- A. Hakikat Peranan Kepala Sekolah Dalam Manajemen Peningkatan Mutu Pembelajaran
Implementasi adalah menerapkan suatu sistim ataupun metode dalam suatu kegiatan tertentu. Sedangkan manajemen menurut GR. Terry (1988 ; 16) adalah pencapaian tujuan yang ditetapkan terlebih dahulu dengan mempergunakan kegiatan orang lain. Selanjutnya, Haiman (1988 ; 15) mengatakan bahwa manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui kegiatan orang lain dan mengawasi usaha – usaha individu untuk mencapai tujuan bersama.
Sedangkan pembelajaran adalah proses ; cara menjadikan orang untuk belajar (Rasyid 2005 ; 42). Dengan demikian, manajemen peningkatan mutu pembelajaran merupakan kapasitas seorang Kepala sekolah dalam membuat planning (perencanaan), hingga controlling (pengawasan), serta evaluating (evaluasi) dalam melaksanakan pembelajaran sehingga pembelajaran mencapai tujuan sesuai dengan yang diharapkan.
- B. Tinjauan Tentang Peranan Kepala Sekolah
Mengingat pentingnya peran Kepala sekolah sebagai pemimpin pembelajaran dalam meningkatkan hasil belajar, maka perlu diidentifikasikan criteria atau standar kepemimpinan pembelajaran berdasarkan hasil – hasil penelitian maupun hasil – hasil kesepakatan para akademisi dan para praktisi kepemimpinan pembelajaran.
Mary Jo (2007) mengatakan seorang Kepala sekolah sebagai pemimpin pembelajaran harus melakukan tugas dan fungsi sebagai berikut :
- Memanfaatkan sebagian besar waktunya untuk memperhatikan apa yang sebenarnya terjadi di ruang kelas, melakukan pengamatan proses pembelajaran dan mendorong peningkatan kinerja guru dan siswa untuk mencapai hasil belajar maksimal.
- Menelusuri hasil – hasil tes siswa dan indikator – indikator lainnya untuk membantu guru dalam memfokuskan perhatiannya terhadap siswa yang mengalami kesulitan dan yang memerlukan bantuan untuk mengatasinya.
- Memfokuskan sebagian besar waktunya untuk meningkatkan mutu guru dan pemanfaatannya secara optimal dalam pembelajaran.
- Memberikan tantangan baru kepada guru untuk meneliti tentang dirinya sendiri apakah yang bersangkutan masih tergolong guru tradisional atau guru modern.
- Memberikan kesempatan kepada guru untuk berbagi informasi dan bekerja sama untuk mengembangkan kurikulum dan pembelajarannya.
- C. Kerangka Berfikir
Jika sekolah dianggap sebagai system, maka kepemimpinan sekolah merupakan salah satu komponennya dan kepemimpinan pembelajaran merupakan salah satu sub komponen kepemimpinan sekolah. Meskipun kepemimpinan pembelajaran merupakan salah satu sub komponen kepemimpinan sekolah, namun kepemimpinan pembelajaran memiliki tingkat kepemimpinan tertinggi.
Sedang sub – sub kepemimpinan lainnya memiliki tingkat kepentingan satu tingkat lebih rendah dan bahkan dua, tiga, dan empat tingkat lebih rendah dari pada kepemimpinan pembelajaran.Mengapa demikian? Jawabannya jelas, karena kegiatan utama di sekolah adalah pembelajaran dan kegiatan – kegiatan lainnya hanya sebagai pendukung. Untuk itu diperlukan Kepala sekolah yang benar – benar memiliki kompetensi sebagai pemimoin pembelajaran.
Kepemimpinan pembelajaran adalah kepemimpinan yang memfokuskan/menekankan pada pembelajaran yang komponen – komponennya meliputi kurikulum, proses belajar mengajar, asesmen (penilaian hasil belajar), penilaian serta pengembangan guru, layanan prima dalam pembelajaran, dan pembangunan komunitas belajar di sekolah.
