Konvoi Kocar-kacir Dibubarkan Polisi – Lulusan SMA St Paulus Mandi Bareng Guru.
Pontianak – Dasar bandel, ternyata larangan merayakan kelulusan dengan konvoi sepeda motor dicuekin puluhan siswa dari SMA Bina Mulia, SMK Negeri 2 di Siantan, dan SMA Mandiri di Saigon, seusai pengumuman Sabtu (26/5) petang.
Sebelum konvoi, di sekolah masing-masing para siswa dan siswi itu sudah melakukan aksi corat-coret seragam, saling bertukar tanda tangan dengan kegembiraan berbagai gaya sambil teriak dan tertawa gembira. Sementara para orang tua sebagian masih berkumpul di aula untuk menerima amplop kelulusan.
Puas corat-coret seragam, puluhan siswa mulai ancang-ancang dengan sepeda motor masing-masing. Konvoi pun dimulai dari SMKN 2 Pontianak Utara yang bergabung dengan rekannya dari SMA Bina Mulia, menyeberangi Jembatan Landak.
Setelah tambah ramai, belok ke arah Tanjung Hulu dan bergabung lagi dengan para siswa SMA Mandiri di Saigon yang memang sudah menunggu. Tak ayal, beramai-ramai mereka pawai sambil membunyikan klakson yang menarik perhatian pengendara lainnya.
Mereka memutar jalan arah ke Sungai Ambawang, kemudian menyeberangi Jembatan Kapuas II terus ke Jalan Soekarno-Hatta (Jalan Arteri Supadio). Sambil mengibarkan spanduk dan berteriak-teriak gembira, para siswa menuju arah Kota Pontianak.
Tentu saja aksi hura-hura yang konyol itu mengganggu pengguna jalan raya lainnya yang lumayan padat. Ternyata polisi sudah mengintai dan mengadang dan menghentikan konvoi yang membahayakan itu. Polisi segera menyetop dan mencabut kunci sepeda motor para peserta konvoi.
Celakanya, ada yang nekat dan gugup nyaris menabrak polisi yang menghentikan mereka. Bahkan terjadi tarik-menarik antara polisi dan siswa membuat jalan sempat macet. Ada pula berusaha balik arah dan kabur namun dikejar polisi.
Sebagian mereka masuk ke gang yang ternyata buntu. Setelah kejar-kejaran yang cukup seru, akhirnya mereka menyerahkan diri. Semua yang tertangkap selain diamankan sepeda motornya, juga ditilang sebagai proses hukum.
“Ini setahun sekali, jadi kami sepakat untuk mengadakan pawai meskipun pihak guru sudah tidak memberikan izin,” ungkap Eko, pelajar yang ikut konvoi dan tertangkap polisi.
Begitu pun dengan Sasan, dia tertarik lantas tergoda melihat kawan-kawan konvoi akhirnya tak mau ketinggalan. Dia juga main corat-coret baju dengan kata-kata kenangan serta saling membubuhkan tanda tangan di seragam.
“Saya hanya ikutan jak, Bang, karena kawan ngajak. Kalau tidak saya tidak ikut. Memang benar sekolah sudah melarangnya tapi karena ini kebersamaan, kami ikut,” ungkapnya sambil tersenyum.
Kasat Lantas Polresta Pontianak Kompol Boy Samola yang sempat kerepotan bersama anggotanya sempat geleng kepala dengan tingkah polah para siswa tersebut. Polantas pun diperintahkan tindak tegas dan melakukan tilang di tempat. Sebelumnya mereka sudah diperingatkan untuk tidak melaksanakan pawai.
Selain itu, Boy Samola mengkhawatirkan tingkah anak-anak yang baru saja lulus SMA itu akhirnya melakukan tindak pidana. Sebab kalau pencegahan tidak dilakukan, mereka konvoi membawa bendera yang dikibarkan dari sepeda motor sehingga mengenai pengendara lain.
