MALANG – Brand name The Learning University mewarnai gelaran wisuda Universitas Negeri Malang (UM) Sabtu (10/3) ini. Sebuah keberuntungan bagi wisudawan yang dilepas hari ini karena menjadi lulusan pertama yang memakai brand name ini.
“Dengan ruh the learning university maka lulusan UM akan menjadi lulusan yang professional dalam linearitas dan kebervariasan,” ungkap Rektor UM, Prof Dr H Suparno kepada Malang Post kemarin.
Dengan brand name dan logo yang sudah di SK kan oleh Rektor ini maka UM pun menjadi perguruan tinggi berkarakter. Sebab menurutnya institusi yang bermartabat harus memiliki karakter. Karena itu rencana induk pengembangan (RIP) UM 20 tahun kedepan berangkat dari brand name ini.
Dengan identitas ini mahasiswa tidak hanya belajar dikampus tetapi juga memetik pelajaran dari kampus. Selanjutnya, lulusan masih perlu belajar dan membelajarkan orang lain dengan pegangan prinsip-prinsip belajar sepanjang hayat (life-long learning), Pendidikan sepanjang hayat (life-long education), pendidikan untuk semua ( education for all), pendidikan untuk pendidikan berkelanjutan (education for suistainable development), pembelajaran dengan saling asah, asih dan asuh, dan tiga pilar perilaku guru dan pemimpin ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri andayani.
”Lulusan UM diharapkan dapat memberdayakan hasil belajar yang diperolehnya dari kampus dan bisa berkarir di lapangan kerja yang lebih luas,” harapnya.
Lebih jauh pria kelahiran Tulungagung ini menuturkan saat ini UM sudah mampu membangun mindset sebagai perguruan tinggi besar. Salah satunya dengan keberadaan Graha Cakrawala yang menjadi icon bagi UM. Sehingga masyarakat tidak lagi keliru menyebut UM dengan perguruan tinggi lain. Tak hanya graha Cakrawala saja, kedepan sejumlah unit corporasi pun siap dibangun. Diantaranya penataan wisma Tumapel milik UM menjadi the Heritage Hotel. Ada pula rencana plaza akademik, hotel berbintang, pom bensin hingga pusat pelatihan dan training. Semuanya akan dikelola oleh unit non struktural dalam badan corporasi UM. Pusat pemberdayaan aset ini akan menjadi bisnis yang non profit dan menjadi income generating untuk membangun UM.
”Semakin tinggi pendapatan maka pendidikan yang kami berikan bisa semakin murah dan terjangkau untuk semua,” tegasnya.
Sebentar lagi OTK dan Statuta UM versi BLU akan terbit dan dengan OTK baru itu akan ada revitalisasi manajemen kelembagaan. Sesuai dengan jiwa BLU, layanan yang memadai menjadi salah satu fokus utama dalam menajemen institusi. Pada simpul manapun, seorang pejabat dituntut mampu mewujudkan kemampuan UM dalam memberikan layanan prima kepada masyarakat dan pemangku kepentingan (stakeholders).
Dalam sambutannya dihadapan wisudawan ia berpesan sebagai lulusan UM, wisudawan telah dibekali pengetahuan dan keterampilan serta bekal hidup yang memadai. Dengan andalan empat kecerdasan, spiritual, intelektual, sosial dan emosional maka lulusan bisa segera mengintegrasikan diri dengan lingkungan. Lulusan harus mampu memanfaatkan dan menciptakan kesempatan dan mampu berkompetisi secara sehat dan sportif. Menjadi lulusan yang tidak hanya menjadi pencari kerja, tetapi juga menjadi pencipta kerja.
”Keberhasilan sangat bergantung pada kepiawaian dalam membaca peluang dan menciptakan peluang untuk memberdayakan diri sebagai insan yang sudah memiliki pengalaman belajar dan kompetisi layak,” pungkasnya. (oci/sir/eno).
— —
http://www.malang-post.com/index.php?option=com_content&view=category&layout=blog&id=67&Itemid=98