
GURU. Dulunya, Marzuki Wadeng adalah seorang guru yang kemudian beralih menjadi politikus. Sekarang, dia kembali mengurus olahraga. (FOTO YUSRAN/FAJAR)
PERJALANAN karier Andi Marzuki Wadeng boleh dibilang luar biasa. Saat usianya baru 19 tahun, dia sudah mulai menata masa depannya dengan menjadi pegawai negeri sipil (PNS).
Setamat dari Fakultas Ilmu Keolahragaan UNM, Marzuki langsung mengajar sebagai guru olahraga di SMPN 1 Makassar. Berselang beberapa tahun mengajar di SMPN 1 Makassar, dia kemudian dipromosi untuk mengajar di SMAN 2 Makassar.
Kariernya sebagai guru olahraga terus menanjak. Dia akhirnya dipercaya memimpin SMAN 12 Makassar. Bersamaan dengan kariernya sebagai kepala sekolah, rekan seprofesinya mendaulatnya menjadi Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kecamatan Bontoala.
“Nah dari situlah karier politik saya mulai terbangun. Kebetulan pada saat itu saya ditunjuk sebagai penasihat Golkar Kecamatan Bontoala,” cerita Marzuki.
Seiring dengan kebutuhan Golkar akan pikiran dan kreativitasnya, Marzuki kemudian dipanggil menjadi pengurus DPD Golkar Sulsel. Berkat kemampuan politiknya yang dipadu dengan pengetahuan dan wawasan selama menjadi pengajar, Marzuki terus mendapat tempat di Golkar.
Dia akhirnya sukses menjadi anggota DPRD Kota Makassar selama dua periode, 1987-1999. Karier politiknya sebagai legislator ini berlanjut ke DPRD Sulsel yang juga dua periode, 1999-2009. “Cukup banyaklah pengalaman saya di politik khususnya selama menjadi anggota dewan,” kata Marzuki. (sah)