PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN
PENGUASAAN KONSEP SISWA SMP PADA MATERI PENGUKURAN FISIKA
Marlina 1) dan M.Sutarno 2)
1) SMP Negeri 04 Mukomuko, email: nelan_indah@yahoo.com
2) Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Bengkulu
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah mengkonstruksi pembelajaran berbantuan multimedia interaktif untuk meningkatkan penguasaan konsep siswa SMP pada materi pengukuran fisika. Desain penelitian yang digunakan adalah nonequivalent control group design. Subyek penelitian adalah siswa kelas VII pada salah satu SMP Negeri di wilayah Kaupaten Mukomuko. Data tes awal dan tes akhir dianalisis untuk mengetahui peningkatan penguasaan konsep siswa. Berdasakan analisis data diperoleh rerata Ngain penguasaan konsep siswa kelas eksperimen sebesar 0,55 dalam kategori sedang dan kelas kontrol sebesar 0,27 dalam kategori rendah. Analisis hipotesis menggunakan software SPSS 16 menunjukkan bahwa penggunaan multimedia interaktif pada pembelajaran materi pengukuran fisika secara signifikan dapat lebih meningkatkan penguasaan konsep siswa dibandingkan dengan pembelajaran konvensional.
Keywords: multimedia interaktif, penguasaan konsep, pengukuran fisika
I. PENDAHULUAN
Salah satu permasalahan yang dihadapi guru fisika dalam pembelajaran fisika adalah bahwa tingkat penguasaan konsep yang dicapai siswa pada umumnya masih berada pada kategori rendah. Rendahnya penguasaan konsep fisika siswa salah satunya disebabkan karena siswa tidak banyak dilibatkan dalam proses pengkonstruksian suatu konsep dalam pikirannya. Pembelajaran umumnya lebih berpusat pada guru. Siswa tidak terlibat untuk mendiskusikan dan menanyakan banyak hal, melainkan tidak lebih dari sekedar mendengar dan mengulangi jawaban-jawaban yang diharapkan. Kenyataan ini menggiring siswa untuk senantiasa menghapalkan fakta-fakta (Exline, 2004). Untuk itu perlu adanya usaha untuk membiasakan dan mengembangkan kemampuan berpikir, berinisiatif dan kreatif siswa melalui suatu iklim belajar yang berlangsung dalam suasana keterbukaan, demokratis dan menyenangkan. Iklim belajar demikian akan memberikan kesempatan yang optimal bagi siswa untuk memperoleh dan menalar informasi yang lebih banyak mengenai materi yang dipelajari dan sekaligus melatih sikap dan keterampilan sosialnya (Slavin,1995). Menurut Yanfang (2006) pengajaran fisika akan lebih efektif apabila pada pembelajaran tersebut dapat melatih dan mengembangkan keterampilan berpikir yang dimiliki siswa. Keterampilan yang dimaksud adalah bagaimana mengembangkan kemampuan berkomunikasi, berinteraksi sosial dan bekerja sama.
McKagan dalam penelitiannya tentang Reforming a Large Lecture Physics Course using a PER-Based Design pada tahun 2006 menyatakan perlunya dikembangkan sebuah silabus dengan tujuan-tujuan pelajaran yang difokuskan pada konten yang menekankan pada kegiatan mengembangkan alasan, membangun model, dan dihubungkan dengan aplikasi pada dunia nyata. Sebagai implementasinya, muncul pembelajaran dengan kawan sebaya, tugas rumah kolaboratif, dan simulasi interaktif. Sejalan dengan hal itu, Finkelstein, et.al (2004) menemukan bahwa simulasi virtual secara efektif dapat menggantikan peralatan laboratorium ril dan penggunaan simulasi memerlukan rata-rata waktu lebih sedikit dibanding siswa yang menggunakan peralatan riil.
Penggunaan multimedia dalam pembelajaran terutama dapat membantu memvisualisasikan konsep-konsep fisika baik konsep yang riil maupun konsep yang bersifat abstrak. Berapa kelebihan multimedia seperti dapat dibuat/diedit pada saat mengajar menjadi hal yang memudahkan guru dalam penyampaian materinya. Multimedia interaktif memiliki kelebihan yang memungkinkan untuk dijadikan sebagai media pembelajaran yang memudahkan pengajar dalam pembelajaran fisika. Berbagai variasi tampilan visual dan audio yang terdapat dalam multimedia seperti animasi bergerak, potongan video, dan rekaman audio dapat berfungsi sebagai sarana bantu mengajar yang baik bagi guru (Nurtjahjawiyasa, 2004)
Multimedia interaktif pada umumnya dikembangkan dalam bentuk CD tutorial. Program tutorial digunakan untuk review terhadap pelajaran yang telah disampaikan sebelumnya guna mengecek penguasaan konsep yang telah dicapai siswa (Hamalik, 2006). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Setiawan dan Ariyano (2006) menunjukkan bahwa pemanfaatan hipermedia pada pembelajaran fisika dapat meningkatkan penguasaan konsep dan respon positif siswa. Sejalan dengan itu, hasil penelitian Hemani (2002) menunjukkan bahwa pembelajaran bebasis komputer dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa.
