KULIAH ONLINE
OCICE
(Online Constructive, Interactive, and Cooperative Education)
- Matakuliah: Landasan Pendidikan dan Pembelajaran.
- Pengampu: Rulam Ahmadi.
- Prodi : Pendidikan Bahasa Inggris.
- Fakultas; Pascasarjana UNISMA.
PETUNJUK
- Mahasiswa membuat kelompok dengan 2 atau 3 anggota.
- Dalam satu kelompok paling tidak ada satu media (Laptop) yang siap digunakan online.
- Setiap kelompok menggunakan salah satu akun anggota dan berfungsi sebagai nama kelompok.
- Di bawah teks ada sejumlah pertanyaan yang harus dijawab dalam kelompok, kemudian hasil kerja kelompok di-posting di facebook.
- Setelah semua kelompok me-posting hasil kerjanya, masing-masing kelompok memberikan komentar terhadap hasil kerja kelompok yang lain (diskusi online).
MATERI PEMBELAJARAN
ANALISIS SISTEM DALAM PENDIDIKAN
Pengertian Sistem
Istilah sistem berasal dari bahasa Yunani “systema”, yang berarti sehimpunan bagian atau komponen yang saling berhubungan secara teratur dan merupaka suatu keseluruhan. Sistem merupakan istilah yang memiliki makna sangat luas dan dapat digunakan sebagai sebutan yang melekat pada sesuatu. Roger A Kaufman mendefinisikan sistem sebagai jumlah keseluruhan dari bagian-bagian yang bekerja secara independen dan bekerja bersama untuk mencapai hasil yang dikehendaki berdasarkan asas kebutuhan.
Analisis Sistem dalam Pendidikan
Penggunaan analisis sistem dalam pendidikan dimaksudkan untuk memaksimalkan pencapaian tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. Prinsip utama penggunaan analisis sistem dipersyaratkan dalam menangani permasalahan pendidikan agar para pelaksana pendidikan berpikir secara sistematis, yakni memperhitungkan segenap komponen pendidikan dalam menangani permasalahan pendidikan. Cara demikian diperlukan agar setelah melihat adanya suatu alternatif tidak terburu-buru mengambil keputusan dengan menganggap atau menetapkan bahwa alternatif tersebut merupakan satu-satunya yang dapat digunakan. Jika seorang guru mendapati siswanya sering tidak hadir, tidak seharusnya sang guru langsung menetapkan pemecahan masalah dengan hukuman karena siswa tersebut dianggap pemalas. Anggapan bahwa hukuman tersebut merupakan satu-satunya cara atau alternatif yang paling ampuh disertai pelaksanaan hukuman yang terkesan terburu-buru, maka cara pemecahan masalah yang demikian itu sangatlah tidak bijaksana karena tidak didasarkan pada cara pemecahan masalah yang sistematis.
Guru yang menempuh pendekatan sistematis (menyeluruh, terstruktur, teratur, dan terukur) baru mengambil keputusan setelah lebih dulu melacak semua hal yang diperkirakan menjadi penyebab terjadinya suatu masalah atau peristiwa. Terkait dengan permasalahan tersebut, patut diduga bahwa siswa yang bersangkutan memang benar-benar pemalas (komponen murid), atau ada guru yang tidak disukainya sehingga menimbulkan keengganan untuk belajar (komponen guru), atau ada sejumlah mata pelajaran tidak disukai sehingga enggan mempelajarinya (komponen kurikulum), atau karena ada sebab-sebab lain yang terdapat di lingkungan sekolah sehingga menimbulkan keengganan untuk hadir dan belajar di sekolah.
Semua hal sebagaimana tersebut patut diduga dan perlu ditelusuri agar guru dapat mengambil keputusan yang tepat sesuai dengan porsi dan proporsinya dalam mengambil tindakan untuk memecahkan masalah. Misalnya saja, jika dari penelusuran ditemukan bahwa penyebab ketidkhadiran siswa adalah tugas-tugas rumah tangga yang terlalu banyak dari keluarga di mana siswa menumpang, maka pemecahan masalah yang tepat tidak dengan hukuman melainkan melakukan pendekatan kepada keluarga yang ditumpangi siswa dan memberikan pengertian agar keluarga tersebut memberikan waktu yang cukup untuk belajar kepada siswa yang bersangkutan.
Gambaran sebagaimana tersebut di atas menunjukkan bahwa untuk dapat memecahkan masalah pendidikan, berbagai komponen dalam pendidikan perlu dikenali secara tuntas agar dapat ditemukan komponen mana yang bermasalah dan perlu dibenahi atau dikembangkan sehingga segenap komponen dapat berfungsi secara maksimal. Bila semua komponen sudah baik, mungkin saja hubungan antar komponen yang bermasalah. Jika demikian halnya, maka yang perlu diperbaiki adalah hubungan antar komponen, sementara itu komponen-komponennya sendiri belum memerlukan perbaikan. Jika tujuan sistem tidak tercapai sepenuhnya, maka hal-hal yang perlu diusahakan antara lain; menemukan komponen yang mengandung kelemahan, menemukan hubungan antar komponen yang mengandung kelemahan, dan memperbaiki komponen atau hubungan antar komponen yang mengandung kelemahan. Demikian inilah cara berfikir sistematis dalam memecahkan masalah, dan inilah arti efisiensi serta efektifitas analisis sistem.
Dalam situasi tertentu, bukanlah hal yang mustahil jika analisis sistem terhadap permasalahan pendidikan membuahkan keputusan tentang perlunya dilakukan perombakan sistem secara total. Misalnya, jika komponen-komponen pokok sudah tidak sesuai lagi dengan tuntutan umum situasi dan hubungan antar komponen tidak lagi berjalan dengan baik. Dalam situasi seperti ini secara keseluruhan sistem harus diganti karena perbaikan terhadap komponen-komponen tertentu akan berarti pemborosan yang amat sangat.
PERTANYAAN
- Apa yang dimaksud berpikir secara sistematis dalam menangani masalah pedidikan?
- Apa tujua guru harus mengenali semua komponen dalam menangani masalah pendidikan?
- Kemukakan alasan-alasan Anda mengapa harus menggunakan pendekatan sistem dalam menangani masalah pendidikan?
Catatan
- Pertanyaan nomor 1 dan 2 berdasarkan teks.
- Pertanyaan nomor penalaran.
SUMBER
http://argosatrioutomo.blogs.uny.ac.id/2015/10/24/pendidikan-sebagai-sistem/