PENGARUH MOTIVASI DAN DISIPLIN
TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA PEGAWAI KANTOR
PENGADILAN NEGERI KOTA TEGAL
Oleh
ASRINING TYAS
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pemerintah Indonesia saat ini sedang giat-giatnya untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Baik dari segi material maupun dari segi spiritual, baik lahiriah maupun batiniah, guna menuju kepada terciptanya manusia Indonesia seutuhnya. Dalam hal ini pelaksanaan pembangunan manusia Indonesia seutuhnya yaitu peningkatan sumber daya manusia mempunyai peranan yang penting dalam perusahaan atau instansi-instansi lain untuk menghasilkan pekerjaan yang maksimal dan berkualitas.
Manusia merupakan penggerak dan penentu jalannya suatu perusahaan atau instansi-instansi lain. Karena pentingnya unsur manusia dalam menjalankan suatu pekerjaaan maka perlu mendapatkan perhatian dari pimpinan. Pegawai merupakan faktor penting dalam setiap organisasi baik dalam pencapaian tujuan kantor ataupun instansi secara efektif dan efisien. Suatu instansi atau perusahaan bukan hanya mengharapkan pegawai yang mampu, cakap, dan terampil, tetapi yang terpenting mereka mau bekerja giat dan berkeinginan untuk mencapai hasil kerja yang maksimal. Kemampuan dan kecakapan pegawai tidak ada artinya bagi instansi / perusahaan jika mereka tidak mau bekerja giat. Supaya mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang optimal, maka dalam hal ini motivasi sangatlah penting karena pimpinan membagikan pekerjaan pada bawahannya untuk dikerjakan dengan baik dan terintegrasi kepada tujuan yang diinginkan (Hasibuan, 2000:141).
Menurut Malayu S. P. Hasibuan (2000 : 150), setiap pegawai yang bekerja mempunyai dorongan untuk bekerja, baik dorongan positif maupun dorongan negatif. Dorongan atau motivasi yang positif merupakan harapan akan pemenuhan kebutuhan / kepuasan sedangkan motivasi negatif yang berupa hukuman / denda menimbulkan rasa takut dalam diri pegawai. Motivasi pegawai bekerja dipengaruhi oleh dorongan dari dalam diri maupun dari luar diri pegawai. Dengan dimilikinya motivasi kerja pada diri pegawai, maka pegawai dapat bekerja mempunyai harapan terpenuhinya kebutuhan.
Motivasi juga merupakan salah satu faktor yang dapat mendukung efektivitas kerja, karena motivasi adalah keadaan intern diri seseorang yang mengaktifkan dan mengarahkan tingkah lakunya kepada sasaran tertentu (Steers, 1980 :19). Pemberian motivasi kepada pegawai dapat dilakukan dengan cara memberi daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif, dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan.
Menurut Moekijat (1989 :139) ada hubungan yang sangat erat antara motivasi kerja yang tinggi dengan disiplin. Apabila pegawai-pegawai merasa bahagia dalam pekerjaanya, maka mereka pada umumnya mempunyai disiplin. Sebaliknya apabila moril kerja atau semangat kerja mereka rendah, maka mereka dapat menyesuaikan diri dengan kebiasaan-kebiasaan yang tidak baik. Bahkan mungkin juga mereka tidak bersikap sopan terhadap pimpinan. Pada umumnya mereka itu menyetujui saja perintah-perintah, tetapi dengan perasaan yang kurang senang.
Dengan jalan menghukum mereka atau mengadakan beberapa tindakan disipliner yang resmi lainnya terhadap mereka, tidak akan dapat memperbaiki keadaaan itu. Mereka merasa tidak puas dan perasaan tidak puas ini dapat dilihat pada perilaku mereka. Menghukum mereka tanpa terlebih dahulu menganalisis sebab-sebab dari tindakan mereka itu hanya akan membuat hal-hal yang lebih buruk dan akan mengakibatkan semangat kerja pegawai kurang. Setelah kondisi-kondisi yang menyebabkan kekecawaan ini diperbaiki, maka sikap mereka akan berubah dan mereka akan memusatkan perhatiannya pada pekerjaan. Bagaimana cakapnya seorang pegawai, ia masih juga membuat kesalahan-kesalahan dalam pekerjaannya. Akan tetapi dalam hal-hal seperti ini hendaknya ada pendekatan untuk mencari sebab-sebab kesulitan pegawai dan sedapat-dapatnya berbuat sesuatu untuk menolong pegawai itu memperbaiki perilaku atau hasil kerjanya. Inilah yang dimaksud dengan disiplin dalam arti yang positif (Moekijat, 1989: 139).
Disiplin yang baik mencerminkan besarnya rasa tanggung jawab seseorang terhadap tugas-tugas yang diberikan kepadanya. Dengan disiplin kerja pegawai yang tinggi, akan mampu mencapai efektivitas kerja yang maksimal, baik itu disiplin waktu, tata tertib atau peraturan yang telah ditetapkan oleh organisasi. Peraturan sangat diperlukan untuk memberikan bimbingan dan penyuluhan bagi pegawai dalam menciptakan tata tertib yang baik di perusahaan / instansi dimana dengan tata tertib yang baik, maka semangat kerja, moril kerja, efisiensi dan efektivitas kerja pegawai akan meningkat (Hasibuan, 2000 : 194).
