Diposting oleh Rulam Ahmadi – UNISMA MALANG
Tebuireng Terbitkan Buku 40 Hari Gus Dur
Zumrotul Muslimin
01/02/2010 21:10
Liputan6.com, Surabaya: Pondok Pesantren Tebuireng akan memperingati 40 hari wafatnya mantan Presiden Abdurrahman Wahid dengan menerbitkan buku tentang almarhum. “Buku tidak hanya diterbitkan dalam peringatan 40 hari wafatnya Gus Dur di Tebuireng,” kata pengasuh Pesantren Tebuireng Solahuddin Wahid di Surabaya, Jawa Timur, Senin (1/2).
Menurut adik kandung almarhum, 40 hari wafatnya Gus Dur pada 7 Februari mendatang juga akan diperingati di Jakarta dan Surabaya. “Kalau di Tebuireng, buku tentang Gus Dur itu menceritakan riwayat hidup singkat, pendapat anak-anaknya, pendapat adik-adiknya, dan pendapat para sahabatnya. Kami sebenarnya sudah lama merencanakan, tapi baru terhimpun sekarang,” katanya.
Sementara itu, buku yang diterbitkan di Ciganjur tentang riwayat Gus Dur dan di Surabaya tentang humor-humor Gus Dur. “Buku tentang Gus Dur itu bertujuan membudayakan kegiatan menulis di kalangan santri, sekaligus untuk memudahkan dalam meneladani jasa Gus Dur,” katanya seperti dikutip ANTARA.
Sementara itu, Masjid Nasional Al Akbar Surabaya akan memperingati 40 hari wafatnya Gus Dur dengan mencetak 10 ribu buku Surat Yasin dan Tahlil. “Acaranya akan kami gelar pada Sabtu malam nanti, karena mayoritas kyai akan juga hadir di Tebuireng pada Minggu malam,” kata Humas Masjid Nasional Al Akbar Surabaya Helmy M. Noor.
Ia mengatakan jumlah buku sebenarnya masih kurang karena kapasitas masjid 30 ribu jemaah. Untuk itu jemaah diharapkan membawa buku Yasin dan Tahlil dari rumah. “Insya-Allah, acaranya akan dihadiri Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi dan Gus Solah yang mewakili keluarga,” katanya.
Sejak Gus Dur meninggal pada 30 Desember 2009, di Pesantren Tebuireng sudah banyak masyarakat yang menjual poster, buku, dan cindera mata tentang Gus Dur. Kompleks Ponpes Tebuireng juga tidak pernah sepi dari orang yang ingin berziarah ke makam Gus Dur.(JUM/AYB).
Sumber: http://berita.liputan6.com/sosbud/201002/261826/Tebuireng.Terbitkan.Buku.40.Hari.Gus.Dur
== batas==
Selasa, 02 Februari 2010 , 08:37:00
PONTIANAK. Berbagai acara dilakukan warga untuk mengenang KH Abdurachman Wahid atau yang akrab disapa Gusdur yang telah meninggal dunia beberapa waktu lalu. Untuk mengenang guru bangsa tersebut, sekaligus pelantikan pengurus IKBM periode 2010-2011, Ikatan Keluarga Besar Madura (IKBM) Kota Pontianak mendatangkan ustadz kondang Raden Moch Kholil Asad dari Situbundo, sekaligus pengasuh Ponpes Wali Songo Mimbaan Jawa Timur.
