Siapa tak kenal durian. Buah yang kulitnya keras berduri ini mampu membuat orang rela merogoh kocek dalam-dalam. Maklum, rasanya yang khas membuat banyak orang ketagihan. Itu pula yang membuat pasarnya terus meningkat, tak hanya buahnya namun juga olahan durian.
Di Surabaya, meski cukup mudah menemukan makanan dari olahan durian, seperti ketan durian atau kue sus durian, namun ada satu lokasi yang dianggap favorit dan menjadi jujugan konsumen, yakni sus dan ketan durian Aditya.
Selain keberadaannya yang sudah cukup lama, rasa serta kualitas kue yang dihasilkan memang tak diragukan lagi. Pemilik sekaligus perintis usaha ini, Yenny Wilandra mengatakan, durian memang memiliki rasa yang khas. Itu pula yang membuat konsumen ‘ketagihan’ mencari produk buatannya.
“Banyak jenis kue yang kami hasilkan, namun yang paling banyak dicari adalah sus dan ketan durian. Menurut mereka, dua produk saya ini memiliki rasa yang khas dan beda dengan produk sejenis di pasar,” kata Yenny, ditemui di rumah sekaligus tempat produksi dan gerainya di kawasan Ngagel Madya, Surabaya.
Saat ini, ia sudah menciptakan dan memroduksi beragam kue olahan, mulai sus durian, ketan durian, singkong goreng bumbu dan singkong durian, dodol durian, bubur kacang ijo durian, pukis durian, panekoek durian, es ganefo durian, hingga kue kering seperti semprit dan nastar durian.
Harga yang dipatok beragam, sus durian misalnya, saat ini dijual Rp 7.000 per biji, sedang ketan durian Rp 12.500 per porsi. Harga itu memang pantas, mengingat Yenny tak mau main-main dalam memilih durian sebagai bahan.
“Durian yang kami olah, durian lokal kualitas super. Karena kami memiliki supplier tetap yang tentu sangat tahu standar kami, dan kami selalu menjaga kualitas ini,” ulas Yenny, didampingi Sirlay Maria, karyawan sekaligus orang kepercayaan wanita 60 tahun ini.
Tak heran, pembeli dan pelanggannya tak pernah surut, termasuk di gerai cabangnya di kawasan Jalan Mayjen Sungkono, Surabaya. Mereka bukan saja datang dari Surabaya dan sekitarnya, tetapi banyak juga para pelancong dari luar kota, bahkan luar negeri.
“Banyak pembeli di sini untuk oleh-oleh, tujuannya hampir semua kota di Indonesia, dan beberapa negara seperti Australia, Singapura, China, Malaysia, dan Hongkong. Asal perjalanannya tak lebih sehari semalam masih awet. Apalagi jika ditaruh di lemari es, bisa tahan 3-4 hari,” tambah Sirlay.
Dibantu sekitar 11 orang tenaga kerja, pada hari biasa tak kurang dari 500 biji sus durian terjual setiap harinya, sedang ketan durian rata-rata 100 porsi per hari. Jumlah itu bisa berlipat saat akhir pekan. Tingginya permintaan juga dialami produk kue lainnya. Tak heran, minimal 300 buah durian ia habiskan setiap pekannya.
Memang, untuk sukses dan dikenal seperti itu bukan hal mudah bagi Yenny. Selain ide yang terus berkembang, ibu satu orang putri dan nenek dua cucu ini harus berjuang sendirian memperkenalkan produk-produknya.
Ia mengawali usaha itu dari sebuah gerai kecil di kawasan Jalan Mayjen Sungkono, sekitar tahun 1995. Saat itu, usahanya warung ayam. Berangkat dari kesukaannya pada buah durian, Yenny berpikiran bagaimana bisa mengonsumsi durian dengan wujud kue. Muncullah ide membuat kue sus durian.
“Awalnya hanya untuk keluarga sendiri. Namun saat ada pelanggan, saya mencoba membagi kue durian ini, ternyata mereka suka. Katanya rasa duriannya tidak eneg. Dari situlah akhirnya sus durian ini mulai dikenal,” ungkapnya.
Kini, meski banyak ditemui sus durian atau ketan durian di pasar, Yenny tak khawatir. Baginya, rezeki sudah ada yang mengatur. Tak ingin stagnan hanya di satu jenis produk, ia terus membuat ide-ide untuk mengangkat buah durian ke dalam menu atau kue yang ia buat. Paling tidak ia menargetkan minimal harus ada satu produk baru setahun berbahan durian.
“Mereka yang tak suka durian, kami juga menyediakan menu non durian, seperti bakso, batagor, aseman Bogor, dan banyak lagi. Bisa makan di tempat atau dibawa pulang,” beber dia.
Meski sudah dikenal, toh Yenny tetap berkeinginan menambah satu atau beberapa lagi outlet di Surabaya. “Selain memperkuat sus dan ketan durian sebagai oleh-oleh khas Surabaya, juga ingin mendekatkan diri ke konsumen,” tutur Yenny, yang saat ini tengah mencari lokasi yang tepat.
.
http://www.surya.co.id/2011/09/05/olahan-serba-durian-berbuah-duit