Metode Memperoleh Ilmu Pengetahuan
Rulam Ahmadi
Pada pembahasan terdahulu telah ditegaskan bahwa untuk menemukan sesuatu yang bernama ilmu pengetahuan, maka tujuan dari ilmu pengetahuan tersebut harus ditentukan terlebih dahulu dengan menggunakan berbagai metode dalam memperolehnya. Adapun metode untuk dapat memperoleh ilmu pengetahuan dan menentukan kebenaran ilmu pengetahuan secara filosofis terdiri dari:
- Metode Empirik
Yang dimaksud dengan metode empirik yaitu pengetahuan yang didapatkan melalui pengalaman inderawi dan akal mengolah bahan-bahan yang diperoleh dari pengalaman dengan cara induksi.
Dalam metode ini terdapat beberapa unusur yaitu subyek, obyek dan hubungan antara subyek dan obyek. Subyek adalah yang menegatahui atau manusi itu sendiri sebab manusia sejatinya adalah knower dimana dalam diri setiap manusia terdapat kampuan untuk dapat mengetahui (dalam arti luas), kemampuan-kemampuan tersebut adalah; (a) Kemampuan kognitif, yaitu; kemampuan untuk menegtahu –dalam artinya secara luas dan lebih mendalam seperti; mengerti, memahami dan menghayati – dan mengingat apa yang diketahui. Landasan kognitifitas manusia adalah rasio atau akal. Kemampuan kognitif manusia bersifat netral. (b) kemampuan afektif yaitu kemampuan untuk merasakan tentang apa yang diketahuinya seperti rasa cinta, indah dan sebagainya. kemampuan afektif berlandas pada rasa tau qalbu dan disebut pula dengan hati nurani, kemampuan ini bersifat tidak netral. (c) kemampuan konatif yaitu kemampuan untuk mencapai apa yang dirasakan, kemampuan ini menjadi daya dorong untuk mencapai (atau menjauhi) segala apa yang diditekan oleh rasa. Adapun obyek adalah yang diketahui baik bersifat a priori maupun a posteriori dan terakhir adalah proses terjadinya hubungan anatara subyek dan obyek.
Metode ini memberikan arti bahwa seluruh konsep dan idea yang kita anggap benar sesungguhnya bersumber dari pengalaman dengan obyek yang ditangkap oleh panca indera khususnya yang bersifat spontan dan langsung, sehingga dengan metode ini panca indera memiliki peranan penting dalam tiga hal; (a) bahwa seluruh preposisi yang kita ucapkan merupakan bentu manifestasi laporan dari pengalaman atau yang disimpulan pengalaman. (b) bahwa konsep atau idea tentang sesuatu tidak dapat diperoleh kecuali didasarkan pada apa yang diperoleh dari pengalaman. (c) akal budi atau rasio hanya dapat berfungsi jika memiliki acuan realitas. Artinya dengan metode ini dapat dinyatakan bahwa credential (keterpercayaan) konsep ilmiah atau teori apapun bergantung pada suatu tingkat substansi berbasis empiris.
- Metode Rasional
Metode Rasional adalah metode yang menjelaskan hubungan-hubungan rasional yang memberi penjelasan ilmiah ciri-khas keterpahaman (intelegibility) yang khas, penggunaan rasio dalam menperoleh pengetahuan menjadi sandaran metode ini dimana akal atau rasio yang memenuhi sayarat yang dituntut oleh sifat umum dan yang perlu mutlak, yaitu syarat yang digunakan dalam seluruh metode ilmiah.[28]
Metode ini menjadikan matematika dan ilmu ukur sebagai model bagi pengetahuan manusia, metode ini menunjukkan sebuah penjelasan bahwa dalam diri manusia terdapat idea-idea bawaan tertentu yang telah ada sejak awal yang diperoleh bukan dari pengalaman, artinya bahwa manusia berpikir dalam rangka prinsip-prinsip pertama yang terbukti dengan sendirinya, sebab panca indera dan pengalaman hanya dapat memberi informasi tentang obyek khusus yang terbatas dan tidak tetap sehingga tidak dapat memberi pengetahuan yang bersifat universal.