Kedatangan ustadz tersebut diharapkan mampu memberikan pencerahan melalui tauziah yang akan disampaikan Raden Moch Kholil Asad hari ini, Selasa (1/2) di Masjid Attaqwa, Jalan Gusti Situt Mahmud. “Dalam rangka pelantikan pengurus dan memperingati 40 hari wafatnya guru bangsa, Gusdur, kita datangkan Raden Moch Kholil Asad ke Pontianak,” terang Muhamad Fauzi, Ketua terpilih IKBM Kota kepada Equator kemarin. Dijelaskannya, Raden Moch Kholil Asad akan tiba hari ini Selasa (2/2) di Kota Pontianak dan akan langsung diarahkan ke Masjid Attaqwa, Siantan Tengah. Di masjid Attaqwa, Raden Moch Kholil Asad akan menyampaikan tauziahnya dan kemudian dilanjutkan dengan pelantikan pengurus IKBM Kota Pontianak. Setelah di Masjid Attaqwa keesokan harinya Ustad Raden Moch Kholil Asad akan berkunjung ke beberapa kabupaten/kota di Kalbar untuk menyampaikan tauziah yang sama. Ditambahkan M Fauzi kedatangan Ustad Raden Moch Kholil Asad ke Pontianak diperkirakan sekitar pukul 11.00 yang nantinya akan disambut oleh para tokoh masyarakat dan pengurus IKBM di Bandara Supadio Pontianak. Untuk pengamanan, pihaknya sudah meminta bantuan kepolisian untuk melakukan pengawalan. “Akan kita lakukan tahlilan massal untuk almarhum Abdurachman Wahid yang akan dipimpin langsung oleh Ustad Raden Moch Kholil Asad,” pungkasnya. (rad) Sumber: http://www.equator-news.com/index.php?mib=berita.detail&id=12811
==batas==
Sabtu, 30 Januari 2010 , 09:17:00
PENGURUS Cabang NU Kota Singkawang akan menggelar tabligh akbar yang dipusatkan di halaman Mes Daerah Jalan Merdeka. Tablik akbar akan dilaksanakan tanggal 3 Pebruari pukul 19.30 WIB. Hadir dalam tablik akbar tersebut, Ketua PBNU, KH Hasyim Muzadi. Tabligh akbar tersebut juga memperingati 40 hari wafatnya almarhum Gus Dur dan hari lahirnya (harlah) NU ke 84. Ketua PC NU Singkawang, HM Nadjib kepada Pontianak Post mengatakan, target masyarakat yang hadir dalam tablik akbar tersebut sebanyak dua ribuan orang. Selain umat Islam, NU juga mengundang masyarakat non muslim untuk hadir. Tema yang diusung dalam tablik akbar tersebut adalah, “Pemikiran Islam dalam Konteks Pengembangan Peradaban Masyarakat Madani.” “Tokoh-tokoh umat lainnya juga kita undang. Mereka sudah memastikan hadir. Sebab, ini terbuka untuk siapa saja,” kata Nadjib yang juga staf ahli Wali Kota Singkawang bidang pembangunan. Nadjib sangat bersyukur sekali, dalam tablik akbar tersebut didukung penuh oleh Wali Kota Singkawang, Hasan Karman. Sumber: http://www.pontianakpost.com/index.php?mib=berita.detail&id=28984 ==batas== Buku & Film Gus Dur Diluncurkan Hari ke 40
Rencananya ada enam buku yang akan mengupas kisah soal Gus Dur.
Kamis, 21 Januari 2010, 23:17 WIB
Hadi Suprapto, Anda Nurlaila
VIVAnews – Film dokumenter dan buku lanjutan mengenai Gus Dur akan diluncurkan bersamaan dengan peringatan hari ke-40 almarhum Abdurahman Wahid yang meninggal pada 30 Desember 2009 itu. “Rencananya ada enam buku yang akan mengupas kisah soal Gus Dur,” kata penulis Damien Dematra pada Diskusi Sejuta Hati Facebooker di Gramedia Matraman, Jakarta, Kamis, 21 Januari 2010. Bersamaan dengan hari ke-40 Gus Dur, rencanya buku berjudul Sejuta Doa dari Lintas Agama akan terbit. “Film dokumenternya sudah selesai dan akan didokumentasikan dalam DVD,” ujarnya. Terbitnya buku-buku bermaksud agar harapan dan perjuangan Gus Dur dapat menginspirasi orang di segala umur. Sementara itu, film Gus Dur The Movie juga sedang dalam proses pembuatan. Menurut Damien, film ini berdasarkan perkenalan pribadinya dengan tokoh humanis ini. Damien Dematra perkenalan dengan Gus Dur secara pribadi saat bertemu di Nahdatul Ulama selama wawancara untuk film dokumenter. Kejadian yang memotivasi pembuatan film ini berdasarkan perkataan Gus Dur. “Saya termotivasi ucapan Gus Dur ‘Saya sangat suka membaca novel dan film. Saya harap suatu hari kisah hidup saya dapat menginspirasi dalam membuat novel dan film.'” Aisyah Badlowi, adik Gus Dur mengungkapkan Gus Dur memiliki jiwa sosial dan terbuka dengan semua kalangan dan lekat dengan prilaku mandiri. “Beliau tidak pernah menerapkan protokoler,” Hal yang membekas dalam pemikiran Sulaiman Gus Dur, asisten pribadinya mengenai Gus Dur sebagai orang yang membuka pintu rumahnya untuk siapa saja. “Goyunannya mencairkan suasana tegang sekalipun,” katanya. hadi.suprapto@vivanews.com Sumber: http://nasional.vivanews.com/news/read/123359-buku___film_gus_dur_diluncurkan_hari_ke_40 ==batas== GALERI GUS DUR .
