Sejak dua bulan silam, kaki Achmad Herwan (19) lumpuh. Maka, pelajar jurusan teknik otomotif kendaraan ringan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Muhammadiyah 2 Magelang, Jawa Tengah, itu mengerjakan ujian nasional (UN) di rumahnya.
Wawan, begitu Herwan dipanggil. Dia sedang mengerjakan soal-soal UN ketika Kompas.com bertandang ke rumahnya di Dusun Mlangen, Desa Menoreh, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang, Selasa (15/4/2014).
Tanpa meja dan bangku layaknya di ruang ujian, Wawan mengerjakan soal-soal ujiannya di ruang tamu rumah keluarganya, beralaskan sebuah kasur kapuk. Meski demikian, dia terlihat bersemangat mengerjakan soal-soal matematika yang menjadi mata ujian hari itu.
Selama proses ujian, Wawan mendapat bantuan dari dua petugas. Satu petugas membacakan soal dan satu petugas lain mengarsirkan lembar jawab komputer (LJK) setelah Wawan mencari jawaban dari soal tersebut.
Kedua petugas terlihat sabar selama Wawan berusaha mengerjakan soal ujian tersebut. Apalagi, Wawan pun sesekali mengatakan dia pusing dan merasakan nyeri di pinggang.
Setelah 90 menit berjibaku dengan soal-soal matematika, Wawan langsung membaringkan badannya di kasur yang sebelumnya menjadi alas dia duduk. Tak sepatah kata pun terucap darinya, meski beberapa awak media yang ada di rumahnya mencoba bertanya.
“Maaf, dia masih pusing,” kata M Toyib (48), ayah Wawan. Dari Toyib cerita soal kelumpuhan Wawan kemudian mengalir. Toyib mengatakan Wawan adalah anak kedua dari empat anaknya. Menurut Toyib, Wawan lumpuh mendadak dua bulan lalu, setelah terpeleset saat hendak mandi di sungai di dekat rumah mereka.
“Kata dokter, Wawan mengalami penyempitan pembuluh darah,” ucap Toyib. Berbagai cara, ujar dia, sudah keluarga upayakan untuk kesembuhan Wawan, mulai dari dokter sampai pengobatan alternatif. Namun, dua bulan berlalu dan belum ada perubahan kondisi Wawan.
Salah satu pengawas yang mendampingi Wawan, Agus Supriyo A, mengaku bangga dengan Wawan. Meski dengan kondisi sakit dia tetap semangat mengerjakan UN.
Menurut Agus, beberapa kali Wawan mengeluhkan rasa sakit di bagian punggung dan pusing. Serangan sakit itulah yang membuat Agus harus membacakan soal dan menunggu jawaban Wawan untuk kemudian pilihan jawaban itu diarsirkan ke LJK.
“Kami iba tapi kami juga bangga. Semangatnya luar biasa untuk tetap membangkitkan mental agar bisa lulus ujian,” kata Agus. Dari seluruh soal, Agus mengatakan dia hanya membacakan 15 di antaranya.
http://edukasi.kompas.com/read/2014/04/16/0507258/Lumpuh.Mendadak.2.Bulan.Lalu.Wawan.Kerjakan.UN.di.Rumah