MAN 2 Jombang Pondok Pesantren Darul Ulum Rejoso, Peterongan Jombang menggelar festival Bulan Bahasa. Pembukaan festival berjalan meriah. Para santri terlihat begitu antusias mengikuti kegiatan yang digelar di aula madrasah, Rabu kemarin (27/10).
Pantauan di lokasi, pembukaan event itu dimulai pukul 09.00. Hadir dalam acara perwakilan dari Pondok Pesantren Darul Ulum H M. Afifuddin Dimyathi dan Musthofa Kepala MAN 2 Jombang, serta para guru dan staf. Para santri terlihat antusias ambil bagian dalam event ini.
Musthofa Kepala MAN 2 Jombang menuturkan, Bulan Bahasa merupakan puncak dari serangkaian kegiatan yang sudah dilaksanakan. ”Jadi hari ini (kemarin, Red) adalah Bulan Bahasa yang dikemas dalam bentuk tiga kegiatan. Maulid Nabi Muhammad SAW dan HSN (Hari Santri Nasional, Red) serta Sumpah Pemuda,” kata Musthofa.
Dijelaskan, agenda itu dihelat selama dua hari atau berakhir hari ini (28/10). ”Sebelumnya sudah ada kegiatan untuk anak-anak, seperti lomba puisi, lalu karya tulis pendek dan sebagainya. Sebagai festival Bulan Bahasa,” imbuh dia.
Dikatakan, peringatan HSN diharapkan bisa menamkan jiwa pahlawan pada para santri. Menegakkan keberadaan santri sebagai umat yang beradab. ”Sementara mauludan ini sebagai ungkapan rasa cinta kita kepada Rasulullah,” sambung Musthofa.
Pihaknya juga sudah menyiapkan 30 tumpeng. Seluruhnya berasal dari guru madrasah setempat untuk diberikan kepada para santri. ”Memang untuk hari santri kita mencoba buat ikon sejumlah 30 tumpeng. Pertama, kita semua hakikatnya santri, biarpun sudah mengabdi di madrasah. Kedua, tumpeng ini bentuk syukur kita,” tutur Musthofa.
Sementara itu H M. Afifuddin Dimyathi perwakilan Ponpes Darul Ulum menjelaskan satu per-satu kegiatan itu. Utuk mauludan misalnya, merupakan bentuk cinta kepada Rasulullah. ”Jadi yang dituju para ulama itu bagaimana bisa melihat kanjeng nabi. Sehingga ada kalimat atau motivasi terbesar, masuk surga itu bisa bertemu Rasulullah,” kata M. Afifuddin dalam sambutannya.
Berikut mereka yang berada di ponpes, menurut dia juga menjadi salah satu upaya bisa melihat wajah Rasulullah. ”Mondok ini kan bisa melihat kiai kita, kemudian kiai kita bisa melihat wajah gurunya, wajah gurunya juga sama bisa melihat wajah gurunya dan seterusnya. Sehingga nyambung. Sampai akhirnya bisa melihat wajah Rasulullah,” imbuh dia.
Tidak hanya itu, untuk HSN dan peringatan Sumpah Pemuda dia mengharapkan para santri yang kini masih muda diharapkan punya lima sifat. ”Pertama, beriman pada Allah, kedua pemuda atau santri harus punya jaringan cari teman sebanyak-banyaknya. Ikatan hati harus kuat, nanti akan berguna di masa depan,” tutur Afifuddin.
Ketiga lanjut dia, pemuda harus berani. ”Keempat pemuda itu harus tahan uji, dan terakhir pemuda harus punya guru atau tutor. Karena kalian tidak bisa jalan sendirian,” kata Afifuddin.
(jo/riz/jif/JPR)
SUMBER