![]() Jenazah Gus Dur diantara umat ==batas==
Keluarga Sampaikan Terimakasih pada Para Peziarah
Tamam Mubarrok – detikSurabaya ![]() File: detiksurabaya.com <a href=’http://openx.detik.com/delivery/ck.php?n=aca95ca9&cb=INSERT_RANDOM_NUMBER_HERE’ target=’_blank’><img src=’http://openx.detik.com/delivery/avw.php?zoneid=159&cb=INSERT_RANDOM_NUMBER_HERE&n=aca95ca9′ border=’0′ alt=” /></a>
Jombang – Ribuan peziarah terus berdatangan ke Ponpes Tebuireng, Jombang untuk memperingati 40 hari wafatnya Gus Dur. Kedatangan peziarah ini ada yang menggunakan bus maupun kendaraan pribadi. Banyaknya peziarah ini membuat panitia kewalahan menyiapkan tempat parkir.
Melihat banyaknya peziarah yang datang silih berganti, mendapat apresiasi dari pihak keluarga Gus Dur. Ucapan terimakasih pun disampaikan salah satu adik kandung mantan presiden keempat RI itu. “Kami atas nama keluarga besar berterimakasih kepada peziarah yang mau berdoa untuk Gus Dur,” kata Umar Wahid salah satu adik kandung Gus Dur saat memberi sambutan ketika pengajian dan doa bersama. Meski jumlah massa mencapai ribuan namun kondisi masih terkendali. Disiapkan tenda bagi peziarah yang ingin berdoa dan berdzikir. 500 orang penghafal Al Quran se Jatim tampak khusyuk membacakan ayat suci. Polisi menyiapkan ratusan personel untuk mengamankan peringatan 40 hari wafatnya cucu pendiri NU itu. Polres Jombang dibantu oleh Polres Kediri, Polres Nganjuk, dan Polres Mojokerto. Rencananya nanti malam tahlil akan dipimpin oleh Ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud MD. Anak, menantu, dan istri Gus Dur, Ny Sinta Nuriyah direncanakan hadir dalam tahlil itu. (wln/wln) Sumber: http://surabaya.detik.com/read/2010/02/07/161003/1294684/475/keluarga-sampaikan-terimakasih-pada-para-peziarah.
==batas==
Peziarah Membludak, Panitia Kewalahan Siapkan Lokasi Parkir
Tamam Mubarrok – detikSurabaya ![]() File: detiksurabaya.com <a href=’http://openx.detik.com/delivery/ck.php?n=aca95ca9&cb=INSERT_RANDOM_NUMBER_HERE’ target=’_blank’><img src=’http://openx.detik.com/delivery/avw.php?zoneid=159&cb=INSERT_RANDOM_NUMBER_HERE&n=aca95ca9′ border=’0′ alt=” /></a>
Jombang – Peziarah yang datang pada peringatan 40 hari wafatnya Gus Dur luar biasa banyak. Area parkir yang disiapkan panitia dari Ponpes Tebuireng, Jombang tak mampu menampung kendaraan peziarah yang membludak. Panitia kewalahan menyiapkan parkir alternatif.
