BANYAKNYA tawuran yang melibatkan pelajar akhir-akhir ini mencerminkanproses belajar mengajar kita yang tidak mampu menjangkau wilayah pendidikan karakter pelajar. Sistem pendidikan lebih mengutamakan kecerdasan otak dan menepikan kecerdasan hati. Sebagai pelajar, saya berpikir positif kepada teman-teman pelajar yang melakukan tawuran itu. Mereka punya potensi yang besar kalau ada yang memfasilitasi.Sejalan dengan usul salah seorang bupati di Jateng, saya mendukung usul memasukkan bela diri sebagai pelajaran sekolah. Apalagi, jika yang diterapkan adalah pencak silat, bela diri dari dalam negeri yang perlu dilestarikan. Kita bisa mencontoh Tiongkok yang melestarikan kungfu dengan memasukkannya ke kurikulum sekolah.
Ada berbagai aliran pencak silat di Indonesia, namun banyak yang masih bersifateksklusif. Jika menjadi salah satu pelajaran di sekolah, para pelajar yang hobi berantem mampu mengekspresikan di tempat yang benar. Siapa tahu mereka menjadi atlet yangbisa mengharumkan negeri. Selain itu, pencak silat mengandung pendidikan moral yang luhur sehingga bisa mengendalikan keanarkisan para pengikutnya.
Yono Triyanto.
.
http://www.pontianakpost.com/index.php?mib=berita.detail&id=97853