BAB III
METODE PENELITIAN
- A. Desain Penelitian Tindakan
Metode yang dipilih dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Metode ini dipilih , karena dalam menyimpulkan gejala – gejala informasi atau keterangan dan hasil pengamatan selama proses penelitian berlangsung tentang peranan kepala sekolah dalam manajemen peningkatan mutu pembelajaran . Ruang lingkup penelitian, meliputi peranan kepala sekolah sebagai planning, organizing, actuating, dan controlling dalam meningkatkan mutu pembelajaran.
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah peranan kepala sekolah dalam manajemen peningkatan mutu pembelajaran. Adapun rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi (Wardhani 2007 ; 45). Model ini dipilih karena melalui langkah – langkah, yaitu : Perencanaan, Pelaksanaan, Observasi, dan Refleksi. Penelitian ini akan dilaksanakan dalam dua siklus dan langkah – langkah dalam setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.
- B. Subjek Dan Objek Penelitian
Adapun yang menjadi subjek penelitian ini adalah kepala sekolah SMA Muhammadiyah 4 Langsa dalam menerapkan fungsi – fungsi manajemen untuk meningkatkan mutu pembelajaran.
- C. Lokasi Dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMA Muhammadiyah 4 Langsa. Pemilihan lokasi penelitian ini karena sekolah tersebut adalah sekolah yang dipimpin oleh peneliti. Dari hasil supervisi pengawas, ditemukan kelemahan kepala sekolah dalam peranannya sebagai kepala sekolah dalam manajemen peningkatan mutu pembelajaran. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November, mulai dari persiapan hingga pembuatan laporan.
- D. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan yang terdiri dari : Perencanaan, Pelaksanaan, Observasi, dan Refleksi.
- Perencanaan
– Mengumpulkan data – data yang diperlukan.
– Meminta arahan dari pengawas Pembina tentang pembuatan PTS.
– Menyusun jadwal pengolahan data.
- Pelaksanaan
- Hari pertama, jam 9 s/d jam 12 bertempat di SMA Muhammadiyah 4 Langsa pemaparan aspek – aspek manajemen kepala sekolah.
- Hari kedua, menyusun konsep peranan kepala sekolah dalam manajemen peningkatan mutu pembelajaran.
- Hari ketiga, mengadakan persentasi dari data – data yang diperoleh.
- Observasi
- Kesiapan bahan / data dari aspek yang dinilai.
- Hasil sementara aspek kegiatan.
- Refleksi
Untuk menentukan keberhasilan suatu tindakan, digunakan kriteria sebagai berikut :
- Mengumpulkan data – data hasil supervisi pengawas terhadap kepala sekolah sebelum adanya pembinaan.
- Mengumpulkan data – data hasil supervisi kelas terhadapa guru oleh kepala sekolah.
- Menentukan waktu pembinaan untuk kepala sekolah dari pengawas Pembina.
- Mengadakan pembinaan terhadap guru dari kepala sekolah.
- E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang dibuat yaitu berupa format aspek kegiatan /kondisi apa yang telah di supervisi, yang meliputi manajemen, kepala sekolah, kelembagaan, ketenagaan, dan pembiayaan, lingkungan dan budaya sekolah, serta peran serta masyarakat, dan instrumen supervisi bimbingan dan konseling.