Dari pantauan detiksurabaya.com jumlah lapangan yang akan dibuat parkir jaraknya mencapai 3 Km dari Ponpes Tebuireng. Hal ini membuat jalanan macet karena banyak lahan kosong di pinggir-pinggir jalan yang dimanfaatkan warga sekitar untuk membuat parkir liar. Bagi peziarah yang terlanjur dekat dengan ponpes dialihkan panitia panitia di lapangan di sekitar area ponpes. Panitia sebenarnya telah menyediakan 3 parkir, di lapangan pabrik gula PG Tjoekir, yang hanya berjarak 500 meter dari Ponpes Tebuireng. Tapi parkir tak mampu menampung jumlah peziarah. “Kendaraan yang membeludak akan direlokasi ke sejumlah lapangan-lapangan di sekitar ponpes,” kata Abdullah salah seorang panitia kepada detiksurabaya.com, Minggu (7/2/2010). Panitia peringatan 40 hari wafatnya mantan Presiden RI, KH Abdurahman Wahid alias Gus Dur diprediksi dihadiri 30 ribu peziarah. Peziarah berdatangan dari berbagai kota di Jatim dan sebagian wilayah di Indonesia. (wln/wln) Sumber: http://surabaya.detik.com/read/2010/02/07/142541/1294634/475/peziarah-membludak-panitia-kewalahan-siapkan-lokasi-parkir
==batas==
Peringati 40 Hari Gus Dur, Masyarakat Magelang Doa Bersama di KlentengMinggu, 07 Februari 2010 | 14:08 WIB TEMPO Interaktif, Magelang – Ratusan orang dari berbagai keyakinan dan agama dijadwalkan menggelar doa bersama untuk 40 hari wafatnya mantan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) di Klenteng Hok An Kiong Muntilan, Magelang, Jawa Tengah, Minggu (7/2) malam nanti. Ketua Gerakan Pemuda Anshor Kabupaten Magelang Ahmad Majidun mengatakan, kegiatan ini diprakarsai oleh Forum Kerukunan Umat Beragama Kabupaten Magelang. “Dari berbagai umat, Tionghoa, Katholik, dan Islam,” kata dia saat dihubungi Tempo, siang ini. Menurut dia, sebanyak 400 orang dijadwalkan hadir dalam kegiatan itu. Tak sekadar berdoa untuk 40 hari wafatnya Gus Dur, acara ini sekaligus akan diisi oleh sarasehan dan deklarasi Merajut Merah Putih. Merajut Merah Putih adalah kegiatan pengumpulan kain merah dan putih dari masyarakat umum. Kain sumbangan ini akan dijahit menjadi bendera merah putih. Rencananya, bendera yang dihasilkan akan dibentangkan di Candi Borobudur pada seribu hari wafatnya Gus Dur. Dia mengatakan, rangkaian kegiatan ini diberikan sebagai penghargaan terhadap Gus Dur. Dengan kegiatan itu, Forum berniat mengingatkan masyarakat tentang semangat humanisme dan plurarisme yang diajarkan Gus Dur semasa hidup. “Perbedaan itu ternyata indah,” kata dia. Adapun di Klenteng yang terletak di Jalan Pemuda 100 Muntilan, Magelang, persiapan doa bersama telah dilakukan. Sejumlah pekerja sibuk memasang tenda dan panggung di halaman Klenteng. Selembar spanduk bergambar Gus Dur dan bertulis tema kegiatan dibentangkan sebagai latar panggung. Seorang jamaah Klenteng, Liem Nam Joeng, mengatakan sangat tertarik dengan kepribadian Gus Dur, baik sebagai agamawan, budayawan maupun negarawan. Semasa menjabat sebagai presiden misalnya. Gus Dur tak membeda-bedakan suku, golongan, dan agama warga Indonesia. Sebagai agamawan, lanjut dia, Gus Dur tak pernah canggung harus bergaul dengan umat beragama apapun. “Belum tentu ada lagi nanti pemimpin sebaik Gus Dur di Indonesia,” kata dia saat ditemui Tempo, siang ini. ANANG ZAKARIA
Sumber: http://www.tempointeraktif.com/hg/nusa/2010/02/07/brk,20100207-224061,id.html.
==batas==
Liputan6.com, Magelang: Sejumlah seniman di Magelang, Jawa Tengah, membuat patung mantan Presiden Abdurahman Wahid alias Gus Dur. Empat patung dalam berbagai refleksi itu untuk memperingati 40 hari meninggalnya Gus Dur.
