MALANG- Ujian tulis seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri (SNMPTN) di Kota Malang hari pertama kemarin sedikit membingungkan pengawas. Sebab sejumlah peserta ujian yang dideteksi memiliki kebutuhan khusus ternyata sebenarnya kondisinya normal.
Seperti terjadi di ruang 168 di SMA Brawijaya Smart School (BSS). Pengawas yang bertugas di ruangan tersebut sejak awal sudah memberi perlakuan khusus kepada peserta yang diketahui tuna rungu. Peserta dengan nama Nurul Fajriyah tersebut hendak diberi toleransi penambahan jam 30 menit untuk menyelesaikan soal.
”Ternyata siswanya tidak mau kami beri tambahan jam, karena dia itu normal tidak menderita apapun,” ungkap Kepala SMA BSS, Suprijadi kepada Malang Post.
Sebelumnya panitia SMA BSS yang sekolahnya menjadi lokasi ujian SNMPTN mendapatkan mandat dari panitia SNMPTN untuk memberi perlakuan khusus kepada peserta tersebut. Tapi ternyata ada kesalahan saat peserta mendaftar online. Ia salah meng klik keterangan kondisi dirinya yang sebenarnya normal pada keterangan yang menyatakan ia menderita tuna rungu atau tuli.
Peristiwa ini ternyata terjadi di beberapa tempat ujian. Sebab tahun ini Panlok Malang mendata ada 39 peserta SNMPTN yang berkebutuhan khusus.
Di lokasi SMA BSS kemarin juga ada satu peserta yang kebingungan mencari lokasi ujian. Gara-garanya nomor ruang yang tertera di kartu pesertanya ternyata salah. Harusnya ia berada di ruang 160 tercetak di kartu nomor ruangnya 168.
Sementara itu data yang dihimpun panitia lokal Malang disebutkan sebanyak 1880 peserta ujian SNMPTN absen di hari pertama ujian kemarin. Rinciannya sebanyak 789 peserta absen untuk kelompok IPS, 340 peserta absen untuk kelompok IPC, dan 751 peserta absen untuk kelompok IPA.
”Bisa saja karena sudah diterima di jalur undangan maka mereka sudah tidak ikut ujian tulis,” ungkap Kepala Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan (BAAK) UM, Amin Sidik.
Sebab peserta yang diterima di jalur undangan ini diwajibkan mendaftar ulang pada dua hari yang sama saat ujian SNMPTN berlangsung.
Rektor UM, Prof Dr H Suparno yang kemarin melakukan pantauan SNMPTN menuturkan secara umum pelaksanaan SNMPTN berjalan lancar.
”Untuk peserta yang difabel (cacat,red) ternyata hanya salah menulis identitas, tapi tidak menjadi kendala dalam pelaksanaan SNMPTN kali ini,” ungkapnya.
Mantan Dekan Fakultas Sastra UM ini menegaskan kesalahan teknis ini tidak akan mempengaruhi penilaian kepada peserta yang salah mengisi identitasnya. Bahkan jika diterima di UM, pihaknya akan siap memberikan layanan sesuai dengan yang dibutuhkannya.
”Kalau memang tes akademiknya lulus maka akan siap dilayani di UM,” tegasnya.
Rektor UM dan juga rektor dari dua PTN lainnya yaitu UB dan UIN kemarin melakukan pemantauan bersama. Sebab Kota Malang kemarin kedatangan tim monev dari pusat. Di UM lokasi ujian meliputi delapan lokasi yaitu Um, SMP Lab UM, SMPN 4, SMAN 8, SMKN 3, Universitas Widyakarya, SD Sriwedari, dan Unmer.
Sementara itu usai pelaksanaan ujian SNMPTN kemarin, Kota Malang pun dikepung macet. Terutama di kawasan Jalan Veteran dan Sukarno Hatta. Hari ini ujian hari kedua kembali akan dilaksanakan dengan materi tes bidang studi IPA dan IPS. (oci).