MALANG – Pengumuman penerimaan peserta didik baru (PPDB) jalur online maupun mandiri, sudah rampung. Namun demikian, masih ada saja orang tua murid yang mencoba datang ke sekolah untuk mendapatkan ‘sisa-sisa’ kursi yang mungkin tersedia.
Seperti di SMAN 10 kemarin. Sekolah yang berada di area Perumahan Sawojajar Kota Malang itu, didatangi beberapa wali murid. Bahkan mereka rela antre untuk bisa menghadap komite sekolah.
‘’Saya ngantarkan ponakan saya. Kemarin milih SMAN 4 dan 1 ternyata gagal lewat online dan mandiri. Ini saya coba kesini siapa tahu bisa dan ada kursi kosong,’’ kata seorang wali murid yang tidak menyebutkan nama.
Selain dia, ada beberapa wali murid yang antre lengkap dengan membawa map berisi kebutuhan pendaftaran dan sang siswa sendiri. Padahal kemarin hari libur dan hanya ada beberapa orang dari komite sekolah.
Kehadiran wali murid baru usai pengumuman jalur mandiri dilakukan mendapat konfirmasi langsung dari Komite. Sekretaris Komite Sekolah SMAN 10, Nungki, mengaku wali murid yang datang hendak berkonsultasi untuk menitipkan anak mereka.
‘’Wali murid yang belum mendapatkan sekolah ini berkonsultasi kepada kami. Komite ini memang wakil wali murid. Tapi saya hanya bisa mendengarkan. Tidak bisa memutuskan soal PPDB. Yang berwenang adalah kepala sekolah,’’ kata Nungki di ruang administrasi SMAN 10 kemarin.
Sedang di tingkat SMP, permasalah yang muncul bukan sekadar mencari kursi sisa, tapi kegundahan wali murid yang terlambat daftar ulang.
Seperti di SMPN 20. Sejumlah wali murid tampak bergerombol menunggu panitia PPBD muncul. ‘’Anak saya kemarin (Sabtu, Red.) belum sempat daftar ulang. Kata gurunya bisa kembali hari ini (kemarin, Red.) atau Senin untuk daftar ulang. Sekarang sepertinya gurunya tidak ada. Semoga besok (Senin, Red.) masih bisa,’’ kata Ani cemas, seorang wali murid yang ditemui Malang Post.
Ani tidak sendiri, setidaknya ada sekitar lima wali murid lain yang memiliki keperluan serupa.
Soal daftar ulang dan pagu yang belum terisi justru sedang menjadi pembahasan di rayon 3 SMPN Kota Malang. RV Sudarmanto yang juga kepala sekolah SMPN 5 berencana untuk membahas bersama terkait aturan baku tentang pendaftar ulang yang terlambat.
‘’Kami juga akan membahas bersama soal itu. Apakah cukup hari Senin atau diberi jangka waktu tambahan selain Senin,’’ katanya kemarin.
Ditemui ditempat yang sama, Kepala Sekolah SMPN 21 Dedy Farid menambahkan, penambahan jangka waktu yang disebutkan nantinya tidak berarti akan menambah pagu semula. ‘’Yang diperpanjang masa pendaftaran ulang saja untuk memenuhi pagu sekolah. Tapi pagu tidak ditambah,’’ lanjutnya.
Disaat yang sama Dedy, juga memberikan klarifikasi terkait adanya pungutan yang dilaporkan oleh salah satu wali murid dari siswanya. ‘’Tidak ada pungutan di tempat saya. Jika ada pembayaran tambahan itu sudah diputuskan bersama dengan komite sekolah dan digunakan semuanya untuk siswa. Namun biaya itu juga tidak saklek. Jika ada wali murid yang tidak setuju tetap bisa mengajukan keringanan,’’ katanya.
Sebelumnya Sofyan, seorang wali murid dari SMPN 21 telah diberikan keringanan dengan bebas SPP selama 2 tahun setelah bertemu dengan pihak sekolah. ‘’Saya dipanggil oleh sekolah dan dibebaskan dari SPP selama dua tahun,’’ aku Sofyan pada Malang Post.
Sementara itu, tahun ajaran baru 2012/2013, dimulai hari ini. Namun siswa baru dari jenjang SMA harus mengikuti proses Masa Orientasi Peserta Didik Baru (MOPDB) yang berlangsung selama tiga hari.
Sebelumnya, semua siswa baru yang diterima di SMA Negeri maupun swasta mengikuti Pra MOPDB.
Gelaran Pra MOPDB tidak digelar secara serempak di seluruh SMA di Kota Malang. Beberapa sekolah sudah menggelar Sabtu (7/7) seperti SMAN 5 Malang, sementara sekolah yang menggelar Pra MOPDB kemarin (8/7) diantaranya SMAN 1 dan SMAN 4 Malang.
Ketua MOPDB SMAN 4 Malang, Dra Endang Zarrawatyk Lilik, mengungkapkan kegiatan ini digelar sejak pagi pukul 07.00 dan akan berakhir pada 11.30.
‘’Kegiatan hanya sampai siang. Karena sudah menjadi ketentuan dari Dikbud untuk tidak menggelar hingga sore hari,’’ terang Lilik, sembari menyebut pelaksanaan MOPDB kemarin berjalan lancar.
Ditambahkan Rendy Hidayatullah, Ketua OSIS SMAN 4, sekalipun ada siswa baru yang terlambat, pihaknya tidak berhak memberikan hukuman. ‘’Tugas kami sekadar mengingatkan barang-barang yang perlu dibawa,’’ katanya.
Jika SMAN 4 Malang menggelar pra MOPDB mulai pagi, berbeda dengan SMAN 1 Malang yang memulainya di siang hari. Hal itu dilakukan karena ada tes psikologi untuk siswa baru terlebih dahulu.
‘’Memang hari ini (kemarin, Red.) merupakan jadwal tes psikologi para siswa baru dan berguna untuk placement mereka di kelas akselerasi. Tes semacam ini dilakukan oleh semua sekolah setiap tahunnya,’’ terang kepala SMAN 1 Malang, Drs Supriyono, M.Si kepada Malang Post kemarin.
Alasannya, mengantisipasi agar peserta tes tetap segar saat mengerjakan tes psikologi yang berlangsung hingga pukul 11.30. ‘’Lagipula pra MOPDB yang kami gelar tidak berlangsung lama. Maksimal hanya sampai 14.00 saja,’’ kata dia. (pit/ayu/avi).
***
http://www.malang-post.com/edupolitan/49976-berburu-kursi-sisa-ppdb