Empat buah patung masing-masing diberi nama, Sinar Hati Gus Dur, Presiden di Sarang Penyamun, Gunung Gus Dur, dan Gladiator Gus Dur. Sesuai dengan karakter Gus Dur yang selalu ceria, patung juga dibuat dengan ekspresi lucu, jenaka dan bersahabat. Masing-masing patung punya makna tersendiri. Gladiator Gus Dur misalnya, menggambarkan sosok cucu pendiri Nahdlatul Ulama yang berani melawan tirani kekuasaan dan memberantas ketidakadilan. Ismanton, salah seorang seniman mengatakan, pembuatan patung sebagai bentuk kecintaan mereka kepada Gus Dur. Selain itu agar masyarakat dapat terus mengenang Gus Dur beserta ajaran dan prinsip hidupnya. Lebih jauh Ismanto menuturkan, Gus Dur di kalangan seniman dipandang sosok yang sederhana dan mampu mempersatukan perbedaan pendapat, budaya, dan perbedaan keyakinan. Gus Dur juga dianggap selalu mampu mengambil posisi bersama rakyat.(ARL/JUM) Sumber: http://berita.liputan6.com/sosbud/201002/262523/Empat.Patung.untuk.Gus.Dur
==batas==
Hujan Deras Guyur Tebuireng, Peziarah Gus Dur Tak Surut Minggu, 07 Februari 2010 | 20:30 WIB TEMPO Interaktif, Jombang – Satu setengah jam hujan lebat mengguyur Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur. Hujan mengguyur mulai pukul 17.30 WIB hingga 19.00 WIB. Namun, hujan tak menyurutkan gelombang kedatangan peziarah yang menghadiri peringatan 40 hari wafatnya mantan Presiden Republik Indonesia Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. Dengan membawa payung dan jas hujan, peziarah terus berdatangan ke kompleks pondok tempat presiden ke empat itu dikebumikan. Hujan sempat membuat beberapa titik lapangan tergenang. Tatanan kursi yang berada di bawah tenda pun basah karena bocor. Panitia acara juga sempat dibuat kelabakkan mengatur dan menutup beberapa alat elektronik. Saat ini hujan sudah reda. Hanya gerimis yang masih terus mengguyur kompleks pondok di selatan Kabupaten Jombang ini. Ketua Pengurus Pondok Pesantren Lukman Hakim menegaskan, jadwal acara tidak akan berubah. Tahlil tetap akan digelar usai salat Isya. “Setengah delapan kami mulai,” kata dia. Tokoh yang sudah datang adalah Mahfudz MD. Tak ketinggalan aktris kondang Dorce Gamalama telah tiba lebih dulu. Adapun Kiai Musthofa Bisri alias Gus Mus, yang didaulat sebagai penceramah belum tampak di lokasi. Beberapa pengurus menyebut Gus Mus masih dalam perjalanan. Muhammad Taufik Sumber: http://www.tempointeraktif.com/hg/nusa/2010/02/07/brk,20100207-224130,id.html ==batas==
1.000 Orang Peringati 40 Hari Wafatnya Gus Dur
Didit Tri Kertapati – detikNews ![]() <a href=’http://openx.detik.com/delivery/ck.php?n=a59ecd1b&cb=INSERT_RANDOM_NUMBER_HERE’ target=’_blank’><img src=’http://openx.detik.com/delivery/avw.php?zoneid=24&cb=INSERT_RANDOM_NUMBER_HERE&n=a59ecd1b’ border=’0′ alt=” /></a>
Jakarta – Selain di Jombang, peringatan 40 hari wafatnya Gus Dur juga diperingati di kediamannya, Jl Warung Sila, Ciganjur. Bukan hanya tahlilan, doa dari lima agama pun dipanjatkan untuk mantan Presiden RI ke 4 itu. Sekitar 1.000 orang sudah memadati rumah Gus Dur. “Ada juga pengantar doa bersama dari lima agama, yakni Katolik, Hindu, Budha, Protestan dan Konghucu,” ujar Zastrow, Ketua Panitia Peringatan 40 Hari Gus Dur ketika ditemui detikcom di Ciganjur, Jakarta Selatan, Minggu (7/2/2010). Acara akan digelar mulai pukul 20.00 WIB. Tempat pelaksanaan acara akan digelar di Masjid Al Munawwarah, tidak jauh dari rumah Gus Dur. Hingga kini, sekitar 1.000 massa telah tiba dari luar kota, seperti Cirebon, Pati dan Tasik. Acara akan dibuka dengan tahlil dari KH Said Agil Siradj, juga ada doa dari Habib Assegaf, dan ditutup oleh Muqsid Gozali. Keluarga Gus Dur yang akan