LANJUTAN Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) untuk Sekolah Dasar di Kota Malang tetap menyisakan beberapa hal menarik hari Kamis kemarin. Sejumlah sekolah favorit memang telah mengumumkan siswa yang diterima atau cadangan pada hari Rabu (27/8) lalu.Namun hingga kemarin, masih banyak wali murid dari siswa cadangan tetap melakukan ‘’gerilya’’ agar anaknya dapat diterima di sekolah favorit tersebut
Budi Setiawan, wali murid dari seorang siswa cadangan SDN Kasin sejak pagi kemarin telah mendatangi sekolah di dekat pertigaan Kasin, Kecamatan Sukun. Pada awal negosiasi dengan pihak sekolah Budi sempat meradang karena anaknya tidak diterima lantaran usianya yang belum genap 6 tahun dan tidak mampu membayar biaya sumbangan untuk pembangunan musala. Namun setelah negosiasi, pihak sekolah luluh dan menerima anak Budi tanpa biaya sedikitpun. “Anak saya usianya memang baru 5,5 tahun. Setelah dari sekolah saya tadi dihubungi dan disuruh kembali ke sekolah dan istriku yang datang. Akhirnya anak saya bisa diterima tanpa biaya,” papar Budi kepada pada Malang Post kemarin.
Nasib berbeda dialami oleh Sulaiman, warga Jalan Danau Rawapening Raya Sawojajar. Akibat putranya tidak diterima di sebuah SDN favorit di Lesanpuro, Sulaiman harus berkeliling sejak pagi kemarin ke beberapa sekolah untuk mencari kepastian nasib anaknya. “Pengumumannya kan kemarin (27/6). Karena tidak diterima, ijazahnya langsung dikembalikan kepada saya. Sejak kemarin siang sampai siang ini saya masih bekum juga menemukan SD favorit untuk anak saya,” kata Sulaiman.
Siang kemarin, pria berkumis ini sedang mencari peluang di SDN Sawojajar 1. “ Hari ini (kemarin,red) sudah ke SD Madyouro, SD Lesanpuro 3, dan SD Sawojajar. Ada SDN yang masih buka pendaftaran seperti di SD Ksatrian, tapi saya cari yang favorit. Ada di tepi jalan, dan lokasinya masih dekat rumah” katanya lagi.
Berbeda dengan Sulaiman dan Budi, nasib Warsih wali murid siswa di SDN Pandanwangi 3 lebih baik. Anaknya mulus diterima. Namun Warsih belum bisa melunasi biaya pendaftaran sebesar Rp 250 ribu dari sekolah. Biaya itu menurut wanita bertubuh subur ini adalah untuk membeli 10 buku tulis, seragam batik dan olahraga, serta keperluan lain.
“Sebenarnya bisa membayar tanggal 27 kemarin, tapi saya bayar tanggal 2 Juli saja. Katanya ini belum semuanya, masih ada biaya-biaya yang lain. Semoga tidak terlalu mahal, jadi tidak perlu berutang untuk membayar,” katanya lagi. Sejumlah sekolah lain juga menarik biaya untuk pembelian buku tulis serta seragam dan keperluan lain dengan biaya yang berbeda-beda.
Di SDN Kasin misalnya, biaya total saat pendaftaran sebesar Rp 300 ribu. Soal biaya buku dan seragam juga mendapat konfirmasi dari pihak sekolah. “Yang penting wali murid tidak dalam keadaan dipaksa dan tidak dalam tekanan untuk menyetujui membayar,” kata Kepala Sekolah SDN Kasin Soelasnoko.
Sekolah favorit memang telah menutup masa pendaftaran dan juga melakukan pengumuman serta melakukan daftar ulang lebih awal dibandingkan sekolah umum. Beberapa diantaranya seperti SDN Kasin, SDN Pandanwangi 1, 3 dan SDN Sawojajar 1. Di SDN favorit masa pendaftaran hanya berjalan selama dua hari saja dan ditutup pada Rabu kemarin.
Menanggapi masih adanya tarikan di jenjang SD,dengan kedok menjual buku dan seragam, orang tua siswa baru sudah diwajibkan membayar ratusan ribu rupiah. Dikbud Kota Malang kecolongan dengan kejadian di lapangan ini. ”Sudah kami konfirmasi ke sekolah tapi katanya tidak ada tarikan apapun, dan memang belum boleh ada tarikan sampai bulan Agustus nanti,” ujar Kabid Pendidikan Dasar Dikbud Kota Malang, Sri Atika W SH MM. (pit/oci/nug).
***
http://www.malang-post.com/edupolitan