagai fungsi rekreasi.
(Towa. P. Amakonda,1979)
@ Fungsi fungsi pendidikan yaitu bahwa koleksi dan pelayanan perpustakaan sekolah harus mampu mendukung tercapainya program pendidikan sekolah atau kurikulum sekolah yang bersangkutan.
@ Fungsi informasi yaitu perpustakaan harus mampu menyediakan bahan-bahan yang beraneka ragam, bermutu dan up tu date, yang disusun secara teratur dan sistematis sehingga memudahkan para pembaca dan petugas dalam mencari informasi yang diperlukan.
@ Fungsi kebudayaan pada hakekatnya koleksi atau informasi yang ada di perpustakaan merupakan rekaman hasil kebudayaan manusia. (Manifestasi dari fungsi ini adalah ketika perpustakaan mengadakan pameran, perlombaan mengarang dan sebagainya).
@ Fungsi rekreasi yaitu bahwa pearpustakaan dapat menyediakan buku-buku dan bacaan yang besrfisat rekreafif, menarik dan menyenangkan.
Pendapat lain R. Suryono mengemukakan bahwa:
“Dalam pelaksanaan kurikulum, teknik mengajar dan konsep-konsep lain disekolah baik dinegara maju maupun dinegara berkembang telah dinyatakan bahwa perpustakaan sekolah memegang peranan penting dalam pelaksanaan suatu program kurikulum.”
(R. Suryono, 1979, p.1)
Pada prinsipnya fungsi dan tugas perpustakaan sekolah tidak boleh menyimpang dari tujuan, fungsi dan tugas sekolah di mana perpustakaan tersebut berada. Dalam Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor: 0103 tahun 1981 tentang Pokok Pokok Kebijakan Pembinaan dan Pengembangan Perpustakaan di Indonesia memberikan dasar pengembangan fungsi perpustakaan yaitu:
1) sebagai pusat kegiatan belajar mengajar,
2) sebagai pusat penelitian,
3) pusat membaca guna menambah ilmu pengetahuan,
4) tempat rekreasi
Berpedoman Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor: 0103 tahun 1981 tersebut maka fungsi dan tugas perpustakaan secara garis besar dapat dijabarkan sebagai berikut:
1) Sebagai pusat belajar mengajar;
2) Membantu anak didik memperjelas dan memperluas pengetahuannya tentang suatu pelajaran di kelas dan mengadakan penelitian di perpustakaan;
3) Membisaakan anak untuk mencari informasi di perpustakaan;
4) Mengembangkan minat baca;
5) Meningkatkan kemampuan dan kebisaaan membaca yang mengarah pada kebisaaan mandiri;
6) Membantu siswa siswa untuk mengembangkan minat, bakat dan kegemarannya,
7) Memperluas kesempatan belajar bagi siswa siswa yang ingin mengembangkan pengetahuannya
8) Sebagai tempat untuk mendapatkan bahan rekreasi yang sehat dan mendidik, yaitu dengan menyediakan buku-buku bacaan fiksi.
Dalam fungsinya sebagai pusat sumber belajar, perpustakaan sekolah berguna dalam membantu program pendidikan pada umumnya, serta sesuai dengan tujuan kurikulum pendidikan sekolah masing-masing. Perpustakaan juga sebagai pusat untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam mencari informasi dan selanjutnya memanfaatkan sumber informasi tersebut untuk meningkatkan kemampuannya secara umum. Bagi guru, perpustakaan sekolah merupakan tempat untuk membantu guru dalam mengembangkan bahar ajar dan juga sebagai tempat bagi guru untuk memperkaya ilmu pengetahuan.
