PINRANG, KOMPAS.com — Selain karena keterbatasan ekonomi, tingginya angka putus sekolah di sejumlah daerah di wilayah Indonesia juga disebabkan oleh minimnya akses dan fasilitas pendidikan. Terbatasnya akses dan fasilitas pendidikan membuat mereka harus menempuh perjalanan panjang, bahkan penuh perjuangan, untuk mencapai lokasi sekolahnya. Salah satunya dapat dilihat dari perjuangan para pelajar di Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan.
Puluhan siswa dari tingkat SMP dan SMA, harus menempuh jarak sekitar 3 kilometer setiap hari untuk mencapai sekolah yang berlokasi di ibu kota kecamatan. Tak cukup berjuang menempuh berkilo-kilo meter, para pelajar dari Dusun Maung, Desa Buttu Sawe, Kecamatan Duampanua bahkan harus mengambil risiko menyebrangi dua sungai berarus deras sepanjang 20 meter.


“Jalan yang harus kami tempuh juga mendaki. Itu belum dua sungai yang harus kami lalui, yang arusnya deras. Apalagi, sekarang hujan sering turun. Kadang kami takut menyeberang, tetapi terpaksa karena tidak ingin ketinggalan pelajaran,” kata Surianti, salah seorang pelajar SMA Bungi, kepada Kompas.com, Rabu (15/2/2012).
Panjangnya perjalanan yang harus dilalui, terkadang membuat seragam sekolah yang mereka kenakan basah saat melintasi sungai. Surianti mengaku, dia dan puluhan temannya berangkat dari rumah menuju sekolah sebelum pukul enam pagi, agar bisa tiba disekolah mereka tepat waktu.
“Kami semua yang sekolah dan tinggal di Dusun Maung, hanya berjalan kaki. Sepeda saja sulit melintas untuk keluar kampung kami karena jalannya menanjak dan berliku,” jelasnya.
Warga setempat mengaku, hal tersebut sudah berlangsung bertahun-tahun dan hingga kini belum ada perhatian serius dari pemerintah setempat. Daddi, salah seorang warga mengatakan, para orangtua sebenarnya mengkhawatirkan keselamatan anak mereka saat harus melintasi sungai berarus deras. Apalagi, pernah terjadi seorang siswa terseret arus saat melintas.
“Meski tak sampai merenggut korban nyawa, namun sudah ada siswa yang sempat terseret arus saat menyebrangi sungai,” keluh Daddi.
Secara terpisah, Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Pinrang H Andi Mappanyukki, saat dikonfirmasi Kompas.com, mengatakan, pihaknya akan segera membentuk tim untuk memantau langsung lokasi yang dimaksud sekaligus melakukan survei populasi penduduk di Dusun Maung. Jika dimungkinkan, Dinas akan membangun kelas jauh di dusun tersebut.
“Tapi bisa saja kami mengusulkan membangun jembatan untuk masyarakat dan pelajar disana melalui Musrenbang daerah. Itu tergantung mana alternatif yang paling cocok untuk warga setempat. Segera ini kami laporkan pada bupati,” janji Andi.
http://edukasi.kompas.com/read/2012/02/15/15591090/Pelajar.Maung.Lintasi.Dua.Sungai.untuk.Capai.Sekolah