mewakili memberi sambutan adalah Zanuba Arifah Chafsah atau dikenal Yenny Wahid. Selain itu, ada juga penyerahan buku sejuta doa untuk Gus Dur, pemutaran VCD perjuangan Gus Dur, senandung doa oleh penyanyi Ebiet G Ade, dan pembacaan puisi untuk Gus Dur. Saat ini, ratusan orang sudah mulai nampak di sekitar lokasi. Puluhan pedagang juga sudah mulai tumplek di lokasi acara. Selain menjual makanan, banyak pula pedagang yang memanfaatkan dengan menjual baju kaos bergambar Gus Dur. Sumber: http://www.detiknews.com/read/2010/02/07/180115/1294707/10/1000-orang-peringati-40-hari-wafatnya-gus-dur
==batas==
Minggu, 7 Februari 2010 | 9:55 WIB | Posts by: Sugeng Wibowo | Kategori: Berita Terkini, Headline, HotNews |
Yang cukup istimewa adalah di Kota Malang. Di Lembaga Pemasyarakatan (LP) Kelas I Lowokwaru, 500 narapidana (napi) mengumandangkan kalimat tahlil di dalam penjara untuk mendoakan Gus Dur, Sabtu (6/2) pagi. Ke- 500 napi itu berbaur dengan para petugas LP di Masjid At Taubah di kompleks penjara. Yang lebih istimewa lagi, tahlilan itu dipimpin seorang napi bernama H Abdul Azis. Bibirnya terus bergerak membaca lafal doa. Sesekali matanya terpejam. ”Kami melantunkan tahlil untuk Gus Dur yang kami anggap sebagai seorang pemimpin, kiai besar sekaligus pahlawan,” kata seorang napi kepada Surya, di sela-sela acara. Kebanyakan napi yang mengikuti tahlilan memakai baju koko dan peci putih. Sebagian mereka yang tak memakai baju koko, datang dengan memakai baju terbaik mereka. Sementara di samping pemimpin tahlil H Abdul Azis, duduk pula Kepala LP, I Wayan Sukarte, dan para sipir. Mereka tenggelam dalam suasana khidmat, mengikuti kalimat tahlil yang lebih dulu diucapkan H Abdul Azis, narapidana tervonis hukuman 12 tahun penjara itu. Ketika tahlil sekitar satu jam itu usai, Surya sempat penasaran dengan napi yang memimpin tahlil tersebut. Ketika Surya mendekat hendak menyapa, ternyata H Abdul Azis yang terlihat sudah agak renta itu menyalami kemudian memperkenalkan diri. ”Anda belum kenal saya? Pernah dengar kasus pembunuhan Ketua Dewan Syuro PKB asal Lumajang KH Asmuni Ishaq tahun 2003, saya-lah salah satu pelakunya. Saya bersama napi yang lain di sini semua mendoakan Gus Dur, yang kami anggap sebagai seorang kiai besar, seorang pemimpin, dan seorang pahlawan,” kata H Abdul Azis. “Bagi kami, Gus Dur adalah seorang auliya’ . Sudah seharusnya seorang auliya’ mendapat penghormatan dengan cara ini,” sambung H Azis. Wayan, sang Kepala LP, mengatakan, pihaknya memang memberi kebebasan bagi napi untuk mengadakan acara ini. Kata Wayan, ide ini diutarakan oleh para napi sendiri belum lama ini. “Pak, apakah kami boleh mengadakan tahlil untuk 40 hari wafatnya Gus Dur,” kata Wayan menirukan permintaan para napi. Wayan mengatakan, tak ada alasan untuk menolak permintaan itu. Menurutnya, inilah bentuk penghormatan yang bisa dilakukan para napi. “Mereka itu kan juga rakyat seperti saya dan Anda. Mereka pernah dipimpin juga oleh Gus Dur. Dan inilah cara mereka menghormati pemimpin mereka itu,” ucap Wayan. Para napi mengadakan pengajian dan istighotsah sebenarnya bukan barang baru di LP Lowokwaru. Tiap Kamis malam, para napi rutin mengadakan pengajian bersama. Bahkan, LP ini punya blok khusus yang sering disebut para penghuninya sebagai ‘blok pesantren’. Dan pemimpin blok pesantren ini adalah H Abdul Azis. 40.000 di GOR Ken Arok Panitia mengerahkan segala upaya untuk mengamankan acara itu, antara lain, mengerahkan lebih dari 200 personel Banser. Tentu saja, kekuatan sebanyak itu kurang. Panitia juga dibantu ribuan petugas keamanan dari berbagai instansi. Menurut Drs Sutiaji, ketua panitia, mereka yang akan mengikuti