Ada pemandangan berbeda dalam pawai alegoris memperingati 17 Agustus di Kabupaten Lombok Timur (Lotim) tahun ini. Biasanya, penonton melihat siswa siswi berbaris menggunakan beragam busana adat, profesi, dan lainnya. Namun, kali ini ada kontingen yang mencuri perhatian dengan penampilannya.
Adalah di barisan siswa MAN 1 Lotim, tampak para siswa Kelas X MIA 3 menggunakan seragam ala pemulung dengan wajah dicat putih semua. Sambil membawa karung, mereka memunguti sampah plastik di sepanjang jalan yang dilalui. Ternyata, ini adalah kegiatan perdana mereka mengkampanyekan Gerakan SASTIK (Siswa Anti Plastik).
“Ini pertama kali kami pawai, tapi mungutin sampah, seru dan edukatif, kami sebelumnya enggan untuk memungut sampah. Namun hari ini kami semua belajar untuk lebih peduli lingkungan,” ungkap Tegar dan Anggi, siswa MAN 1 Lotim di sela-sela memungut sampah, Kamis, 15 Agustus 2019.
Menurutnya apa yang dilakukan pihak sekolah sangat tepat dalam memberikan pendidikan bagi siswa, sehingga bisa diaplikasikan di tengah masyarakat.
Sementara Wali Kelas X MIA 3, Jien Raharja, menjelaskan, gagasan ini awalnya muncul sebagai alternatif agar siswa bisa berkreasi dan menampilkan konsep yang lebih variatif dalam pawai. Namun, ternyata bisa diaplikasikan sebagai sebuah gerakan positif. Terlebih dalam pawai seperti ini, potensi sampah plastik sangat besar, karena pesertanya mencapai ribuan.
“Saya sampaikan ke siswa, bayangkan jika semua peserta minum air mineral saja, sudah berapa banyak sampah plastik terkumpul. Belum lagi yang makan permen, bungkus cilok, kue, dan lain-lain. Siswa sepakat, dan mereka antusias menjadi ‘relawan sampah plastik’ dalam pawai ini,” ungkap Itho – sapaan akrab vokalis The Datu ini.
Jien menambahkan, ide Sastik ini sebagai permulaan dan berharap tidak berhenti di pawai ini saja. Apalagi potensi sampah plastik banyak di sekolah-sekolah, termasuk di MAN 1 Lotim. Untuk itu, ujarnya, siswa berkomitmen untuk meneruskan gerakan ini. ‘’Ke depan, akan ada program KARSAKU, yakni Tukar Sampah Dengan Buku, konsepnya sudah ada, dan kami akan bekerjasama dengan Bank Sampah di desa-desa. Semoga bisa terwujud,” harapnya.
Di sisi lain, Kepala MAN 1 Lotim M.Nurul Wathoni, menilai gerakan ini patut diapresiasi. Terlebih, Pemprov NTB tengah menggalakkan program Zero Waste, di mana salah satu tujuannya mengurangi sampah plastik. “Ini adalah gerakan yang sederhana, dan bisa diterapkan di mana saja. Kami mengapresiasi dan akan mendukung kepedulian siswa, sekaligus sebagai wujud dukungan kami terhadap program pemerintah NTB dalam menjaga kebersihan lingkungan, semoga bisa diadopsi oleh siswa-siswa lain,” harapnya.
Usai pawai, mereka membawa kumpulan sampah ke depan sekolah dan diangkut oleh petugas sampah dari instansi yang menangani masalah sampah di Lotim. (r)
SUMBER