www.infodiknas.com
Dari Belum Ada Listrik Sampai Kekurangan SDM ———————————————————————————————————————— |
|
Semua yang hadir di ruang pertemuan SMA Negeri 2 Kota Palu sontak bertepuk tangan begitu Palu mendapat giliran pertama saat digelar teleconference dengan Mendiknas Bambang Sudibyo, seusai peresmian Jejaring Pendidikan Nasional (Jardiknas) oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, pertengahan Maret lalu. Tanpa diduga, Mendiknas yang saat itu tengah berada di Nusa Dua Bali memilih berdialog pertama kali dengan Palu dari sebanyak 20 peserta teleconference yang ikut serta. Walikota Palu Rusdy Mastura segera terlibat pembicaraan jarak jauh tersebut. “Tolong dari Palu muncul juara olimpiade seperti Fisika dan lain-lain. Jangan ketinggalan dengan daerah lain,” begitu pesan Mendiknas lewat televisi berukuran 54 inch tersebut.
Persiapan Jardiknas Sekolah di Palu Tidak semua daerah di Sulteng bisa terkoneksi dengan Jardiknas lantaran terbentur kendala belum adanya listrik, seperti di daerah Morowali dan Buol. “Padahal Dinasnya sudah mengadakan peralatan,” begitu penuturan pria yang sehari-hari dipercaya sebagai pengajar TIK di SMK Negeri 2 Kota Palu ini. Solusinya, lanjut Badarudin, dengan menggunakan tenaga surya. “Hanya saja untuk pengadaannya butuh dana lagi. Ini yang lagi dipikirkan Dinas.” Khusus Parigi Moutong, pembangunan Jardiknas masih menunggu hingga posisi Kepala Dinasnya terisi menyusul adanya pergantian pimpinan lama. Sementara Kota Palu sendiri hingga kini belum tergabung dengan Jardiknas. Pasalnya, rencana semula ibu kota provinsi ikut dalam jaringan Inheren (Indonesia Higher Education Network) mengingat universitas di ibu kota provinsi, dalam hal ini Universitas Tadulako, didukung kapasitas hingga 8 Mbps. Kabar ini, sempat membuat jajaran Dinas dan sejumlah kepala sekolah SMA maupun SMP Kota Palu resah. Apa pasal? “Karena kami sangat mengharap bisa segera mendapatkan akses Jardiknas juga. Kami ingin maju seperti lainnya,” tutur Abdul Khair Mahmud, Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Kota Palu.
Syukurnya, dalam perjalanan terjadi perubahan. Menurut Kabag Tata Usaha Dinas Pendidikan Kota Palu, Runci Jagantina, Kota Palu juga akan mendapat akses Jardiknas seperti daerah lainnya dalam waktu dekat. Ditambahkan Runci, bila Kota Palu bisa segera terkoneksi Jardiknas, akan memudahkan pengiriman data pokok pendidikan (Dapodik) seperti: NPSN (Nomor Pokok Sekolah Nasional), NISN (Nomor Induk Siswa Nasional), dan NUPTK (Nomor Unik Pendidik dan Tenaga Kependidikan). Untuk diketahui, meski belum ada Jardiknas, Dinas Kota Palu sudah menuntaskan pengumpulan data Dapodik lebih awal daripada kabupaten lain. “Karena kami menjadi percontohan untuk Sulawesi Tengah,” ujar Runci lagi. Alhasil, sebagian data dikirim dengan cara dial up.
Jardiknas Provinsi Dalam waktu dekat, masing-masing komputer di ruang kepala, wakil kepala, dan kepala subdin bakal dilengkapi webcam. Targetnya, antara kepala, wakil kepala, dan kepala subdin bisa menggelar rapat tanpa harus bertatap muka secara langsung. Hanya saja, rencana ini harus didahului dengan pelatihan terlebih dahulu. Maklum, kepala, wakil kepala, dan kepala subdin belum terbiasa mengoperasi komputer untuk bekerja secara elektronis termasuk teleconference. “Mudah-mudahan dalam waktu dekat, kami sudah bisa menggunakan fasiltas Jardiknas secara maksimal untuk berkoordinasi dengan pusat, daerah lain, internal kantor di tingkat provinsi maupun kabupaten,” kata Alpin.
Menyiapkan SDM Syukurnya minimnya SDM TI di daerah, direspon oleh pusat dengan memberikan beasiswa secara nasional kepada lulusan SMKN bidang teknologi informasi. Mereka bisa mendapatkan beasiswa D3 TKJ (Teknologi Komunikasi dan Jaringan) atas rekomendasi dari Diknas Pendidikan tingkat II tempat mereka akan mengabdi. Jadi, sembari menimba ilmu mereka diberi amanah sebagai penanggung jawab Jardiknas di tingkat II. Dengan cara ini, diharapkan lulusan TI di SMKN termasuk Sulteng bisa jadi penanggung jawab Jardiknas di daerah mereka sendiri. Sumber: http://www.majalaheindonesia.com/Jardiknas_E19.htm |