Jakarta (Diktis, 01-09-2016) Menteri Agama RI, Lukman Hakim Syaifuddin memberikan pembekalan dan melepas calon mahasiswa baru ke Timur Tengah di Ruang OR lantai 2 Kementerian Agama RI. Hadir dalam acara tersebut selain Menteri Agama RI juga dihadiri oleh Perwakilan Duta Besar Sudan dan Mesir, Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Sekretaris Ditjen Pendidikan Islam serta para pejabat eselon 2 dan 3 di lingkungan Direktorat Pendidikan Islam.
Dalam sambutannya Lukman Hakim Syaifuddin menyampaikan terimakasih kepada seluruh panitia yang telah sukses menyelenggarakan seleksi beasiswa mahasiswa Timur Tengah secara obyektif dan selektif. Saya sangat bersyukur bisa hadir dalam sebuah acara yang sangat luar biasa ini. Ini patut di syukuri karena dari ribuan pendaftar anda terpilih sebagai calon mahasiswa penerima beasiswa dan non beasiswa di Timur Tengah, tambahnya.
Selanjutnya, saya berpesan beberapa hal:
Pertama, saya mengingatkan kepada saudara-saudara untuk bersyukur atas nikmat ini. Saudara yang hadir disini adalah orang-orang pilihan yang telah melewati seleksi yang cukup panjang, obyektif dan akhirnya kita ditakdirkan untuk bisa berpeluang melanjutkan studi ke sejumlah perguruan tinggi ternama di negara-negara tersebut. Oleh karenanya rasa syukur ini harus bisa dimaknai dengan bijak dan arif, pinta Menag. Saya megajak Saudara untuk meneguhkan niat bahwa perjalanan kita dan keberadaan kita di Negara orang semata-mata untuk menimba ilmu, tentu ilmu dalam artian luas bukan ilmu yang hanya diajarkan di kelas, tambah Menteri Agama. Perlu Saya tekankan juga bahwa Saudara akan mendapatkan pengalaman baru terkait dengan tradisi, adat istiadat dan budaya yang berbeda. Kebiasaan dan norma-norma yang berlaku tentu berbeda dengan yang kita alami selama ini. Pasang niat dengan baik dan jangan lupakan jasa orang-orang yang telah mengantarkan kita pada posisi ini terutama keluarga kita, pinta Lukman Hakim Saifuddin.
Kedua, lazimnya ilmu itu mencerahkan bukan sebaliknya, semakin lama kita menimba ilmu jangan sampai malah mempersempit wawasan kita. Saya perlu menekankan karena tidak sedikit saudara kita yang menimba ilmu yang menekuni bidang ilmunya di Luar Negeri dan Dalam Negeri pada satu aspek bidang keilmuan dan menjadi spesifik dan spesialis serta tidak mau lagi menjadi orang yang memiliki pemikiran umum. Namun yang harus dicermati bahwa untuk menjadi spesialis orang harus terlebih dahulu melewati generalis dahulu. Orang tidak bisa tiba-tiba menjadi spesialis tanpa menguasasi dasar-dasar ilmu yang di pelajari. Jadi orang umumnya semakin berilmu akan semakin wise dan lebih terbuka. Ketika seseorang semakin luas wawasanya, semakin mendalam ilmunya maka ia tidak kemudian mudah untuk saling mengkafir-kafirkan orang lain. Jangan mudah kaget terhadp perbedaan yang ada, tegas Menteri Agama mengakhiri sambutannya. (Alip/Amir).
Sumber
http://www.pendis.kemenag.go.id/kerangka/diktis.htm