
JAKARTA, KOMPAS.com – Digelarnya simposium Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional/Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI/SBI) selama dua hari, Rabu-Kamis (9-10/3/2011), di Jakarta, diharapkan menjadi salah satu media evaluasi bagi pemerintah dalam upaya mengembangkan dan meningkatkan standar kualitas pendidikan nasional.
Demikian hal itu mengemuka dalam “EBE Symposium on The RSBI/SBI system in Indonesia: Policy and Practice”, Rabu (9/3/2011). Education Advisor British Council Indonesia Itje Chotidjah mengatakan, simposium tersebut membahas tentang evaluasi perjalanan program RSBI/SBI di Indonesia.
Itje mengatakan, kurikulum yang tidak terstruktur dengan baik dan kualitas guru yang memprihatinkan menjadi dua hal esensial yang menghambat pemerintah dalam mewujudkan program sekolah bertaraf internasional di Indonesia. Program rintisan sekolah bertaraf internasional/sekolah bertaraf internasional (RSBI/SBI) perlu dikaji ulang.
Adapun acara diskusi interaktif ini menggandeng British Council sebagai lembaga yang menyediakan kesempatan pertukaran kebudayaan dan pendidikan Inggris-Indonesia ini. British Council Indonesia sendiri telah melakukan riset sejak 2008 untuk membantu Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas) dalam mengukur efektivitas sistem RSBI/SBI.
Salah satu materi yang ramai didiskusikan adalah mengenai efektivitas penggunaan bahasa asing sebagai bahasa pengantar di dunia pendidikan, terutama dalam kaitannya dengan program RSBI/SBI. Hadir sebagai pembicara adalah Wakil Menteri Pendidikan Nasional (Wamendiknas), Fasli Jalal, Hywel Coleman, Charlie Hanawati dan lain-lain.
.
http://edukasi.kompas.com/read/2011/03/09/16163756/Pemakaian.Bahasa.di.RSBI/SBI.Dievaluasi