Jadi perpustakaan diupayakan mampu melayani siswa dan tenaga pendidik dengan manajemen dan pengelolaan yang baik dan benar. Perpustakaan harus dapat menyediakan koleksi buku dan bacaan sesuai dengan kebutuhan dan kesenangan para pengunjung perpustakaan tersebut. Sehingga perpustakaan tersebut dapat memperkaya pengetahua, menumbuhkan daya kreatifitas, berfikir kritis dan sistematis serta membantu mengembangkan minat, bakat dan kemampuan. Tujuan perpustakaan disekolah menurut R. Suryono adalah:
1) Memupuk rasa cinta, kesadaran dan kebisaaan membaca;
2) Membimbing dan mengarahkan teknik memahami isi bacaan;
3) Memperluas pengetahuan para siswa;
4) Membantu mengembangkan kecakapanberbahasa dan daya piker para siswa dengan menyediakan bahan bacaan yang bermutu;
5) Membimbing para siswa agar dapat menggunakan dan memelihara bahan perpustakaan dengan baik;
6) Memberi dasar-dasar kearah study mandiri;
7) Memberi kesempatan untuk belajar bagaimana menggunakan perpustakaan dengan baik, efektif dan efisien (terutama bahan Reference)
8) Menyediakan bahan-bahan yang menunjang pelaksanaan kurikulum pembelajaran disekolah.
(R. Suryono, Membina Perpustakaan Sekolah, 1977)
B. SISTEM PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH
1. PENGADAAN BAHAN PUSTAKA
Dalam pengadaan bahan pustaka perlu disesuaikan dengan jenis perpustakaannya serta kebutuhan pengunjung dan pembaca di perpustakaan tersebut. Misalnya koleksi perpustakaan sekolah tingkat sekolah dasar, sekolah menengah, sekolah kejuruan atau perguruan tinggi bahkan perpustakaan umum tentu mempunyai koleksi jenis buku yang berbeda-beda yang disesuaikan dengan kebutuhan para pembaca di perpustakaan tersebut.
Hal lain yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan adalah bahwa koleksi buku dan bahan bacaan harus mengandung unsure manfaat dan kegunaan bagi para pambaca. Tidak kalah penting harus mempunyai daya tarik dan minat agar seseorang mau membaca di perpustakaan tersebut.
2. PENGOLAHAN BAHAN PUSTAKA
Setelah bahan-bahan perpustakaan tersebut terkumpulkan maka tugas selanjutnya adalah pengolahan bahan. Dalah pengolahan bahan pustaka. Perlu dilakukan mengklasifikasikan penggolongan dan pengelompokan bahan bahan yang sama dan sejenis dari bahan yang satu dengan yang lainnya. Tujuang dari pengelompokan ini adalah untuk memudahkan para pemakai dalam mencari dan menemukan bahan bacaan yang diperlukan.
Setelah bahan-bahan diklasifikasikan selanjutnya dibuat katalog buku. Katalog adalah merupakan suatu pedoman atau petunjuk seluruh sumber dan bahan yang tersedia di suatu perpustakaan tersebut. Katalog bermanfaat untuk pedoman dan membantu para pembaca untuk mencari buku yang diinginkan. Katalok disusun menurut nama pengarang, judul buku maupun subyek buku. Katalog dapat dibuat dengan memakai kartu-kartu katalog.
Langkah selanjutnya dalam pengolahan bahan perpustakaan adalah labeling. Kegiatan labeling meliputi:
1) menempel kartu tanggal;
2) menempel katalog buku;
3) menulis simbul buku;
4) memasukkan kartu buku ke dalam katalog;
5) menempel simbul buku(call member).
3. PELAYANAN PEMBACA
Sistem pelayanan perpustakaan dapat dibedakan dalam dua jenis, yaitu
1) Sistim Pelayanan Terbuka, yaitu:
Pemakai dapat masuk dengan bebas ke tempat penyimpanan buku/koleksi dan dapat memilih bahan apa yang diperlukannya kemudian mengambilnya sendiri baik untuk dibaca maupun untuk di pinjam.
Untuk perpurtakaan sekolah lebik baik diterapkan sistem pelayanan terbuka, karena dengan adanya kebebasan maka murid-murid akan lebih tertarik masuk dan menggunakan perpustakaan tersebut.
2) Sistim Pelayanan Tertutup, yaitu:
Pemakai perpustakaan tidak boleh masuk ketempat penyimpanan kolekse atau buku, untuk memilih koleksi buku yang diinginkan pemakai dapat menggunakan daftar buku dan katalog yang tersedia, atau dengan meminta bantuan kepada petugas perpustakaan.