kegiatan ini, antara lain, ribuan siswa SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA di bawah naungan Ma’arif bersama para guru, ribuan anggota dari seluruh ranting Muslimat, Fatayat, ranting NU, Ansor, PITI, dan lainnya. ”Selain itu, para tokoh dan komunitas lintas agama se-eks Karesidenan Malang juga kami undang,” papar Sutiaji, Sabtu (6/2). Kegiatan ini juga dihadiri seorang pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Bahrul Ulum Tambakberas, Jombang KH Sulton Abdul Hadi, sebagai wakil keluarga yang akan memberikan sambutan, dan Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf (Gus Ipul). Pada kegiatan ini juga akan digelar testimoni tentang Gus Dur. ”Tujuan kegiatan ini mendoakan Gus Dur dan apabila Gus Dur punya kesalahan mohon dimaafkan. Selain itu juga untuk mengenang pemikiran-pemikiran Gus Dur,” pungkas Sutiaji Menurut Sutiaji, dalam peringatan hari ini akan ada testimoni pengagum Gus Dur dari Sudan. Sejak Sudan dilanda pertikaian antaretnis di bagian selatan negeri Muslim di Afrika itu, PBNU telah beberapa kali diajak berembuk oleh pimpinan tetinggi negeri itu untuk menyelesaikannya. Saat ini terbilang puluhan mahasiswa Indonesia mendapat beasiswa untuk belajar di beberapa universitas di sana. Kedekatan secara agama dan budaya itu memungkinkan Sudan dengan Indonesia dan dengan pimpinan NU, khususnya untuk membicarakan berbagai persoalan bersama. Dihadiri 41 Kiai Ketua MUI Jatim KH Abdusshomad Bukhori memimpin pembacaan Yasin dan tahlil yang pertama. Para jemaah itu berdatangan dari berbagai daerah. Tampak hadir sedikitnya 41 kiai antara lain KH Sholeh Kosim asal Sepanjang, Sidoarjo. Juga Kepala Kantor Kanwil Depag Jatim Drs H Imam Haromain Asyhari MSi. Bagi jemaah yang hadir dan lewat di pintu samping, panitia membagikan buku yasin gratis. Juga tersedia meja yang menjual buku tentang Gus Dur karya Jaya Suprana berjudul “Gus Dur Presiden Akherat” yang dijual seharga Rp 50.000 per buku. Usai pembacaan Yasin dan Tahlil, dilanjutkan pembacaan ayat suci Alquran, yang disambung sambutan dari panitia acara, H Indro Siswanto. Setelah itu, KH Solahuddin Wahid (Gus Solah), mewakili keluarga memberikan sambutan. Gus Solah mengucapkan terima kasih kepada negara dan kepada seluruh masyarakat yang telah memberi perhatian besar pada meninggalnya Gus Dur. Terakhir Gus Solah mengingatkan bahwa pluralisme yang diajarkan Gus Dur adalah pluralisme sosial, bukan pluralisme agama. ” Yang diajarkan adalah pluralisme hubungan kewargaan, bukan agama,” ujar Gus Solah. Usai sambutan Gus Solah, giliran Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi memberikan tausyiah. “Ini sesuai dengan hadis yang berbunyi ‘Sebutsebutlah kebaikan-kebaikan orang yang sudah wafat,” kata Hasyim yang dilanjutkan dengan cerita awal perkenalannya dengan Gus Dur pada 1975. ab/rie Sumber: http://www.surya.co.id/2010/02/07/tahlil-40-hari-gus-dur-bergema-di-penjara.html ==batas== Ratusan ummat muslim menghadiri acara mengenang 40 hari wafatnya KH Abdurrahman Wahid di Masjid Al Akbar, Surabaya, kemarin (6/2). (foto: Angger Bondan/Jawa Pos)
SURABAYA — Kumandang salawat menggema di dalam Masjid Al Akbar Surabaya (MAS) tadi malam (6/2). Lantunan pujian kepada Nabi Muhammad SAW itu mengiringi langkah ribuan jamaah yang berduyun-duyun mengikuti tahlil 40 hari wafatnya KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur).Sebelum tahlilan, sekitar delapan ribu jamaah tersebut melantunkan surat Yasin terlebih dahulu. Ketua MUI Jatim KH Abdusshomad Buchori memimpin pembacaan Yasin. Sedangkan acara tahlilan baru dimulai sekitar pukul 19.30 yang dipimpin Rais Syuriah PC NU Sidoarjo KH Rofiq Siroj.
