Saat kita bicara tentang penghargaan untuk atlet, maka kita harus tahu tupoksi antara Dispora dan KONI. Dalam hal ini, Dispora lebih pada mengkoordinir olahraga yang ada, sedangkan penyiapan, atlit, prestasi, dan penghargaan ada pada KONI selaku leading sektornya.
Kedepan, prestasi atlit bisa langsung dibina dan diawasi oleh pemerintah karena olahraga merupakan bidang prestasi, dan hal ini sesuai dengan aturan yang ada. Cabang olahraganya pun nantinya akan diperbanyak pada kompetisi olahraga sekelas PON, Seagames, maupun asean games, sehingga diharapkan juga akan semakin memacu prestasi atlit.
Hal itulah yang disampaikan oleh kepala Dispora kota Malang, Hadi Santoso, saat ditemui dikantornya, Jum’at (09/11). Penghargaan dari Dispora untuk atlit kota Malang, diakui pria yang kerap disapa Soni itu, memang belum bisa menunjang kesejahteraannya. “Namun, untuk waktu mendatang, pihak Pemkot Malang akan lebih memperhatikan atlit-atlit yang berprestasi dengan memberikan berbagai kemudahan di berbagai bidang,” jelasnya.
Konkritnya, menurut mantan kepla DPU kota Malang itu, Pemkot akan memberikan beasiswa, layanan kemudahan dibidang kesehatan, dan lain-lain. Jika selama ini orang berpikir beasiswa hanya untuk bidang pendidikan, terang Soni, maka pemikiran itu sudah tidak relevan lagi. Beasiswa pengertiannya sudah luas, seperti halnya nantinya kami akan mengeluarkan kartu khusus bagi atlit yang bisa difungsikan seperti kartu diskon.
Soni mencontohkan, dengan kartu itu, atlit bisa mendapat potongan sekian persen saat naik angkutan, kereta api atau membeli buku di toko buku. “Dengan program seperti itu, bisa menjadi salah satu motivasi bagi atlit dan olahraga ke depan lebih mempunyai harapan lebih,” sambungnya.
Program Pemkot Malang yang juga melekat dan mungkin juga menjadi keinginan para atlit adalah adanya asrama bagi olahragawan ini. Terkait hal tersebut, Soni pengaku sudah mengajukannya kepada Pemkot Malang dan lokasinya akan ditempatkan disekitar Gor Ken Arok yang ada di Jalan M Sungkono, Kedungkandang. “Kami sudah mengajukan dan mudah-mudahan di tahun 2013 mendatang sudah bisa direalisasikan,” harapnya.
Di asrama tersebut, lanjut Soni, nantinya akan menampung atlit-atlit muda yang mempunyai potensi, dan bukan yang sudah profesional. Seperti halnya untuk atlit berpotensi mulai dari usia 12 tahun hingga 17 tahun, untuk semua cabor. “Diatas 17 tahun mereka sudah tergolong profesional dan sudah bisa mandiri,” tegasnya.
Sebenarnya, kata dia, kami juga ingin mempunyai sekolah khusus untuk atlit dan disekolah tersebut nantinya juga harus ada kurikulum khusus juga. “Pencanangan program ini, karena karakter atlit berbeda dengan anak usia sekolah lain pada umumnya. Seperti halnya saat pagi hari mereka harus lari, senam atau jalan kakiĀ untuk menjaga kebugaran kesehatan mereka,” paparnya. (say/tm-BIP).
http://www.malangkota.go.id/mlg_detail.php?own=berita&act=detail&id=121120126367