KLIK iklan di sebelah berarti mendukung www.infodiknas.com. Tksh.
***
MALANG POST – Jargon Kota Malang sebagai Kota Pendidikan, sudah waktunya diuji kelayakannya. Setelah gagal menempatkan wakilnya di tingkat Jatim dan Nasional lulusan SMA/SMK, hari ini, Malang juga tidak mampu berbicara di tingkat kelulusan SMP/MTs dan SMP Terbuka.
Lebih menyakitkan lagi, dari 18 siswa peraih peringkat total Nilai Ujian nasional (NUN) SMP di Jatim, siswa Malang kalah dengan siswa kota Bondowoso. Anggi Indah Safitri asal SMPN 1 Bondowoso menempati rangking pertama dengan total NUN 39,80.
‘’Hampir sempurna. Jika dirata-rata angka 39,80 hampir mencapai 10 semua nilainya,’’ tandas Harun, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jatim di kantornya, Jumat siang.
Kondisi serupa juga terjadi di jenjang pendidikan Madrasah Tsanawiyah (MTs). Tidak satu pun siswa MTs di Kota Malang dan Malang Raya yang bisa mengharumkan nama daerah. Lagi-lagi, siswa MTs asal Bondowoso yang dikenal Kota Tape bertengger di nomor satu.
Mochamad Adnan Hakiki siswa MTs Negeri 2 Bondowoso berhasil meraup total NUN 39,60 atau rata-rata nilainya hampir mencapai angka sempurna 10. ‘’Siswa ini (Adnan) nilai Matematika 10 dan IPA-nya juga 10,’’ ungkap Harun bangga.
Tidak hanya sampai disitu. Keterpurukan lain juga dialami siswa-siswi SMP Terbuka (SMPT). Dari 10 besar peringkat NUN SMPT tertinggi, rangking pertama diduduki M Abdullah Faqih siswa SMPT Negeri 2 Surabaya dengan total nilai 38,65. Urutan kedua dimiliki SMPT Negeri Pragaan Sumenep dan posisi ketiga SMPT Negeri Bondowoso.
Keprihatinan prestasi siswa-siswi SMP/MTs/SMPT tersebut di atas secara otomatis juga tidak bisa mengkatrol prestasi sekolah secara khusus. Sebanyak 11 sekolah SMP pemegang NUN tertinggi tidak satu pun dari Kota Malang atau pun Malang Raya.
Sekolah rangking tertinggi UN SMP 2011-2012 justru dikuasai SMPI Tarbiyatus Shibyan Sumenep dengan total NUN 38,06, disusul SMPN 1 Lamongan dengan NUN 37,89 dan ketika SMP Roudlotus Sholihin Lamongan dengan NUN 37,88. Selanjutnya rangking lima sampai 10 dikuasai Lamongan, Gresik, Surabaya dan Sidoarjo.
Hal serupa juga terjadi pada sekolah peraih total nilai NUN tertinggi tingkat MTs 2011-2012. Sumenep yang justru dikenal sebagai daerah penghasil Garam ini malah menempatkan sembilan sekolahnya dari 10 sekolah MTs tertinggi di Jatim dan sisa satu sekolah direbut MTs Darussalam Bulubrangsi Lamongan.
Ditanya prestasi tersebut, Harun menyebutkan, capaian pendidikan sekarang ini tidak lagi dimiliki oleh kota-kota besar, yang selama ini dianggap barometer pendidikan di Jatim. Bahkan, ukuran sekolah favorit yang diunggulkan di sebuah kota atau daerah bukan lagi ukuran siswanya pasti berprestasi.
‘’Kesadaran siswa dan orang tua serta guru di semua kabupaten/kota sekarang ini telah merata. Mereka bersama-sama ingin meraih hasil yang terbaik dan tidak mau kalah dengan kota-kota besar,’’ kilahnya.
Sementara itu dari data yang dihimpun Malang Post menunjukkan, dari 546.503 siswa SMP/MTs/SMPT UN 2011-2012 di Jatim hanya 886 siswa saja yang tidak lulus atau hanya 0,16 persen. Sedang grafik kelulusan dari 38 kabupaten/kota di Jatim, angkanya terbilang naik dibanding dua tahun lalu dengan prosentase 99,84 persen atau 545.617 siswa.
‘’Tapi sampai hari ini (kemarin, Red.) kami belum tahu prestasi NUN SMP di tingkat nasional. Kewenangan menilai dan mengumumkan prestasi tingkat nasional ditangan pak menteri,’’ pungkas mantan Kadinas Pariwisata Jatim ini. (has).
***
http://www.malang-post.com/edupolitan