Selama ini pembelajaran materi kimia kurang benar, terutama kurang memenuhi karakteristik kimia itu sendiri. Sehingga baik guru, dosen tidak utuh dalam penyampaian kepada siswa dan mahasiswa.
Hal tersebut diutarakan oleh wakil Dekan I Fakultas MIPA UM, Prof. Dr. H. Subandi, M.Si. Menurutnya, melalui seminar Nasional Kimia dan Pembelajarannya (SNKP) 2014 akan dikupas inovasi pembelajaran kimia abad 21 dan perkembangan riset kimia.
Kegiatan seperti ini, lanjutnya, sudah menjadi rutinitas di Fakultas MIPA. Sekaligus hasil penelitian harus dipublikasikan, karena penelitian tidak ada gunanya kalau tidak disampaikan.
“Dalam Seminar nanti bisa disampaikan hasil penelitian dipublikasikan, kepada ahli menguji kebenarannya dan di review. Sedangkan bagi yang awam atau perkembangan kimia sejauh ini seperti apa, senyawa apa yang telah ditemukan. Hal ini menjadikan para guru, mahasiswa dan dosen menambah pengetahuan,” katanya.
Selain itu, kata dia, bagaimana mengajarkan materi kimia yang benar dan lengkap kepada siswa dan mahasiswa. Karena, materi kimia harus diajarkan menggunakan logika dan akal. Seperti jenjang SMA/SMK, S1 dan S2.
Dia mengaku mengundang para pakar kimia yang sekaligus menjadi narasumber dalam acara seminar nasional ini. Diantaranya, Pro. Effendy, Ph.D dan Sri Rahayu, Ph,D dari jurusan kimia UM, dan Prof. Yana Maolana Syah dari kimia ITB.
Menurutnya, guru besar ITB akan membicarakan arah dari perkembangan kemajuan kimia organik. Terutama bahan-bahan alam. Karena, negara Indonesia merupakan gudangnya senyawa organik. Baik tanaman, mikroba, hewan dan alga tersedia semua, tinggal bagaimana dilakukan penelitian lebih lanjut.
Sedangkan, Sri Rahayu akan menyampaikan hasil penelitiannya. Semisal, penelitian ekstrak tumbuhan. Kanker dapat disembuhkan melalui obat-obat ekstrak dan alami baik dibuat sebagai jamu ataupun obat herbal.
”Untuk Prof Efendi memaparkan proses pembelajaran di sekolah yang kurang maksimal, dan dijelaskan tatacara pembelajaran yang lengkap,” jelasnya kepada Malang Post.
Dengan harapan, terang dia, didalam penerapan kurikulum 2013 ini lebih ditekankan pada keaktivan siswa. Guru hanya menjadi fasilitator dan memberikan arahan manakala dalam pembelajaran ada kekeliruan data dan materi. Hal ini untuk menggali kreativitas para siswa. Oleh karenanya, seminimal mungkin guru membantu siswa. Sebab, siswa bisa belajar dari buku maupun dari internet dan pedoman lain. “Dengan seminar ini para guru dapat mengajar dan mentransfer ilmu secara benar dan tidak sepotong-potong lagi,” harapnya.
Ia menambahkan seminar ini digelar sekaligus memperingati 50 tahun kimia Fakultas MIPA UM.
Ketua Panitia, Habiddin SPd, MPd menambahkan jika perkembangan ilmu sangat cepat salah satunya adalah kimia. Oleh karenanya, dengan seminar dapat mempertemukan antara pakar kimia, guru, mahasiswa, dosen dan masyarakat akan perkembangan dan kemajuan kimia saat ini. Sekaligus membuka wawasan mahasiswa soal kimia.
“Kami berharap pasca seminar kimia ini, guru dan mahasiswa lebih terbuka wawasannya dan menerapkan pembelajaran secara ringkas dan sesuai koridor,” tandasnya.(mik/adv/oci)
http://malang-post.com/beranda/pendidikan