“Pihak kepolisian sudah menyurati Dinas Pendidikan dan pihak sekolah agar tidak mengadakan konvoi. Ini merugikan orang lain dan berbahaya. Kami tetap menilang dan menahan motornya. Kami akan mengeluarkan motor tersebut jika ada jaminan orang tua sambil menunggu sidang,” tegas Boy Samola.
Sebelumnya, ketika konvoi puluhan siswa itu melewati Pontianak Timur sempat dibubarkan Kompol Bangun, Kabag Op Polresta Pontianak. Ternyata diam-diam mereka berkumpul kembali melanjutkan konvoi ke daerah Ambawang lewat Tanjung Hulu. Bahkan pawai motor itu bertambah dengan pelajar lain untuk konvoi ke arah kota.
“Setelah berada di seberang Jalan A Yani mereka kelihatan dan kami lakukan tindakan. Padahal mereka sudah diingatkan, bahkan diimbau agar tidak melakukan konvoi,” katanya.
Mandi bersama
Pengumuman kelulusan di Kota Pontianak diwarnai berbagai aksi para siswa secara negatif maupun positif. Beragam ekspresi kegembiraan diluapkan, seperti dilakukan para siswa SMA Santo Paulus Pontianak.
Pengumuman kelulusan dirayakan dengan mandi bareng siswa bersama dengan kepala sekolah dan para guru. Tak tanggung, mobil pemadam kebakaran Mitra Jawi didatangkan untuk memasok air.
Usai pembagian amplop kelulusan di aula sekolah, para siswa digiring ke lapangan basket untuk mengikuti “ritual” mandi bersama. Begitu para siswa sampai di lapangan, petugas branwir langsung menyemprotkan air dari dua pipa besar ke arah mereka.
Guyuran air disambut tawa gembira dan gaya masing-masing yang mengundang kelucuan. Ada yang kejar-kejaran dalam kondisi basah. Guru-guru hingga kepala sekolah pun berbaur dengan para siswa yang akan meninggalkan mereka. Aksi coret-coretan seragam juga dilakukan, alasannya disimpan untuk kenang-kenangan.
“Baru tahun ini kita adakan acara siram-siraman seperti ini di kompleks sekolah. Supaya anak-anak tidak keluar untuk berkonvoi ugal-ugalan. Kita ikuti anjuran walikota dan kepolisian,” tutur Bruder Valensius Ngardi, Kepala SMA St Paulus.
Mereka memilih “upacara air” ini karena punya filosofi tersendiri. “Air ini simbol membersihkan diri dari segala dendam dan kejengkelan. Supaya mereka bisa menjadi orang yang berguna setelah lulus nanti,” sambung Ngardi, yang dengan sedih mengatakan dari 284 siswa yang mengikuti ujian, hanya satu yang tidak lulus.
“Padahal dia hanya satu saja yang tidak lulus mata ujiannya. Itu pun beda sangat tipis dengan angka minimal kelulusan. Kita berharap Dinas Pendidikan cepat menggelar ujian susulan agar kelulusan mereka (yang tak lulus) jaraknya tidak terlalu jauh dengan yang sudah lulus sekarang,” harap Ngardi.
Seorang siswa St Paulus menyatakan bersyukur mendapat berita kelulusan dirinya. “Akhirnya perjuangan saya selama tiga tahun, bangun pagi sampai tidur malam untuk bikin PR, berakhir dengan baik,” ucapnya.
Namun begitu, Daniel Sahlendra juga menyimpan kesedihan lantaran harus berpisah dengan teman-temannya. “Rencana mau kuliah ke luar Pontianak. Sedih juga harus berpisah dengan teman-teman. Paling saya ingat adalah latihan dance bersama kelompok kami. Apalagi ingat momen DBL (kejuaraan basket).” (sul)
http://www.equator-news.com/utama/20120527/konvoi-kocar-kacir-dibubarkan-polisi