Jadi, pengetahuan hanya dapat ditemukan dalam dan dengan bantuan akal budi (rasio). Dengan cara ini, maka proses pengetahuan manusia adalah dengan mendeduksikan, menurunkan, pengetahuan-pengetahuan particular dari prinsip-prinsip umum, atau dengan kata lain bahwa pengetahuan manusia harus mulai dari aksioma-aksioma yang telah terbukti dengan sendirinya, dan dari situ ditarik teorema-teorema sedemikian rupa sehingga kebenaran aksioma menjadi kebenaran teorma.
Penjelasan ini memberikan gambaran bahwa kemampuan akal budi (rasio) manusialah yang dapat digunakan untuk dapat menarik kesimpulan dari prinsip-prinsip umum tertentu dalam benaknya. Oleh karenanya logika silogisme menjadi sangat penting dalam menggunakan metode ini.
Fungsi dari kemampuan rasio manusia dalam memperoleh ilmu pengetahuan dapat dibagi kedalam dua bagian yaitu; higher reason (rasio tertinggi) dan lower reason (rasio terendah), hasil ilmu pengetahuan yang dapat diperoleh dari keduanya berbeda dimana higher reason menghasilkan ilmu pengetahuan akan suatu kebenaran yang berkaitan dengan kekalan yang disebut juga dengan sapientia atau wisdom sementara lower reason menghasilkan ilmu pengetahuan akan suatu kebenaran yang bersifat temporal yang disebut juga dengan scientia atau knowledge.
- Metode Kontemplatif
Metode ini memandang bahwa metode empiris dan rasional memiliki keterbatasan, sehingga pengetahuan yang dihasilkan pun berbeda dan masing-masing bersifat temporal, maka untuk menajamkan hasil dari kedua metode tersebut dibutuhkan penajaman kemampuan akal yang disebut intuisi, pengetahuan yang diperoleh lewat intuisi dapat diperoleh secara kontemplatif.
Metode kontemplatif dalam memperoleh pengetahuan bersifat sangat indivdualistik sebab pengetahuan yang dihasilkannya tersebut adalah pengetahuan yang tercerahkan dari percikan sinar pengetahuan Tuhan (al-h}ikmah al-Ila>hiyyah). Hariri Shrazi menerangkan bahwa intusi (fitrah) bukan semata-mata kolam atau waduk yang menerima penegtahuan, akan tetapi pengetahuan ini murni muncul dari dalam diri manusia itu sendiri dan bukan dari luar, maka mata fitrahlah yang melihat pengetahuan itu dan kemudian lidahnya mengucapkan atau menjelaskan pengetahuan tersebut.
Metode ini tidak hanya dipahami bahwa ilmu pengetahuan yang dihasilkannya bersifat mitologi-spekulatif , tetapi dalam arti yang lebih luas dimana metode kontemplatif menuju kebenaran pengetahuan secara epistemic dapat melalui beberapa tahapan yang didalmnya menjadikan kesadaran empiric-rality dan cognitive-reasion sebagai tahapan awal dengan cara kerjanya yang khas yaitu; (a) empiris inderawi adalah sebagai jalan masuknya sensation dengan merasakan setiap bentuk realitas yang dirasakan dan diamatinya, selanjutnya (b) sensation yang masuk melalui pengamatan dan pengalaman tersebut dikumpulkan, digabungkan, dipilah, dinalar dengan menggunakan kemampuan rasio melalui proses penilaian terhadap obyek fisis yng diketahui melalui penginderaan dan atau pengalaman, tahapan ini selanjutnya disebut dengan tahapan cognition, selanjutnya (c) tahapan yang diberlakukan atas realitas yang telah dikognisikan dalam rasio tersebut kemudian dikontemplasikan dengan eternal truth pada tahapan ini kemudian apa yang dilihat, dirasa dan dipikirkan menjadi sebuah ilmu pengetahuan yang disebut dengan intellection. Pada tahapan yang terakhir ini the truth information (al-Khabar al-S}a>diq) dan otoritative information (informasi otoritas) memiliki peranan penting untuk kemudian dilakukan dialektika baik itu persifat tekstual, intertekstual, kontektual maupun interkontekstual yang dapat membatu menghasilkan kesimpulan pada ranah truth knowledge.