Format Supervisi untuk Pengawas :
Manajemen Kepala Sekolah
No | AspekKegiatan / Kondisi | Tdk Ada | Ya (Ada)Skor | Keterangan | |||
1 | 2 | 3 | 4 | ||||
A | Visi Dan Misi Sekolah | ||||||
1 | – | ||||||
2 | – | ||||||
B | Program Kerja Dan Pelaksanaan | ||||||
1 | – | ||||||
2 | – | ||||||
C | Supervisi Akademik Dan Manajerial | ||||||
1 | – | ||||||
2 | – | ||||||
D | Pembinaan Dan Partisipasi Personel | ||||||
1 | – | ||||||
2 | – | ||||||
E | Kelengkapan Administrasi | ||||||
1 | – | ||||||
2 | – |
Kelembagaan, Ketenagaan, Dan Pembiayaan
No | AspekKegiatan / Kondisi | Ada | Ya (Ada)Skor | Keterangan | |||
1 | 2 | 3 | 4 | ||||
A | Organisasi / Kelembagaan | ||||||
1 | – | ||||||
2 | – | ||||||
B | Komite Sekolah | ||||||
1 | – | ||||||
2 | – | ||||||
C | Ketenagaan | ||||||
1 | – | ||||||
2 | – | ||||||
D | Pembiayaan | ||||||
1 | – | ||||||
2 | – |
Instrumen Supervisi Dan Konseling
No | AspekKegiatan / Kondisi | TdkAda | Ya (Ada)Skor | Keterangan | |||
1 | 2 | 3 | 4 | ||||
A | Ruang BK, Kelengkapan, Dan Personel | ||||||
1 | – | ||||||
2 | – | ||||||
B | Program BK | ||||||
1 | – | ||||||
2 | – | ||||||
C | Bidang Bimbingan | ||||||
1 | – | ||||||
2 | – | ||||||
D | Kegiatan Layanan Dan Kegiatan Pendukung | ||||||
1 | – | ||||||
2 | – | ||||||
E | Evaluasi, Analisis, Tindak Lanjut Dan Laporan | ||||||
1 | – | ||||||
2 | – |
Lingkungan Dan Budaya Sekolah, Serta Peran Serta Masyarakat
No | AspekKegiatan / Kondisi | Tdk(Tdk Ada) | Ya (Ada)Skor | Keterangan | |||
A | Keamanan Dan Ketertiban | ||||||
1 | – | ||||||
2 | – | ||||||
B | Kebersihan Dan Kesehatan | ||||||
1 | – | ||||||
2 | – | ||||||
C | Keindahan Dan Kerindangan / Penghijauan | ||||||
1 | – | ||||||
2 | – | ||||||
D | Kekeluargakan Antar Warga Sekolah | ||||||
1 | – | ||||||
2 | – | ||||||
E | Budaya Sekolah | ||||||
1 | – | ||||||
2 | – | ||||||
F | Peran Serta Masyarakat | ||||||
1 | – | ||||||
2 | – |
- F. Teknik Analisis Data
Data yang diambil terdiri dari 2 tahap, yaitu :
- Merekap nilai hasil dari supervise tahap I, yaitu dengan rumus :
a. Nilai = Jumlah Skor Butir Perolehan : Jumlah Skor Maksimum x 100
b. Mencari nilai rata – rata ( Avarage ).
- Merekap nilai hasil dari supervisi tahap II.
- Mengadakan persentase perbandingan antara supervisi tahap I dengan tahap II.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
- Deskripsi Kondisi Awal
Gambaran hasil yang didapat berdasarkan rekaman fakta dan observasi di lapangan, kepala SMA Muhammadiyah Langsa pada awalnya kurang memahami peranan kepala sekolah dalam manajemen, yakni kurang memahami tentang planning, organizing, actuating, dan controlling. Yang kesemuanya itu diimplementasikan dalam pembelajaran yang meliputi : baik program tahunan, semester, evaluasi, bimbingaan konseling, pengelolaan sumber daya manusia, sarana dan prasarana, menciptakan iklim sekolah yang menyenangkan dan kondusif, serta memberi nasehat kepada warga sekolah serta melaksanakan model pembelajaran yang menarik.
- a. Perencanaan
Perencanaan terdiri dari :
- Melaporkan kegiatan penelitian kepada pengawas pembina dan komite sekolah serta dikdasmen majelis pendidikan.
- Berkoordinasi dengan para wakil kepala sekolah dan tim pengembang sekolah, dengan cara meminta masukan tentang masalah yang ada sekaligus membicarakan tentang masalah teknis, waktu pelaksanaan penelitian dan hal – hal yang berkaitan dengan penelitian pada waktu supervisi dilaksanakan.
- Kepala sekolah memberikan masukan tentang pentingnya manajemen, baik manajemen administrasi guru maupun teknis – teknis pembelajaran.
- Merencanakan aspek kegiatan ataupun kondisi yang ada di supervisi sebagai untuk menilai bagaimana peranan kepala sekolah dalam manajemen peningkatan mutu pembelajaran.
- b. Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap ini dilakukan beberapa langkah, yaitu :
- Menyimpulkan data – data aspek dan kondisi yang telah disupervisi.