Pelayanan sistim tertutup kurang tepat jika diterapkan pada perpustakaan sekolah karena siswa menjadi kurang tertarik, tidak bisa melihat dan memilih sendiri secara langsung buku yang diinginkan.
Dalam pelayana perpustakaan juga dikenal istilah Sirkulasi, dalam bahasa Inggris Circulation berarti Peredaran, yaitu keluar masuknya buku-buku atau kolekse yang diperlukan oleh pemakai. Sirkulasi adalah tugas dari staf perpustakaan untuk melayani pinjaman atau pengembalian koleksi yang akan/telah dipergunakan oleh pemakai.
4. STAF PERPUSTAKAAN SEKOLAH (PUSTAKAWAN)
Keberhasilan penyelenggaraan perpustakaan sangat tergantung kepada tenaga pengelolanya. Ketersediaan tenaga pengelola yang trampil, professional dan bertanggung jawab serta penuh dedikasi memungkinkan penyelenggaraan perpustakaan sekolah dapat berhasil dengan baik. Beberapa Pengetahuan dan kemampuan dasar yang harus dimiliki seorang pustakawan antara lain:
- Menguasai tehnik pengelolaan perpustakaan,
- Mampu mengintegrasikan kurikulum sekolah ke dalam kegiatan perpustakaan,
- Mengetahui program pembelajaran guru sehingga dapat membantu guru dan siswa siswa dalam mendapatkan bahan pelajaran.
- Mampu menyebarluaskan kondisi dan keberadaan perpustakaan sekolah kepada pengguna perpustakaan,
- Dapat memberikan pelayanan dalam membina dan mengembangkan minat baca anak,
- Mampu menciptakan suasana yang kondusif dan menyenangkan di dalam perpustakaan,
- Dengan bijaksana dapat mengajak para pengguna perpustakaan (Kepala Sekolah, guru dan murid) bahwa persoalan perpustakaan adalah tanggung jawab bersama,
Perpustakaan sekolah memberikan layanan kepada anggota layanan masyarakan sekolah yaitu guru, murid, staf administrasi, kepala sekolah serta tidak kalah pentingnya adalah orang tua murid. Perpustakaan sekolah harus diutamakan pada fungsi “edukasi”. Oleh sebab itu layanan perpustakaan harus upayakan untuk dapat membantu keberhasailan proses belajar mengajar di sekolah, yang terutama adalah melayani guru dan murid. Hal ini sejalan dengan penjelasan Undang Undang Republik Indonesia nomor 2 tahun 1989, bahwa “tenaga kependidikan harus mendapat akses sebesar-besarnya kepada sumber belajar. Begitu pula para siswa”.
Perpustakaan sekolah harus memberikan prioritas layanan kepada guru terlebih dahulu. Dengan para guru inilah pustakawan harus bekerja sama. Setelah pelayanan kepada guru kemudian pelayanan diberikan kepada siswa-siswa, staf administrasi serta orang tua murid.
Selanjukan Profesionalisme pengelolaan perpustakaan sekolah belumlah cukup tanpa didukung dengan perlengkapan dan sarana pendukung yang memadai. Kondisi ruangan yang nyaman, keberadaan buku yang lengkap serta sarana pendukung lain merupakan faktor penting dalam pengembangan perpustakaan.
Keberadaan perpustakaan diupayakan dapat menyediakan bahan pustaka dan ruang untuk membaca, diskusi dan berbagai kegiatan guru. Dengan demikian diharapkan guru dapat mengembangkan pengetahuan dengan baik, serta dapat meningkatkan profesionalismenya. Jika guru telah dapat memanfaatkan perpustakaan selanjutnya guru dapat mengajar dengan baik dan mengajak anak didiknya untuk ikut memanfaatkan dan mencari sumber informasi sebanyak-banyaknya dari perpustakaan.