Adanya motivasi kerja yang terdapat dalam diri pegawai yang disertai oleh disiplin kerja yang baik merupakan dua aspek yang sangat diharapkan oleh
instansi. Efektivitas kerja disini tidak akan dapat meningkat tanpa adanya motivasi kerja yang tinggi untuk melakukan pekerjaan dengan optimal tanpa ada tekanan dan paksaan dari orang lain yang diimbangi oleh disiplin yang tinggi. Efektivitas dalam wacana kerja disini merupakan unsur penggerak serta perwujudan determinasi diri agar dalam mengerjakan suatu pekerjaan itu dilakukan tidak setengah-setengah, tetapi dengan segenap kekuatan dan kemampuan yang dimiliki dalam arti kata seseorang harus profesional dalam bekerja agar pekerjaan dapat diselesaikan dengan tepat waktu, serta bisa menjalankan peraturan-peraturan yang telah ditetapkan oleh instansi.
Keberhasilan suatu kantor juga dapat dilihat dari kemampuan kantor dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja kantor yang mana hal itu dapat tercapai tergantung pada efisiensi dan efektivitas kerja pegawainya. Efisiensi berkaitan dengan beberapa masukan yang diperlukan untuk menghasilkan suatu unit keluaran, kalau efektivitas-efektivitas maksudnya adalah kemampuan suatu unit untuk mencapai tujuan yang diinginkan (Steers, 1980 : 51).
Melihat pentingnya motivasi dan disiplin kerja bagi para pegawai, maka dalam hal ini Kantor Pengadilan Negeri Kota Tegal juga perlu memperhatikan hal tersebut agar dapat meningkatkan efektivitas kerja para pegawainya. Dimana Kantor Pengadilan Negeri tersebut masih ada permasalahan dalam hal motivasi dan disiplin kerja , yaitu masih adanya kesenjangan yang terjadi misalnya masih kurangnya komunikasi dengan rekan kerjanya dalam kegiatan kantor sehari-hari, kurang puasnya jaminan hari tua, dan masih adanya pegawai yang santai saat jam kerja sedang berlangsung tanpa aktivitas yang berarti, serta masih adanya pegawai yang sering datang terlambat.
Dengan latar belakang masalah skripsi ini peneliti mengambil judul :
“PENGARUH MOTIVASI DAN DISIPLIN TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA PEGAWAI KANTOR PENGADILAN NEGERI KOTA TEGAL”.
1.2 Permasalahan
Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat dirumuskan suatu permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah motivasi dan disiplin kerja pegawai yang ada di kantor Pengadilan Negeri Kota Tegal?
2. Bagaimanakah efektivitas kerja pegawai di kantor Pengadilan Negeri Kota Tegal?
3. Adakah pengaruh motivasi terhadap efektivitas kerja pegawai kantor Pengadilan Negeri Kota Tegal?
4. Adakah pengaruh disiplin terhadap efektivitas kerja pegawai kantor Pengadilan Negeri Kota Tegal?
5. Adakah pengaruh motivasi dan kerja terhadap efektivitas kerja pegawai kantor Pengadilan Negeri Kota Tegal?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui motivasi dan disiplin kerja pegawai yang ada di kantor Pengadilan Negeri Kota Tegal.
2. Untuk mengetahui efektivitas kerja pegawai di kantor Pengadilan Negeri Kota Tegal.
3. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh motivasi terhadap efektivitas kerja pegawai kantor Pengadilan Negeri Kota Tegal.
4. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh disiplin terhadap efektivitas kerja pegawai kantor Pengadilan Negeri Kota Tegal.
5. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh motivasi dan disiplin terhadap efektivitas kerja pegawai kantor Pengadilan Negeri Kota Tegal.
1.4 Kegunaan Penelitian
1. Kegunaan Teoritis:
a. Mengetahui efektivitas kerja pegawai kantor Pengadilan Negeri Kota Tegal.
b. Mengetahui motivasi dan disiplin kerja kantor Pengadilan Negeri Kota Tegal.
c. Menguji hipotesis yang diajukan.
2. Kegunaan Praktis:
a. Bagi penulis, sebagai bahan perbandingan antara teori di bidang manajemen Sumber Daya Manusia dengan keadaan nyata di lapangan / kantor.
b. Bagi instansi, menerapkan kebijakan pengelolaan ketenagakerjaan terutama di bidang peningkatan efektivitas kerja pegawainya.
c. Bagi masyarakat umum, diharapkan sebagai bahan masukan dalam kebijakan di bidang ketenagakerjaan khususnya tentang efektivitas kerja.
1.5 Sistematika Penulisan Skripsi
1.5.1 Bagian Awal
Bagian ini terdiri dari Sampul, Lembar berlogo, Halaman Judul, Persetujuan Pembimbing, Pengesahan Kelulusan, Pernyataan, Motto dan Persembahan, Prakata, Sari, Daftar Isi, Daftar Tabel, Gaftar Gambar, Daftar Lampiran.
1.5.2 Bagian Isi Skripsi
Terdiri dari lima bab, yaitu :
BAB I PENDAHULUAN yang terdiri atas Latar Belakang Masalah, Permasalahan, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Sistematika Skripsi.
BAB II LANDASAN TEORI berisikan Tinjauan Teori antara lain Motivasi, disiplin, dan efektivitas kerja, Kerangka Berpikir, dan Hipotesis.
BAB III METODE PENELITIAN berisikan Populasi, Variabel Penelitian, Metode Pengumpulan Data, Validitas dan Reliabilitas, serta Metode Analisis Data.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN berisi Pengujian Data yaitu Deskriptif Variabel Penelitian, Uji Normalitas Data, Pengujian Hipotesis Parsial dan Simultan, dan Pembahasan Penelitian.
BAB V PENUTUP berisikan Simpulan dan Saran Hasil Penelitian.
1.5.3 Bagian Akhir
Bagian ini terdiri dari Daftar Pustaka dan Lampiran.
—- —-
Naskah selengkapnya hubungi infodiknas@yahoo.com.