- Menetukan jadwal supervisi kelas terhadap guru.
- Mempersiapkan semua bidang yang akan disupervisi bagi pengawas.
- Merangkumkan semua nilai hasil supervisi, baik sebelum adanya pembinaan maupun setelah adanya pembinaan.
- Menentukan waktu pembinaan.
- c. Hasil Observasi
Pada tahap ini pengamatan terhadap tindakan yaitu menitik beratkan kepada kopetensi kepala sekolah dalam perannya dalam manajemen peningkatan mutu pembelajaran yang dievaluasi melalui supervisi oleh pengawas. Tujuan dilakukan pengamatan adalah untuk mengetahui aspek kegiatan mana yang perlu dan patut dipertahankan, diperbaiki, atau dihilangkan sesuai dengan tujuan yang ada dan mampu meningkatkan kinerja kepala sekolah dalam menerapkan fungsi – fungsi manajemen dalam peranannya sebagai kepala sekolah dalam manajemen, dengan tujuan peningkatan mutu pembelajaran.
Guru juga diobservasi, melalui supervisi kelas oleh kepala sekolah, untuk melihat sejauh mana mengetahui tentang KTSP, KBM, strategi penguasaan materi dan media pembelajaran begitu juga halnya dengan bimbingan konseling.
- A. Pembahasan Hasil Penelitian
Dari hasil pengamatan dapat dilihat ada perubahan kemajuan, baik yang menyangku manajemen kepala sekolah, kelembagaan, ketenagaan dan pembiayaan, serta bimbingan konseling. Karena ini dimenej oleh kepala sekolah yang hasil tingkat kemajuan dan kemundurannya dinilai oleh pengawas.
Penelitian ini mengadakan perbandingan dari tahap, yaitu tahap sebelum pembinaan dan tahap sesudah pembinaan. Lembar observasi yang telah disiapkan, diperoleh data sebagai berikut :
Dari tabel di atas dapat dilihat hasilnya sebagai berikut :
Rekapitulasi Penilaian
No | Penilaian | Bidang yang Disupervisi | Skor | Keterangan |
(1) | (2) | (3) | (4) | (5) |
1 | Tahap I |
Tahap II- Manajemen Kepala Sekolah
– Manajemen Kepala Sekolah66
79
Rataan = 72,5Ada Peningkatan 0,20 %
( Baik )2Tahap I
Tahap II- Kelembagaan- Ketenagaan
– Pembiayaan
– Kelembagaan
– Ketenagaan
– Pembiayaan68
75
Rataan = 71,5Ada Peningkatan 10,2 %
( Baik )3Tahap I
Tahap II- Bimbingan- Konseling
– Bimbingan
– Konseling65
82
Rataan = 74Ada Peningkatan 26 %
( Baik )4Tahap I
Tahap II- Lingkungan Dan Budaya Sekolah- Peran Serta masyarakat
– Lingkungan Dan Budaya Sekolah
– Peran Serta Masyarakat54
63,2
Rataan = 59Ada Peningkatan 17,04 %
( Cukup )
Data rekapitulasi penilaian di atas lihat lampiran tahap I dan tahap II.
Keterangnan Nilai :
86 – 100 = A
71 – 85 = B
56 – 70 = C
< 56 = D
Dari tabel di atas maka tampak adanya prestasi perkembangan dari manajemen yang diterapkan di sekolah, seperti :
- Bidang Manajemen
sebelum adanya pembinaan dari pengawas skor komulatif 66, setelah adanya pembinaan dari pengawas terhadap keepala sekolah , skor yang diperoleh meningkat menjadi 79, maka dapat disimpulkan bahwa setelah adanya pembinaan ada peningkatan peranan kepala sekolah di bidang manajemen kepala sekolah mencapai 20 % dengan rataan 72,5 yaitu level B ( Baik ).
