Sri Handayani, Dra.MPd
(Pendidikan Luar Sekolah, Sekolah PASCA SARJANA UPI Bandung)
ABSTRAK
Lebih dari tiga dasawarsa bangsa ini berjalan dalam kungkungan konsep ideologi yang selalu mengutamakan pertumbuhan dan modernisasi tanpa memperhatikan aspek pemerataan. Dobrakan rakyat melalui mahasiswa dan pemuda berhasil membuka pintu bagi lahirnya era reformasi. Kesuksesan tersebut masih merupakan awalan perjuangan panjang. Pemuda justru terlena dan terperdaya sehingga menjadi kurang kuat dalam mengawal agenda reformasi. Sudah saatnya pemuda kembali tampil pada jalannya, melakukan kontrol dan berkontribusi bagi perjalanan bangsa. Apapun peran yang diambil, posisi yang strategis harus menempatkan pemuda pada porsinya yang jelas. Jika kualitas pemuda baik, maka bonus demografi merupakan berkah dan tidak akan menimbulkan bencana sosial ekonomi.
Pemuda yang memiliki kualitas yang baik yaitu memiliki karakter, maka menanamkan pendidikan akhlak dan karakter Bangsa menjadi penting. Salah satu modal dasar memperoleh karakter baik adalah dengan menanamkan integritas pada setiap pemuda.
Program pendidikan yang dapat dijadikan alternatif pendidikan bagi pemuda yang mampu menjawab tantangan zaman dan semakin kompleks. Kegiatan di alam terbuka dengan segala tantangannya dapat membentuk seseorang menjadi pemuda yang memiliki integritas dan tangguh. Pendidikan Petualangan berbasis lingkungan alam dapat dijadikan pendidikan karakter untuk pembentukan integritas Pemuda.
Kata Kunci : Pendidikan petualangan, Pendidikan Alam Terbuka (Outdoor), Pendidikan Karakter, Integritas
PENDAHULUAN
Pemuda adalah generasi penerus bangsa yang harus tampil dalam garda terdepan pembangunan. Partisipasi kaum muda selalu menjadi warna menentukan kemajuan bangsa. Indonesia. Menurut perkiraan pada sekitar 2020-2030 akan mendapat bonus demografi, yang berarti selama kurun waktu itu jumlah penduduk usia produktif (15—60 tahun) lebih tinggi daripada usia nonproduktif. Fakta itu memungkinkan masyarakat dapat mencapai kemakmuran tinggi. Kemakmuran yang akan dapat tercapai apabila produktifitas usia produktif tersebut tinggi. Dalam hal ini pemuda akan memegang peran sentral dalam upaya menyongsong dan mewujudkannya.
Ada tiga fungsi yang harus diketahui dan dipahami oleh pemuda untuk diaktualisasikan dalam kehidupannya.
Pertama, Pemuda merupakan cadangan keras (iron stock) yang akan meneruskan estafet kepemimpinan bangsa. Peran pemuda akan sangat diharapkan untuk mampu mengimplementasikan idealisme dan kemampuannya dalam memperjuangkan kepentingan rakyat.
Kedua pemuda yang dikatakan sebagai agent of change (agen perubahan). Idealnya dengan fungsi ini pemuda seharusnya tidak akan rela melihat setiap ketidakberesan dan penyelewengan
Idealisme yang tinggi telah menempatkan pemuda memiliki fungsi ketiga sebagai sang penyeru kebenaran. Seruan pemuda idealis akan murni tanpa ada keberpihakan terhadap suatu kepentingan kecuali kepentingan rakyat dan bangsa.
Salah satu untuk meningkatkan nilai luhur manusia adalah melalui pendidikan integritas dan akhlak mulia yang optimal dalam mempersiapkan pemuda dalam mendukung terwujudnya peradaban bangsa yang unggul dan mulia. Program yang menekankan pada penyatuan pengembangan karakter, melalui berbagai program kegiatan yang aplikatif dan menggambarkan pola pembentukan integritas yang diinginkan.
Program bagi penggiat kegiatan di alam terbuka yang menjadikan alam sebagai dasar bagi kegiatannya, dapat dijadikan alternatif bagi pengembangan pendidikan yang berkaitan dengan peningkatan integritas.
Pendidikan Alam Terbuka (Outdoor Education), Pendidikan Petualangan (Adventure Education) dan Pembentukan Integritas Pemuda
Pendidikan alam terbuka selain sebagai metode pengajaran dapat dianggap sebagai pembelajaran multi indrawi (multisensory experiences), yaitu menggunakan lingkungan alam terbuka sebagai cara pendekatan pembelajaran terpadu dengan melibatkan alam, masyarakat dan lingkungan masing-masing, diharapkan dapat meningkatkan kemampuan seseorang pada kemampuan fisik, emosional, sosial kognitif, dan spiritual.
Terdapat 3 bidang garapan dalam outdoor education yaitu hubungan ekologi (ecological relationship), pengembangan keterampilan fisik (developing physical skills) dan hubungan interpersonal (interpersonal relationship).
Ketiga hubungan tersebut diatas dapat digambarkan ke dalam pembagian area garapan outdoor education.
