
Kepada MTsS Almuslim, Tgk Mahdi MA SAg mengatakan, biaya pendidikan di madrasah itu gratis semuanya sama dengan sekolah negeri lainnya. “Bedanya hanya status dan ruang belajar yang mungkin masih kurang,” ujarnya. Saat ini, lanjut Mahdi, madrasah yang didirikan ulama dan tokoh masyarakat Peusangan itu terus berbenah, terutama dalam hal peningkatan displin guru dan pelajar serta penambahan prasarana dan sarana dan kelengkapan buku di perpustakaan.
Cara yang dilakukan untuk mencapai tujuan itu, menurutnya, setiap hari guru piket mengisi formulir tentang jumlah guru yang mengajar pada hari itu, berapa lama guru mengajar, dan masuk tidaknya guru dimaksud pada jam tugasnya. Pada siang hari, kata Mahdi, formulir itu dikembalikan ke bagian Tata Usaha dan akan terlihat guru yang tak hadir dan siapa yang menggantinya.
“Formulir itu direkap setiap akhir bulan dan akhir tahun. Kalau ada pemeriksaan bagaimana tingkat kehadiran guru dan pengisian jam yang kosong dapat dilihat di lembaran itu,” katanya. Kebijakan tersebut, sambung Mahdi, dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan dan proses belajar tak terganggu saat guru berhalangan.
Selain itu, tambahnya, setiap hari pelajar diwajibkan menghafal ayat-ayat pendek. Tgk Mahdi yang baru beberapa bulan dipercayakan memimpin madrasah itu mengatakan, mutu pendidikan sangat tergantung pada kedisiplinan guru dan murid.
* yusmandin idris
profil madrasah
– Nama: MTsS Almuslim Peusangan
– Dirikan: 1 Januari 1982
– Alamat: Desa Paya Cut, Kecamatan Peusangan, Bireuen
– Jumlah guru: PNS empat orang dan honor 14 orang
– Ruang belajar lima unit dan satu perpustakaan
– Jumlah pelajar: 122 orang