5. KONDISI PERPUSTAKAAN
Terselenggaranya perpustakaan yang baik ditentukan oleh beberapa faktor, baik langsung maupun tidak langsung. Faktor-faktor tersebut biasanya dibedakan menjadi dua golongan yaitu:
1) Faktor Material, meliputi:
a) tempat/gedung;
b) perabotan/peralatan;
c) koleksi;
d) anggaran
e) staf/petugas.
2) Faktor non material, yaitu;
a) factor manusiawi; terdiri dari sikap, motif dan kualitas perpustakaan;
b) kurikulum sekolah
5.1 Faktor Material
a) Tempat/Gedung
Letak dan tempat gedung perpustakaan yang stategis merupakan factor utama dalam pengembangan perpustakaan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penempatan gedung perpustakaan antara lain:
– Letak posisi bangunan mudah dijangkau dari segala sisi;
– Dekat dengan pusat-pusat kegiatan/aktifitas siswa (Central Activity);
– Jumlah pengunjung atau pemakai yang diharapkan;
– Aktifitas yang akan dilakukan diperpustakaan tersebut;
– Ruangan yang diperlukan;
– Perlengkapan dan prabota baik yang khusus maupun yang umum;
– Kesesuaian dengan program perpustakaan sekolah;
Denah Gedung Perpustakan:
b) Perabotan dan Peralatan
Perabotan adalah sarana yang dapat bergerak, artinya dapat dipindah-pindahkan guna menunjang penyelenggaraan program perpustakaan. Perabotan yang diperlukan diperpustakaan antara lain:
– Sarana kelengkapan kerja administrasi;
– Sarana pelengkap pada ruang pelayanan pengguna perpustakaan;
– Preabotan pendukung untuk pemakai perpustakaan.
Peralatan adalah alat yang digunakan untuk penyelesaian tugas hubungannya dengan pekerjaan administrasi, misalnya:
– mesil tulis
– alat tulis kantor
– buku untuk pelayana
– kalender, dsb.
c) Koleksi;
Beberapa koleksi perpustakan yang perlu disediakan diperpustakaan antara lain:
1) Buku Teks, yaitu buku yang mencakup semua mata pelajaran di suatu sekolah;
2) Buku referensi;
3) Buku bacaan sehat (releks), yaitu termasuk buku-buku fiksi, ketrampilan serta ilmu pengetahuan dan teknologi;
4) Buku-buku bacaan tentang kebudayaan daerah;
5) Buku tentang perkembangan dunia internasional;
6) Buku-buku pedoman pengembangan profesi guru;
7) Alat-alat peraga;
8) Buku tentang perpustakaan
d) Anggaran
Dalam melakukan administrasi pengaturan anggaran di perpustakaan perlu diperhatikan adanya persentase anggaran dari berbagai kebutuhan. Pembagian persentase tersebut dapat dilakukan misalnya:
1) Belanja buku (70%)
2) Langgalan majalah/surat kabar (10%)
3) Pemeliharaan koleksi (7%)
4) Administrasi perpustakaan (5%)
5) Pembinaan profesi (5%)
6) Cadangan (3%)
e) Staf/Petugas.
Agar perpustakaan dapat berkembang dengan baik perlu adanya pembinaan staf perpustakaan yang berpengalaman dan berkompeten dalam bidang-bidang pendidikan maupun bidang kepustakaan. Beberapa staf perpustakaan yang diperlukan antara lain:
1) Pustakawan.
2) Tata Usaha
3) Sirkulator
4) Bagian klasifikasi
5) Kataloging.
Kerangka Pengembangan Perpustakaan:
C. KESIMPULAN
- Perpustakaan merupakan salah satu faktor pendukung yang sangat penting dalam perkembangan pendidikan sekolah;
- Perpustakaan tidak hanyak bermanfaat bagi siswa saja tetapi juga bagi guru, masyarakan sekolah dan orang tua murid;
- Perpustakaan mempunyai nilai strategis dan ekonomis bagi sekolah jika dikembangkan secara professional;
- Perpustakaan sekolah harus dikelola secara professional, terarah dan terprogram sesuai dengan tujuan sekolah;