- Bidang Kelembagaan, Ketenagaan, Dan Pembiayaan
Pada tahap I sebelum diadakannya pembinaan dari pengawas, skor komulatif yang didapat adalah 68, setelah adanya pembinaan terhadap kepala sekolah dari pengawas terhadap kepala sekolah, skor meningkat menjadi 75, maka dapat disimpulkan setelah adanya peminaan meningkat mencapai 10 %. Demikian pula dengan bidang bimbingan konseling, dan lingkungan dan budaya sekolah, serta peran serta masyarakat pada tahap I sebelum pembinaan mencapai peningkatan masing – masing 26 % dengan rataan 74 dan 59 dan 17 %.
Dari uraian di atas maka peranan kepala sekolah dalam manajemen peningkatan mutu pembelajaran dengan memprioritaskan pada fungsi planning, organizing, actuating, dan controlling secara terencana dan terarah setelah adanya pembinaan mengalami peningkatan rataan 18,3 %.
Maka hipotesis tindakan merumuskan implementasi peranan kepala sekolah dalam manajemen yang terencana mampu meningkatkan mutu pembelajaran.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
- A. Kesimpulan
Berdasarkan deskripsi dan analisis penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut :
Peranan kepala sekolah dalam mutu pembelajaran SMA kabupaten telah berjalan secara efektif dan efisien. Hal ini terbukti dari sebagian besar tenaga pengajar melaksanakan pelatihan – pelatihan sampai pemenuhan sarana dan prasarana dan banyaknya prestasi baik akademik maupun non akademik. Peranan kepala sekolah dalam mengorganisasikan peningkatan mutu pembelajaran di SMA Muhammadiyah Langsa telah menerapkan fungsi manajemen. Didalam melaksanakan pengorganisasian, kepala sekolah SMA Muhammadiyah Langsa sudah baik, karena : (a) Memberikan wewenang kepada masing – masing pelaksana dan memberi kepercayaan enuh kepada mereka; (b) Membagi – bagi dan menggolongkan akktivitas – aktivitas yang dilaksanakan, yaitu kegiatan intern di sekolah maupun kegiatan ekstern yang berhubungan langsung dengan masyarakat; (c) Terciptanya jalinan kerja yang harmonis antar para tenaga pendidik dan seluruh perangkat sekolah lainnya di SMA Muhammadiyah Langsa.
Fungsi penggerak yang sudah berjalan di SMA Muhammadiyah Langsa dapat dikatakan sudah baik, karena : (a) adanya motivasi dari kepala sekolah yang mendorong kepada para pelaksana dan seluruh jajaran untuk melaksanakan peningkatan mutu pembelajaran. Selain itu juga diperhatikannya segi kemanusiaan, yaitu dengan membangkitkan semangat kerja sesuai dengan tugas sendiri – sendiri; (b) Terdapat adanya bimbingan kea rah pencapaian sasaran pembelajaran yang sudah ditetapkan sebelumnya, serta para tenaga pendidik yang ada dipacu untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuan, kesadaran dan keterampilan dalam pembelajaran supaya proses penyelenggaraan pembelajaran berjalan secara efektif dan efisien.
Dalam fungsi manajemen khususnya fungsi pengawasan ( Controlling ). Penyelenggaraan program dan kegiatan manajemen peningkatan mutu pembelajaran SMA Muhammadiyah Langsa telah berjalan dengan baik dan lancar karena kegiatan – kegiatan yang telah diserahkan kepada para guru itu sesuai dengan bidang masing – masing.
- B. Saran
Dalam kepemimpinannya kepala sekolah SMA Muhammadiyah Langsa telah menerapkan fungsi – fungsi manajemen. Kepala sekolah SMA Muhammadiyah Langsa lebih meningkatkan peran dan fungsi perencanaan yang sudah berjalan baik. Penyelenggaraan program dan kegiatan manajemen peningkatan mutu pembelajaran berjalan dengan baik dan lancar karena kegiatan – kegiatan telah diserahkan kepada para guru itu sesuai dengan bidang masing – masing. Pengawasan yang sudah baik ini hendaknya dipertahankan karena pengawasan mempunyai kedudukan dan peranan sangat penting bagi segala aktivitas pendidikan di SMA Muhammadiyah Langsa, sebab merupakan alat pendinamisan terhadap jalannya proses pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
.
Kontak: 081 333 052 032
http://www.peutuah.com/penelitian-tindakan-sekolah-kepsek/