Visi Pendidikan Lingkungan Hidup yaitu “terwujudnya manusia Indonesia yang memiliki pengetahuan, kesadaran dan keterampilan untuk berperan aktif dalam melestarikan dan meningkatkan kualitas lingkungan hidup”.
Pendekatan ini secara formal lebih mengedepankan dan mengutamakan kemampuan siswa tentang perilaku mereka terhadap lingkungan agar sejalan dengan tujuan pendidikan lingkungan yaitu :
- Membangun kesadaran ekologis
- Membangun kesadaran isu-isu lingkungan
- Membangun kemampuan untuk menyelidiki dan mengevaluasi isu-isu lingkungan dan
- Tindakan keterampilan untuk membantu siswa menjadi warga negara melek lingkungan.
(Ken Gilbertson, Timothy Bates, Terry McLaughlin, Alan Ewert., 2006: 8)
Pendidikan Petualangan atau Adventure Education awal perkembangannya bermula dari kegiatan yang sederhana yaitu camping/berkemah, dalam perkembangannya pendidikan ini akan bermakna apabila terdapat 3 komponen penting yakni camping, outdoor education dan adventure education yang satu sama lain saling dipengaruhi dan mempengaruhi. Pendidikan petualangan ditemukan di seluruh dunia dan memberikan warna bagi banyak budaya yang sedang atau secara terus menerus mengembangkan metode dan kurikulum baru. Pada akhirnya, semua yang menggunakan metoda berkemah, pendidikan luar ruangan atau pendidikan petualangan disatukan oleh satu kerangka sederhana keyakinan bahwa orang dapat belajar dengan baik melalui pengalaman.
Pengalaman dalam petualangan memiliki powerfull dan menawarkan kesempatan untuk banyak belajar. Dan dalam petualangan penggunaan pengalaman berada dalam zona Strech, atau kondisi tempat dimana kegiatan yang dilakukan dapat mempengaruhi indera kita atau suasana hati dengan beberapa ketidakseimbangan dan jauh dari zona nyaman, sesuatu yang merupakan katalis bagi pendidikan petualangan untuk meningkatkan proses pembelajarannya.
Ketika berpetualang di lingkungan alam, manusia secara sadar akan berhadapan dengan tantangan yang menuntut hal yang terbaik yang dimilikinya baik dari kemampuan fisik, mental dan emosional untuk melakukan kegiatan tersebut. Kondisi itu memicu pikiran untuk menerima perasaan tidak menyenangkan dari ketakutan, ketidakpastian dan ketidaknyamanan serta kebutuhan akan keberuntungan, karena secara naluriah mereka tahu bahwa jika berhasil melewati tantangan tersebut akan diimbangi dengan perasaan yang berbeda seperti kegembiraan dan sukacita. Perjalanan penuh dengan ketidakpastian di kawasan hutan belantara bisa menjadi panjang dalam jarak dan waktu; dalam setiap dimensi baik di ketinggian, dibawah tanah atau di kedalaman perairan.
Collin Mortlock (Adventure Alternatif : 1984,27), menyatakan bahwa ada 4 keterampilan dasar yang bisa dikembangkan dalam melakukan kegiatan di alam terbuka, yaitu :
- Technical Skill yaitu keterampilan yang berkaitan dengan peningkatan kemampuan teknis lapangan menyangkut ritme dan keseimbangan gerakan serta effisiensi penggunaan perlengkapan
- Fitness Skill mencakup kebugaran spesifik yang dibutuhkan untuk kegiatan tertentu, kebugaran jantung dan sirkulasinya, serta kemampuan pengkondisian tubuh terhadap tekanan lingkungan alam.
- Human Skill yaitu keterampilan yang berkaitan dengan kemampuan untuk mengembangkan sikap positif ke segala aspek. Hal ini mencakup determinasi (kemauan), percaya diri, kesabaran, konsentrasi, analisa diri, kemandirian, serta kemampuan untuk memimpin dan dipimpin
- Enviromental Skill (Kemampuan pemahaman lingkungan) yaitu pengembangan kewaspadaan terhadap bahaya lingkungan yang spesifik.
Dari keempat keterampilan diatas, maka Human Skill (keterampilan yang berkaitan dengan pengembangan sikap positif) memegang peranan utama dalam proses pembentukan karakter. Menurut Collin Mortlock terdapat sepuluh nilai baik yang perlu dibentuk dari perilaku manusia, namun dari kesepuluh itu ada satu bagian yang akan mendasari kesemuanya yaitu Honesty (Kejujuran), kejujuran merupakan dasar dari semua nilai-nilai yang ada. Jujur pada diri sendiri, jujur pada orang lain dan jujur pada lingkungan.
Program bagi penggiat kegiatan di alam terbuka yang menjadikan alam sebagai basis bagi kegiatannya, merupakan alternatif bagi pengembangan pendidikan yang berkaitan dengan peningkatan integritas.