- Metode Ilmiah
Metode ilmiah merupakan salah satu acara atau prosedur dalam mendapatkan pengetahuan yang disebut ilmu, dimana ilmu merupakan pengetahuan yang diperoleh lewat metode ilmiah. Metode ilmiah merupakan ekspresi tentang cara bekerja pikiran yang diharapkan mempunyai karakteristik tertentu berupa sifat rasional dan teruji sehingga ilmu yang dihasilkan bisa diandalkan. Dalam hal ini metode ilmiah mencoba menggabungkan cara berpikir deduktif (rasional) dan induktif (empiris) dalam membangun pengetahuan. Teori ilmu merupakan suatu penjelasan rasional yang berkesuaian dengan objek yang dijelaskannya, dengan didukung oleh fakta empiris untuk dapat dinyatakan benar. Metode rasional yang digabungkan dengan metode empiris dalam langkah menuju dan dapat menghasilkan pengetahuan inilah yang disebut metode ilmiah. Jadi, metode ilmiah dianggap sebagai metode terbaik untuk mendapatkan pengetahuan karena metode ini menggunakan pendekatan yang sistematis, obyetif, terkontrol, dan dapat diuji, yang dilakukan melalui metode empiris maupun rasional atau dengan kata lain dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip induktif dan dedutif.
Penggabungan anatara metode rasional dan empiris dilakukan dengan menggunkan langkah-langkah oprasional yang disebut metode ilmiah dimana dalam metode ini rasionalitas menyusun pengetahuannya secara konsisten dan kumulatif, sementara empiris memisahkan anatara fakta yang sesuai dengan yang tidak. Secara sederhana dapat dinyatakan bahwa seluruh bentuk teori yang dapat diterima secara ilmiah harus memenuhi dua syarat utama yaitu; (a) memiliki konsistensi a prioriative yang memungkinkan tidak terjadinya kontaradiksi dalam teori keilmuan secara umum, (b) harus sesuai dan sejalan dengan fakta-fakta empiris, artinya bahwa teori dalam scientific knowledge (ilmu pengetahuan ilmiah) merupakan sekumpulan preposisi yang saling berkaitan secara logis untuk memberikan penjelasan tentang sejumlah fakta dan fenomena[38]dimana hubungan-hubungan antar preposisi tersebut dapat diperiksa kebenarannya diantara fenomena agar dapat diberlakukan secara universal pada fenomena lain yang sejenis dengan proses yang demikian dapat menghasilkan sebuah prinsip ilmiah dimana sebuah preposisi yang mengandung kebenaran umum didasarkan pada fakta dan fenomena yang telah diamati.
Dalam pandangan Ahmad Tafsir bahwa metode ilmiah tidak datang dengan sesuatu yang baru, tetapi hanya mengulangi ajaran positivisme secara lebih oprasional, dimana dalam ajaran positivisme menyatakan bahwa kebenaran sesuatu harus bersifat logis, terbukti secara empiris, dan terukur secara oprasional, kuantitatif dan tidak mengundang perbedaan pendapat. Dengan demikian metode ilmiah harus melalui langkah yang disebut logico-hypothetico-verivicartive dengan mula-mula membuktikan bahwa hal tersebut logis, kemudian mengajukan hipotesis terhadap logika tersebut, kemudian melakukan pembuktian hipotesis tersebut secara empiris.
Berdasarkan uraian-uraian di atas, maka dapat dinyatakan bahwa metode dalam memperoleh ilmu pengetahuan secara ilmiah harus melalui prosedur-prosedur khusus. Adapun kata kunci dari prosedur-prosedur tersebut adalah; (a) Logis, (b) Empirik, (c) kejelasan teori atau epistemik, (d) oprasional dan spesifik, (e) hypotethik, (e) verivikative, (f) sistematis, (g) memperhatikan validitas dan realibilitas, (h) obyektif, (i) skeptik, (j) kritis, (k) analitik, (l) kontemplatif.
Pertanyaan (Tugas)
- Jelaskan apa yang dimaksud dengan metode ilmiah? Kemukakan alasan-alasannya!
- Kemukakan dua metode yang tergolong non-ilmiah dan berikan contoh.
- Apakah metode ilmiah menjamin menemukan kebenaran ilmiah? Mengapa? Kemukakan alasan-alasannya!
SUMBER
https://mubhar.wordpress.com/2010/12/25/metode-memperoleh-ilmu-pengetahuan/