Skor rata-rata penguasaan konsep tes awal dan akhir pada kelas eksperimen dan kontrol ditunjukkan pada Tabel 2. Skor rata-rata penguasaan konsep tes awal pada kelas eksperimen tertinggi terjadi pada konsep pengukuran massa sebesar 55,43 dan terendah terjadi pada konsep pengukuran listrik sebesar 41,14 sedangkan pada kelas kontrol persentase perolehan skor tes awal tertinggi terjadi pada konsep pengukuran massa sebesar 53,14 dan terendah terjadi pada konsep pengukuran listrik sebesar 41,14. Persentase perolehan skor penguasaan konsep tes akhir pada kelas eksperimen tertinggi terjadi pada konsep pengukuran panjang sebesar 86,86 dan terendah terjadi pada konsep pengukuran listrik sebesar 71,43. Pada kelas kontrol persentase perolehan skor tes akhir tertinggi terjadi pada konsep pengukuran listrik sebesar 71,43 dan terendah terjadi pada konsep pengukuran massa sebesar 61,14. Berdasarkan data penelitian dapat diketahui bahwa skor penguasaan konsep pada setiap sub topik pengukuran fisika setelah dilakukan pembelajaran pada kelas eksperimen dan kelas kontrol mengalami peningkatan.
Tabel 2. Skor rerata penguasaan konsep per label konsep
Kelas Rerata Tes Awal Rerata Tes Akhir
Tertinggi Terendah Tertinggi Terendah
Eksperimen PM (55,43) PL (41,14) PP (86,86) PL (71,43)
Kontrol PM (53,14) PL (41,14) PL (71,43) PM (61,14)
Ket: PM = materi pengukuran massa, PP = materi pengukuran panjang, PL = materi pengukuran listrik
Ngain tertinggi kelas eksperimen terjadi pada konsep pengukuran panjang sebesar 0,63 dengan kategori sedang dan terendah terjadi pada konsep pengukuran listrik sebesar 0,41 dengan kategori sedang. Pada kelas kontrol Ngain tertinggi terjadi pada konsep pengukuran listrik sebesar 0,41 dengan kategori sedang dan terendah terjadi pada konsep pengukuran massa sebesar 0,13 dengan kategori rendah. Perbandingan Ngain untuk setiap sub topik ditunjukkan pada Gambar 1.
Gambar 1. Perbandingan Ngain penguasaan konsep untuk setiap sub konsep antara kelas eksperimen dan kelas kontrol
Diagaram batang di atas menunjukkan bahwa penggunaan multimedia interaktif pada pembelajaran pengukuran fisika dapat meningkatkan penguasaan konsep siswa pada tiap sub topik pengukuran fisika. Peningkatan ini terjadi karena dengan bantuan multimedia, konsep-konsep fisis yang berkaitan dengan pengukuran fisika dapat divisualisasi lebih interaktif dalam bentuk simulasi dan animasi. Selain itu, pebelajar dapat berperan aktif belajar sendiri mengikuti navigasi menu-menu yang ada sesuai dengan keinginannya. Materi yang dipelajari dapat diulangi sesuai dengan keinginan pebelajar. Pebelajar juga dapat menguji sendiri penguasaan konsepnya dengan cara mengerjakan soal-soal yang tersedia dalam multimedia. Dengan demikian pebelajar dapat berinteraksi, berkreasi dan berkomunikasi, menghubungkan panca indera mereka dengan antusias sehingga informasi yang masuk ke bank memorinya lebih tahan lama dan mudah untuk diingat pada saat informasi itu digunakan. Pemerosesan informasi dalam pembentukan konsep akan mudah diingat apabila tersimpan dalam memori jangka panjang terutama bentuk gambar (Matlin, 1994).
IV. KESIMPULAN
Kesimpulan yang diperoleh adalah pembelajaran pengukuran fisika berbantuan multimedia interaktif dapat lebih meningkatkan penguasaan konsep siswa dibandingkan dengan pembelajaran konvensional
DAFTAR PUSTAKA
Exline. (2004). Workshop: Inquiry-based Learning. Tersedia : http://www. thirteen. org/ edonline/ concept2class/ inquiry/ index_sub2. html.
Hake, R. (1999). Analyzing Change/Gain Scores. Tersedia : http://lists.asu.edu/ cgibin/wa?A2=ind9903&L=aera-d&P=R6855.
Heinich, R. (1996). Instructional Media and Technologies for Learning. New Jersey : Prentice Hall, Englewood Cliffs.
Hemalik, Oemar. (2001). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Hemani. (2002). Pengembangan KBK Siswa SMU pada Pembelajaran Struktur Atom dan Sistem Periodik Berbasis Komputer. Prosiding Seminar HKI 2002
Munir. (2008). Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: ALFABETA.
Setiawan, A. dan Ariyano. (2006). Model Pembelajaran Hypermedia Kinematika Partikel untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Mahasiswa. Laporan PPKP Dikti Tahun Anggaran 2006. Bandung: FPTK UPI.
Yanfang (2006). Improving the Teaching and Learning in Modern Physics with Contemporary Strategies: The China papers. Faculty of Science The University of Sydney.