Organisasi amatir yang tetap eksis berkegiatan di alam terbuka, dengan program pengembangan dan pembinaan karakter yang terstruktur. Satu diantaranya adalah Wanadri, sebuah Perhimpunan Penempuh Rimba dan Pendaki Gunung yang merupakan perhimpunan penempuh rimba tertua di Indonesia. Berdiri sejak 1964, sampai saat ini perhimpunan ini tetap konsisten menyelenggarakan berbagai pendidikan dan kegiatan yang didalamnya berkaitan dengan pembinaan dan pengembangan integritas.
Wanadri adalah organisasi pendidikan karakter dan patriotisme yang mendasarkan pencapaian tujuannya melalui pelaksanaan kegiatan kehidupan di alam bebas/terbuka. Wanadri mempunyai budaya organisasi yang merupakan konfigurasi dari sikap individu anggotanya. Wanadri mempunyai sikap disiplin yang timbul dari anggotanya yang memiliki kesadaran dan kemampuan untuk mentaati kesepakatan/mematuhi komitmen sebagai cerminan kehormatan dirinya. Pengembaraan pada daerah-daerah terpencil di tanah air, selain akan menambah pengalaman dalam petualangannya namun lebih jauh lagi akan menambah kecintaan terhadap tanah airnya, menanamkan jiwa untuk berempati pada masyarakat-masyarakat di daerah-daerah terpencil.
Penelitian yang penulis lakukan pada perhimpunan ini penting untuk menggali secara mendalam peran lingkungan alam dalam membentuk integritas seseorang yang berkegiatan di alam terbuka dihubungkan dengan kondisi pemuda saat ini, peneliti memfokuskan penelitian pada model pendidikan petualangan berbasis lingkungan alam dalam pengembangan integritas Pemuda dengan mengambil studi pada Perhimpunan Penempuh Rimba dan Pendaki Gunung Wanadri.
Penelitian yang penulis lakukan pada perhimpunan ini melihat bahwa untuk mencapai peningkatan integritas yang diharapkan, maka perlu melalui tahapan latihan
- Tahap pengkondisian dan pencairan
Dalam tahapan ini peserta didik diarahkan pada proses pengkondisisn terhadap kondisi dan suasana latihan serta melakukan pencairan dengan lingkungan alam sebagai tempat latihan dan pada unsur-unsur latihan
- Tahap pembentukan
Dalam tahapan ini peserta didik dihadapkan pada tantangan latihan agar mereka dapat meningkatkan kapasitas mereka baik secara fisik maupun psikologis
- Tahap pematangan
Dalam tahapan ini peserta didik dihadapkan pada tantangan latihan yang lebih tinggi untuk lebih melatih mereka agar lebih meningkat lagi kemampuan mereka galam meningkaykan kapasitas mereka bik secara fisik, maupun psikologis
- Tahap pengendapan
Dalam tahapan ini peserta didik diharapkan mampu untuk lebih memahami sasaran latihan yang telah mereka lakukan
Keempat tahapan diatas perlu dilakukan secara berkesinambungan dan berurutan, sehingga bisa dicapai hasil latihan yang sesuai dengan sasaran yang diharapkan.
Dari penelitian yang penulis lakukan ditemukan bahwa Pendidikan petualangan dengan memperhatikan persyaratan latihan dan tahapan latihan maka akan dihasilkan pemuda Indonesia yang memiliki integritas baik integritas pada diri sendiri, orang lain maupun lingkungan.
PENUTUP
Dari uraian diatas dapat dikatakan bahwa :
- Pendidikan petualangan memiliki 4 kterampilan dasar yang dapat ditingkatkan yaitu : Technical Skill yaitu keterampilan yang berkaitan dengan peningkatan kemampuan teknis lapangan. Fitness Skill mencakup kebugaran spesifik yang dibutuhkan untuk kegiatan tertentu,. Human Skill yaitu keterampilan yang berkaitan dengan kemampuan untuk mengembangkan sikap positif ke segala aspek dan Enviromental Skill (Kemampuan pemahaman lingkungan) yaitu pengembangan kewaspadaan terhadap bahaya lingkungan yang spesifik.
- Untuk mencapai sasaran integritas yang diinginkan diperlukan pentahapan latihan yang diawali dengan pengkondisian dan pencairan, tahap pembentukan, tahap pematangan dan tahap pengendapan.
- Pencapaian integritas bagi peserta latihan bisa dicapai apabila pentahapan latihan dilakukan secara berkesinambungan dan berurutan.
Daftar Pustaka
Gilbertson, Ken. et al. (2006).Outdoor Education Methods and Strategies. United States of Amerika : Human Kinetics.
Mortlock, Collin. (2001). Beyond Adventure. Milnthorpe Cumbria UK : Cicerone Press.
_________. (1973). Adventure Education and Outdoor Pursuit. London : Physical Education Association.
_________. (1984). The Adventure Alternative. Milnthorpe Cumbria UK, Cicerone Press.
_________. (2009). The Spirit of Adventure toward a better world. Kendal UK : Outdoor Integrity Publishing Limited.
Priest, Simor. dan Michael A. Gass.(2005). Effective Leadership in Adventure Programming . United States Of Amerika : Human Kinetics.
Prouty, Dick. et al. (2007). Adventure Education of a and Application. United States of Amerika : Project Adventure.