Setelah tahlilan, KH Salahuddin Wahid alias Gus Solah mewakili keluarga Gus Dur memberikan sambutan. Selain menyampaikan terima kasih kepada peserta tahlilan, Gus Solah menyinggung konsep pluralisme yang selama ini dikampanyekan kakak kandungnya itu. “Jangan sampai orangnya sudah tidak ada, tetapi masih menjadi pro-kontra,” tegas Gus Solah. Dia mengingatkan, ide pluralisme Gus Dur dibagi dua konsep. Pertama, pluralisme sosial atau kekeluargaan. Kedua, pluralisme agama. “Dua paham itu harus dibedakan secara tegas,” ungkap Gus Solah. Gus Solah mengatakan, Gus Dur menolak pluralisme agama. “Di mata Gus Dur, agama yang paling benar adalah Islam,” tegas Gus Solah. Meski demikian, Gus Dur tidak membenarkan seseorang memaksakan agama kepada orang lain, apalagi mengafirkan penganut agama lain. “Apalagi, sesama muslim saling mengafirkan,” tutur Gus Solah. Menurut dia, Gus Dur lebih setuju pluralisme sosial yang cocok dikembangkan di tanah air. Sebab, di Indonesia ini terdiri atas bermacam suku dan budaya. Dengan semangat tersebut, seluruh suku dan budaya yang ada di negeri ini adalah baik. Gus Solah menegaskan, jika perbedaan tersebut tidak dijaga, Indonesia bisa pecah. “Inilah yang tidak diinginkan oleh Gus Dur,” jelas kiai kelahiran Jombang, 11 September 1942, itu.Pendapat Gus Sholah tersebut dipertegas KH Hasyim Muzadi. Ketua umum PB NU itu mengatakan, banyak pemikiran Gus Dur yang sulit dipahami umat. Akibatnya, banyak umat yang salah paham terhadap Gus Dur. “Salah satunya, ya konsep pluralisme tadi,” ungkap Hasyim. Menurut Hasyim, Gus Dur lebih memilih pluralisme sosial daripada pluralisme agama. Sebab, pluralisme sosial jelas dapat menguatkan sendi-sendi persatuan tanah air. Selain mengurai pemikiran Gus Dur, Hasyim membeber sejarah pemikiran Gus Dur. Hasyim menuturkan, pertama bertemu dengan Gus Dur sekitar 1975. Waktu itu, Gus Dur menjadi pengajar umat Kristen yang tergabung dalam GKJW (Gereja Kristen Jawi Wetan). Saat itu, pilihan Gus Dur tersebut menyulut para kiai. Menghadapi gunjingan tersebut, Gus Dur malah menganggap enteng. “Nanti kan mengerti sendiri,” kata Hasyim menirukan jawaban Gus Dur waktu itu. Setelah dipikir-pikir, Hasyim menyimpulkan, ternyata tindakan Gus Dur memang tidak salah. Sebab, orang Kristen itu adalah salah satu bagian dari Indonesia. Terlebih lagi, selama mengajar dulu, Gus Dur mulai meluruskan anggapan orang Kristen terhadap Islam. (wan/agm) Sumber: http://www.jpnn.com/index.php?mib=berita.detail&id=57648
==batas==
|