PEMBERI HIDAYAH HANYALAH ALLAH SEMATA
Dalam sebuah hadits qudsi, Allah ﷻ berfirman,
يَا عِبَادِيْ كُلُّكُمْ ضَالٌّ إِلَّا مَنْ هَدَيْتُهُ فَاسْتَهْدُوْنِي أَهْدِكُمْ
“Wahai hamba-hamba-Ku, kalian semua tersesat kecuali mereka yang Aku beri petunjuk. Maka mintalah hidayah kepada-Ku, pasti kalian Kuberi hidayah.”
Hidayah hanya di tangan Allah semata. Demikian juga keteguhan dalam memegangnya, hanyalah Allah yang menentukan. Betapa butuhnya seorang hamba kepada Allah agar Dia memberinya petunjuk dan keteguhan. Dan agar Dia memperbaiki seluruh keadaan dirinya.
Allah ﷻ berfirman,
وَجَعَلْنَا مِنْهُمْ أَئِمَّةً يَهْدُونَ بِأَمْرِنَا لَمَّا صَبَرُوا ۖ وَكَانُوا بِآيَاتِنَا يُوقِنُونَ
“Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar. Dan adalah mereka meyakini ayat-ayat Kami.” (QS: As-Sajdah | Ayat: 24).
Ada sebuah doa yang beliau ajarkan, yang menunjukkan semua hal itu. Doa tersebut adalah sebuah doa yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Shahih-nya dari Ali bin Abi Thalib radhiallahu ‘anhu, ia berkata, “Rasulullah ﷺ mengajariku:
قُلْ: اَللَّهُمَّ اهْدِنِيْ وَسَدِدْنِي. هِدَايَتُكَ الطَرِيْقُ، وَالسَّدَادُ سَدَادُ السَّهْمِ.
‘Katakanlah: Allahummahdinii wa sadidnii. “Ya Allah berilah aku hidayah dan keteguhan dalam kebenaran. HidayahMu adalah jalan. Dan keteguhanMu adalah lurusnya (sasaran) anak panah.”
Dalam riwayat yang lain, ‘Katakanlah: Allahummaa innii as-aluka al-huda wa as-sadad’. “Ya Allah, aku memohon kepada-Mu hidayah dan keteguhan”.
Doa ini juga mengajarkan kita akan pentingnya sikap adil dan moderat. Agama Allah ﷻ ini adalah agama yang moderat. Jauh dari sikap kasar dan berlebih-lebihan. Jauh dari sikap berlebihan dan juga meremehkan. Dan as-sadad adalah sesuai dengan kebenaran tanpa berlebihan, kasar, dan meremehkan.
Dalam doa ini juga kita diingatkan akan bahaya kesesatan dan penyimpangan. Lawan dari hidayah adalah kesesatan. Dan lawan dari teguh dalam kebenaran adalah penyimpangan. Kedua hal ini sangat berbahaya dalam kehidupan seorang hamba. Wajib bagi seseorang untuk bertakwa kepada Allah ﷻ. Dan sangat berhati-hati dan waspada dari kesesatan dan penyimpangan.
Doa ini juga mengajarkan bahwa hidayah dan taufik berada di tangan Allah. Tidak ada yang bisa menunjuki ke jalan yang lurus kecuali Allah ﷻ.
مَنْ يَهْدِ اللهُ فَهُوَ الـمُهْتَدِ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَنْ تَجِدَ لَهُ وَلِيًّا مُرْشِدًا
“maka dialah yang mendapat petunjuk; dan barangsiapa yang disesatkan-Nya, maka kamu tidak akan mendapatkan seorang pemimpinpun yang dapat memberi petunjuk kepadanya.” (QS: Al-Kahfi | Ayat: 17).
Di zaman seperti sekarang ini, pintu-pintu yang menyibukkan manusia dari akhiratnya terbuka begitu lebar, betapa butuhnya kita terhadap doa seperti ini dalam perjalan menuju Allah ﷻ dan negeri akhirat. Betapa butuhnya kita terhadap doa ini dalam merealisasikan tujuan penciptaan kita.
Sesungguhnya seorang mukmin dalam kehidupan ini adalah bagaikan seorang musafir. Sebagaimana musafir membutuhkan penunjuk jalan, senantiasa berada di jalan yang benar untuk sampai ke tujuan, dan menghindari jalan-jalan yang menyimpang, demikian pula halnya kita dalam perjalanan menuju akhirat ini.
Betapa butuhnya kita untuk tetap berada di jalan hidayah. Perhatian dalam merealisasikan keteguhan kita. Meminta tolong kepada Allah ﷻ. Mencari sarana yang bisa membantu kita. Dan doa yang diajarkan Nabi kita Muhammad ﷺ ini adalah di antara jalan yang kesuksesan tersebut.