
“Kemarin kami mengikut sertakan murid-murid kami untuk mengikuti kegiatan nasional, yakni OSN yang diantaranya, olimpiade matematika, lomba robotik untuk SMP dan Water Roket Car tingkat SD. Untuk Water Roket Car ini penilaiannya pada jarak tempuhnya. Untuk itu, kami berhasil dengan jarak tempuh sekitar 18,5 meter yang menggunakan dorongan air dan tenaga angin,” tandasnya.
Menyisihkan 11 Provinsi dari berbagai daerah di Seluruh Indonesia untuk tingkat SD yang diadakan di Universitas Gadjah Mada di Yogyakarta adalah prestasi yang tidak main-main. Harus diakui oleh mereka yang berasal dari Riau cukup jauh jarak yang ditempuh mencapai 25 meter. Meski demikian, SDIT Al-Qalim tetap bersyukur karena peserta lomba yang ikut merupakan yang perdana.
“Untuk pesertanya saja yang ikut adalah anak-anak yang baru kali ini juga mengikuti lomba Water Roket Car ini. Namun tidak disangka 11 peserta lomba dari daerah lain mampu dikalahkan. Meski hanya meraih harapan 1 namun pencapaian tersebut cukup membanggakan karena anak-anak yang ikut lomba hanya beberapa kali saja mengikuti pembinaan di sekolah selebihnya ikut training oleh panitia dalam merakit roket,” ujarnya.
Menurut lelaki yang akrab disapa Rajak itu, meski belum memuaskan namun prestasi membanggakan itu patut diacungi jempol mengingat murid yang mengikuti lomba masih minim dalam pelatihan. Jika diasa lebih dalam lagi kemampuannya diupayakan akan lebih baik lagi dari sebelumnya.
“Sebetulanya Water Roket Car ini menjadi program internasional. Namun, kegiatan ini merupakan kegiatan nasional yang dikhususkan untuk SD Islam Terpadu di seluruh Indonesia saja. Kami mengikutinya supanya mendesign atau mempersiapkan siswa kami untuk berlaga di olimpiade-olimpiade yang di adakan oleh Diknas. Alhamdulillah kami dipercayakan untuk mewakili Sultra dalam lomba ini dan sekaligus membanggakan karena juara harapan I bisa kita raih,” tuksanya.
Menurut salah seorang peserta lomba Water Roket CarSyamik Abdillah meski hanya beberapa kali latihan di sekolah, namun kegigihannya dan semangatnya untuk merakit roket tidak sia-sia. Bahkan sebelumnya dia dan temannya yang berjuang membawa nama Sultra tidak menyangkan akan menduduki posisi ke-4 dari 15 peserta.
“Kalau latihannya hanya dua kali kalau di sekolah, tapi kami bersyukur karena panitia lomba sudah mempersiapkan kami untuk mengikuti training di sana. Tidak menyangka juga akan mencapai posisi ini tapi alhamdulillah dan semoga kedepannya bisa lebih ditingkatkan lagi,” pungkasnya. (p4)